(Arena Bobotoh) Belajarlah dari Pengalaman, Sib!!
Tuesday, 07 March 2017 | 19:14
Laga semifinal leg kedua Piala Presiden 2017 yang mempertemukan Persib vs pbfc masih menyisakan banyak cerita, tapi yang paling penting adalah evaluasi team secara keseluruhan untuk menyambut liga 1 yang akan segera bergulir.
Point pertama yang patut disoroti adalah kinerja lini belakang Persib karena gol-gol yang terjadi rata-rata tercipta dari hasil set piece bola mati, para pemain Persib seolah tak berdaya dalam duel di udara menghadapi para pemain pbfc. tentunya perkerjaan rumah yang teramat penting bagi coach djanur dan jajaran pelatih lainnya.
Point kedua, lini depan pasca divonisnya Sergio yang harus absen hingga berakhirnya piala presiden ternyata meninggalkan lubang yg cukup menganga, matsunaga yg diplot menjadi target man tampaknya belum bisa menjalankan fungsinya dengan baik mengingat peran matsunaga yang sesungguhnya adalah sebagai second line yang mempunyai tugas mengacak-acak pertahanan lawan,memberi umpan dan jika ada kesempatan tentu mencetak gol seperti yang ia lakukan ke gawang pbf tapi sekali lagi harus diingat matsunaga bukanlah goal getter atau target man seperti Sergio, PR bagi manajemen untuk segera mencari pelapis Sergio di lini depan.
Point ketiga, Lord Atep Is Back! Jikalau boleh memilih saya tak ragu untuk menunjuk Lord Atep sebagai man of the match pada laga tersebut, aksi-aksinya, umpannya,pergerakan, shooting-shooting mengingatkan kita pada atep beberapa tahun silam ketika masih dipanggil kedalam timnas,semoga apa yang ia tunjukkan pada pertandingan malam itu bisa terus konsisten ketika bermain di Liga 1.
Point keempat, semua sepakat bahwa pertandingan malam itu adalah pertandingan terbaik selama gelaran piala presiden 2017 dilaksanakan, terlepas dari kalahnya Persib dalam drama adu penalty tapi secara keseluruhan itu adalah permainan terbaik Persib sejak dari babak penyisihan hingga semifinal, jika saja terus konsisten tentunya akan membuat keder tim-tim lawan yang menjadi pesaing Persib pada Liga 1 kelak, seperti komentar beberapa pemain tim lain yang mengatakan bahwa permainan Persib pada malam itu sangatlah dahsyat dan mengerikan.
Point Kelima, kritik untuk panitia piala presiden 2017 karena kick off pada dua laga semifinal Persib vs pbfc kemarin berbarengan dengan adzan maghrib. Kita ini hidup di Negara yang mayoritas penduduknya muslim, tentunya memberikan waktu beberapa menit kepada pemain dan juga penonton untuk bisa melaksanakan 3 rakaat sholat maghrib adalah satu hal yang sangat bijaksana, jangan hanya karena mengejar rating TV hingga harus meninggalkan kewajiban!
Point keenam, lagi dan lagi panpel Persib seolah tidak pernah mau belajar dari kejadian-kejadian yang sudah lewat, manajemen ticketing dan pendistribusian sangatlah buruk, tercatat penonton yang hadir menyaksikan laga semifinal leg kedua tersebut sekitar 25.000 orang tapi secara kasat mata jumlah penonton yang hadir di stadion bisa menyentuh angka 30-35 ribu penonton. Hal tersebut tentunya sangatlah membahayakan penonton yang hadir di stadion. Jumlah penonton yang over dari kapasitas bangku sangat membahayakan! Apakah tidak ada kajian mengenai dampak resiko? Bagaimana kekuatan struktrur bangunan jika harus menampung jumlah penonton yang berlebih? belum lagi penonton yang harus berdesak-desakan di dalam stadion yang juga berpotensi membahayakan jiwa. Sudah banyak kejadian-kejadian yang terjadi di dalam stadion menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit seperti,tragedy Heysel,tragedy Hillsborough, tragedy Burnden Park dll.
