Arena Bobotoh: Jauhkan Isu “Perang Saudara”
Friday, 29 June 2012 | 15:38Penulis: Gery Hendra Saputra
Beberapa hari terakhir ini, saya mengamati media media membahas tentang perdamaian kelompok supporter PERSIB, Viking dengan kelompok supporter Persija, the jakmania. Sambil tersenyum saya pun berucap “Alhamdulillah, mudah mudahan benar nyatanya”.
Namun ada yang janggal ketika saya melihat timeline twitter, kebetulan saya juga mem-follow akun akun yang biasanya selalu meng update tentang berita terbaru tentang Persib. Saya pun tercengang seketika, saat melihat ada beberapa isu yang sangat teu geunah ditingal (tidak enak dilihat). Ada yang mengatakan bahwa pro-kontra perdamaian dengan the jakmania dikhawatirkan akan menimbulkan “perang saudara” di kalangan bobotoh.
Apa iya? Saya rasa tidak. Apa ada alasan jelas mengapa akan terjadi perang saudara? Dan bila alasannya adalah pihak bobotoh yang tidak setuju akan “berperang” dengan pihak yang setuju, hingga terjadi perang saudara, saya rasa itu adalah alasan terbodoh untuk sebuah isu yang berbahaya.
Damai adalah sebuah kata yang bermakna baik, bertujuan mulia, dan disenangi oleh tuhan dalam semua agama. Jadi sebenarnya tidak perlu ada skenario khusus untuk melakukan perdamaian, apalagi musyawarah untuk mengambil keputusan damai atau tidak.
Bobotoh tercipta di lingkungan sunda yang terkenal santun, someah, dan silih asih. Tidak masuk akal saya pikir bila ada pihak pihak yang memusuhi orang yang ingin melakukan kebaikan dengan menciptakan perdamaian.
Khusus saya pribadi, dan mungkin juga jutaan bobotoh lain yang tidak tergabung dengan VIKING, menyatakan bahwa dengan tegas mendukung upaya perdamaian VIKING dan the jakmania. Saya pribadi merupakan korban perseteruan kalian, saya tidak bisa mendukung PERSIB sepenuhnya, karena khawatir akan keselamatan saya, apalagi setelah kembali bekerja di ibu kota.
Mari jauhkan isu “perang saudara”, tunjukan bahwa bobotoh adalah supporter cerdas yang mampu dicontoh oleh semua pihak. Jangan merasa “rendah” karena kita yang datang ke Jakarta untuk memulai perdamaian. Justru saya salut atas keberanian pihak VIKING untuk memaafkan dan bertindak lebih dulu untuk perdamaian. Itu adalah sikap ksatria, bukan sikap pengecut.
Mereka yang bersikap pengecut adalah mereka yang berteriak menghina kubu supporter lawan di stadion ketika Persib bertanding. Apa kalian pikir para pemain Persib akan termotivasi dengan nyanyian kebencian yang kalian lontarkan?. Lalu dimana kalian saat Persib bertanding di Jakarta?. Apa makna “kabeh dulur” yang sering ada ditulisan baju yang kalian kenakan?
Mari hentikan semua hal hal negatif yang berbau kebencian, mari kita dukung sepenuhnya upaya perdamaian VIKING dengan the jakmania, mudah mudahan dengan terciptanya perdamaian akan serta merta memudahkan penelusuran kasus almarhum Rangga. Dan setelahnya kita bisa berteriak mendukung Persib di Gelora Bung Karno seperti dulu lagi, tanpa ada lagi pengorbanan akbiat kebencian kalian.
Andai dari kalian dulur dulur masih ada yang tidak ingin berdamai, saya mohon hargai kami yang ingin mendukung Persib sepenuhnya. Karena saya yakin kalian mencintai Persib sama seperti kami. Bukankah kita rindu persib juara? mari berikan Persib dukungan positif sepenuhnya, dimulai dari perdamaian ini.
Mungkin banyak juga bobotoh yang menganggap perdamaian ini berbau politik, karena ada politisi yang berperan dibalik wacana perdamaian ini. Ya mungkin itu bisa saja terjadi mengingat sebentar lagi usum PILKADA. Tapi buat saya, mau dipolitisasi atau apapun, selama niatnya melakukan Perdamaian, itu adalah langkah mulia. Toh bobotoh dan masyarakat pada umumnya sudah sangat pintar dalam menentukan pemimpin.
Semoga, semoga, dan semoga dengan segera perdamaian ini terealisasi dan terlaksana dengan ikhlas dan lancar, tanpa ada dampak negatif. Amin amin ya robal allamin.
Penulis adalah independen jurnalis, saat ini bekerja di Jakarta, dan berakun twitter di @StoryOfGery

Penulis: Gery Hendra Saputra
Beberapa hari terakhir ini, saya mengamati media media membahas tentang perdamaian kelompok supporter PERSIB, Viking dengan kelompok supporter Persija, the jakmania. Sambil tersenyum saya pun berucap “Alhamdulillah, mudah mudahan benar nyatanya”.
Namun ada yang janggal ketika saya melihat timeline twitter, kebetulan saya juga mem-follow akun akun yang biasanya selalu meng update tentang berita terbaru tentang Persib. Saya pun tercengang seketika, saat melihat ada beberapa isu yang sangat teu geunah ditingal (tidak enak dilihat). Ada yang mengatakan bahwa pro-kontra perdamaian dengan the jakmania dikhawatirkan akan menimbulkan “perang saudara” di kalangan bobotoh.