Naudzubillahimindzalik bukannya mengharapkan hal itu terjadi di stadion-stadion di Negara kita tapi setidaknya kejadian-kejadian tersebut bisa menjadi pembelajaran untuk panpel-panpel di Indonesia khususnya panpel Persib Bandung untuk bisa memberikan standar pelayanan maksimal kepada para penonton dengan mempertimbangkan dampak resiko dan factor keamanan dan keselamatan. Jangan hanya mengejar profit, tapi harus mempertaruhkan nyawa!
Belajarlah dari pengalaman karena dari pengalaman kita tidak akan mengulangi kesalahan yang sama!
Wasasalam
Ditulis oleh Bobotoh berakun twiter @feyantareja

Laga semifinal leg kedua Piala Presiden 2017 yang mempertemukan Persib vs pbfc masih menyisakan banyak cerita, tapi yang paling penting adalah evaluasi team secara keseluruhan untuk menyambut liga 1 yang akan segera bergulir.
Point pertama yang patut disoroti adalah kinerja lini belakang Persib karena gol-gol yang terjadi rata-rata tercipta dari hasil set piece bola mati, para pemain Persib seolah tak berdaya dalam duel di udara menghadapi para pemain pbfc. tentunya perkerjaan rumah yang teramat penting bagi coach djanur dan jajaran pelatih lainnya.
Point kedua, lini depan pasca divonisnya Sergio yang harus absen hingga berakhirnya piala presiden ternyata meninggalkan lubang yg cukup menganga, matsunaga yg diplot menjadi target man tampaknya belum bisa menjalankan fungsinya dengan baik mengingat peran matsunaga yang sesungguhnya adalah sebagai second line yang mempunyai tugas mengacak-acak pertahanan lawan,memberi umpan dan jika ada kesempatan tentu mencetak gol seperti yang ia lakukan ke gawang pbf tapi sekali lagi harus diingat matsunaga bukanlah goal getter atau target man seperti Sergio, PR bagi manajemen untuk segera mencari pelapis Sergio di lini depan.
Point ketiga, Lord Atep Is Back! Jikalau boleh memilih saya tak ragu untuk menunjuk Lord Atep sebagai man of the match pada laga tersebut, aksi-aksinya, umpannya,pergerakan, shooting-shooting mengingatkan kita pada atep beberapa tahun silam ketika masih dipanggil kedalam timnas,semoga apa yang ia tunjukkan pada pertandingan malam itu bisa terus konsisten ketika bermain di Liga 1.
Point keempat, semua sepakat bahwa pertandingan malam itu adalah pertandingan terbaik selama gelaran piala presiden 2017 dilaksanakan, terlepas dari kalahnya Persib dalam drama adu penalty tapi secara keseluruhan itu adalah permainan terbaik Persib sejak dari babak penyisihan hingga semifinal, jika saja terus konsisten tentunya akan membuat keder tim-tim lawan yang menjadi pesaing Persib pada Liga 1 kelak, seperti komentar beberapa pemain tim lain yang mengatakan bahwa permainan Persib pada malam itu sangatlah dahsyat dan mengerikan.
Point Kelima, kritik untuk panitia piala presiden 2017 karena kick off pada dua laga semifinal Persib vs pbfc kemarin berbarengan dengan adzan maghrib. Kita ini hidup di Negara yang mayoritas penduduknya muslim, tentunya memberikan waktu beberapa menit kepada pemain dan juga penonton untuk bisa melaksanakan 3 rakaat sholat maghrib adalah satu hal yang sangat bijaksana, jangan hanya karena mengejar rating TV hingga harus meninggalkan kewajiban!
Point keenam, lagi dan lagi panpel Persib seolah tidak pernah mau belajar dari kejadian-kejadian yang sudah lewat, manajemen ticketing dan pendistribusian sangatlah buruk, tercatat penonton yang hadir menyaksikan laga semifinal leg kedua tersebut sekitar 25.000 orang tapi secara kasat mata jumlah penonton yang hadir di stadion bisa menyentuh angka 30-35 ribu penonton. Hal tersebut tentunya sangatlah membahayakan penonton yang hadir di stadion. Jumlah penonton yang over dari kapasitas bangku sangat membahayakan! Apakah tidak ada kajian mengenai dampak resiko? Bagaimana kekuatan struktrur bangunan jika harus menampung jumlah penonton yang berlebih? belum lagi penonton yang harus berdesak-desakan di dalam stadion yang juga berpotensi membahayakan jiwa. Sudah banyak kejadian-kejadian yang terjadi di dalam stadion menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit seperti,tragedy Heysel,tragedy Hillsborough, tragedy Burnden Park dll.
Naudzubillahimindzalik bukannya mengharapkan hal itu terjadi di stadion-stadion di Negara kita tapi setidaknya kejadian-kejadian tersebut bisa menjadi pembelajaran untuk panpel-panpel di Indonesia khususnya panpel Persib Bandung untuk bisa memberikan standar pelayanan maksimal kepada para penonton dengan mempertimbangkan dampak resiko dan factor keamanan dan keselamatan. Jangan hanya mengejar profit, tapi harus mempertaruhkan nyawa!
Belajarlah dari pengalaman karena dari pengalaman kita tidak akan mengulangi kesalahan yang sama!
Wasasalam
Ditulis oleh Bobotoh berakun twiter @feyantareja

BUTUH STADION LEBIH GEDE LAGI. 100.OOO KURSI. SEBAB BUAT BOBOTOH SENAYAN SAJA KURANG GEDE. JANGAN SAMAKAN BOBOTOH DENGAN SUPORTER MANAPUN DI ASIA, APALAGI INDONESIA. KITA YANG TERBANYAK DAN PALING FANATIK. GBLA MUNGKIN SULIT UNTUK DIPERBESAR. JIKA JALAK HARUPAT INGIN BERSAING DENGAN GBLA TERUTAMA UNTUK LAGA BESAR, KAFASITASNYA HARUS DIRUBAH JADI 100.000 KURSI. KERJASAMA DENGAN PEMPROV BAHKAN PUSAT. USAHAKANLAH…!
Rada hese birokrasina kang. Kudu lewat rapat anggota dewan. Njelimet. Can masalah/unsur politik nu bermain. Makin riweuh.
Lamun bade, mening coba kerjasama jeung konsorsium/perusahaan badag nu aya di urang. Da loba, teu kudu bingung.
Tinggal jieun kesepakatan tina penghasilan nu bisa didapat. Tiket, brand image jeung sajabana.
Bisa geura sok!
Sebelum kompetisi dimulai Persib banyak yg harus di benahi :
1. Tim pencari pemain kdu jeli diposisi mana yg sekarang dibutuhkan dan pemain yg berkualitas (terutama striker) jangan di boongin agen melulu…!!!
2. Mental bertanding terutama laga away jelas pemain kurang PD
3. Strategi pelatih jangan monoton gampang kebaca lawan, salah/telat penggantian pemain, terlalu andalkan pemain yg itu itu saja dll.
4.Regenarasi pemain muda lambat karena jarang di mainkan, ( kalah cepat dengan tim lain pemain muda malah jadi tim inti) , sehingga terlalu jauh perbedaan tim inti dan cadangan nya.
5.Persib cukup dana banyak sponsor dll tapi sulit dapatkan pemain berkualitas, berbeda dengan tim lain sukses sperti :Seceremnto (SP) Marlon D Sylva(M Kukar) Reinaldo (PBFC) pdahal nilai kontrak nya relatif kjangkau ?