Apa iya? Saya rasa tidak. Apa ada alasan jelas mengapa akan terjadi perang saudara? Dan bila alasannya adalah pihak bobotoh yang tidak setuju akan “berperang” dengan pihak yang setuju, hingga terjadi perang saudara, saya rasa itu adalah alasan terbodoh untuk sebuah isu yang berbahaya.
Damai adalah sebuah kata yang bermakna baik, bertujuan mulia, dan disenangi oleh tuhan dalam semua agama. Jadi sebenarnya tidak perlu ada skenario khusus untuk melakukan perdamaian, apalagi musyawarah untuk mengambil keputusan damai atau tidak.
Bobotoh tercipta di lingkungan sunda yang terkenal santun, someah, dan silih asih. Tidak masuk akal saya pikir bila ada pihak pihak yang memusuhi orang yang ingin melakukan kebaikan dengan menciptakan perdamaian.
Khusus saya pribadi, dan mungkin juga jutaan bobotoh lain yang tidak tergabung dengan VIKING, menyatakan bahwa dengan tegas mendukung upaya perdamaian VIKING dan the jakmania. Saya pribadi merupakan korban perseteruan kalian, saya tidak bisa mendukung PERSIB sepenuhnya, karena khawatir akan keselamatan saya, apalagi setelah kembali bekerja di ibu kota.
Mari jauhkan isu “perang saudara”, tunjukan bahwa bobotoh adalah supporter cerdas yang mampu dicontoh oleh semua pihak. Jangan merasa “rendah” karena kita yang datang ke Jakarta untuk memulai perdamaian. Justru saya salut atas keberanian pihak VIKING untuk memaafkan dan bertindak lebih dulu untuk perdamaian. Itu adalah sikap ksatria, bukan sikap pengecut.
Mereka yang bersikap pengecut adalah mereka yang berteriak menghina kubu supporter lawan di stadion ketika Persib bertanding. Apa kalian pikir para pemain Persib akan termotivasi dengan nyanyian kebencian yang kalian lontarkan?. Lalu dimana kalian saat Persib bertanding di Jakarta?. Apa makna “kabeh dulur” yang sering ada ditulisan baju yang kalian kenakan?
Mari hentikan semua hal hal negatif yang berbau kebencian, mari kita dukung sepenuhnya upaya perdamaian VIKING dengan the jakmania, mudah mudahan dengan terciptanya perdamaian akan serta merta memudahkan penelusuran kasus almarhum Rangga. Dan setelahnya kita bisa berteriak mendukung Persib di Gelora Bung Karno seperti dulu lagi, tanpa ada lagi pengorbanan akbiat kebencian kalian.
Andai dari kalian dulur dulur masih ada yang tidak ingin berdamai, saya mohon hargai kami yang ingin mendukung Persib sepenuhnya. Karena saya yakin kalian mencintai Persib sama seperti kami. Bukankah kita rindu persib juara? mari berikan Persib dukungan positif sepenuhnya, dimulai dari perdamaian ini.
Mungkin banyak juga bobotoh yang menganggap perdamaian ini berbau politik, karena ada politisi yang berperan dibalik wacana perdamaian ini. Ya mungkin itu bisa saja terjadi mengingat sebentar lagi usum PILKADA. Tapi buat saya, mau dipolitisasi atau apapun, selama niatnya melakukan Perdamaian, itu adalah langkah mulia. Toh bobotoh dan masyarakat pada umumnya sudah sangat pintar dalam menentukan pemimpin.
Semoga, semoga, dan semoga dengan segera perdamaian ini terealisasi dan terlaksana dengan ikhlas dan lancar, tanpa ada dampak negatif. Amin amin ya robal allamin.
Penulis adalah independen jurnalis, saat ini bekerja di Jakarta, dan berakun twitter di @StoryOfGery

Si heru joko hayang na damai…tapi si ayi embung damai.. eta tah maksud na mah
sok lah didukung damaina!! geus lah tong loba raribut loba cetah.. ayeuna mah sok nu deuk damai mari kita galangkan “rasa pedamaian” ini… nu deuk ribut terus mangga, ngan ulah loba nyalahkeun… da ceuk saya mah alm. Rangga teh adalah salah satu akibat dari itu semua!! coba mun damai tibaheula.. insya Allah moal aya alm. alm. alm. nu lain!
persib bukan hanya milik viking tapi persib adalah milik bersama terutama warga jabar,kami bobotoh sudah muak dengan perselisihan kedua kubu..Damai Harga Mati,,kalo tidak bisa berdamai lebih baik kepolisian membubarkan saja kedua kubu tersebut,dan kalo perlu sekalian saja masukan ke dalam blacklist..kami warga jabar menghendaki perdamaian bukan hanya dengan the jak,melainkan dengan seluruh suporter lainya..
Alus tah Lur,,,ngadukung PERSIB bisa tanpa permusuhan dengan suporter lain…
sebagai bobotoh nu (Alhamdulillah) bisa keneh mikir, saya pribadi mah milih damai, nanaonan lah ribut-ribut. karunya euy dulur-dulur nu hirup di jakarta. Ayie Beutik ngeunah hirup di Bandung. damai bukan berarti melupakan kasus Rangga, kasus Rangga mah tetep terus kontrol, tong eureun nepi ka dihukum pelakuna.
Damai???satuju pisan.hayang da kgbk ngadukung PERSIB.
DAMAI ITU INDAH DULUR