Apa Arti Quote Ajat Yang Terkenal Itu?
Monday, 30 April 2012 | 10:17
Ada satu quote yang paling sering dikutip oleh bobotoh Persib, yaitu “Persib besar oleh cacian, pujian adalah racun.” Quote milik Ajat Sudrajat. Setelah beberapa kali gagal mendapat jawaban dari pemilik quote tersebut, hari Minggu kemarin, akhirnya kami berhasil membuat Ajat Sudrajat membuka mulut.
Dalam acara peluncuran buku Jejak Maung Ngora yang bertempat di balaikota Bandung, Ajat menjawab, “Itu artinya Persib jangan tutup telinga atas kritik-kritik yang disampaikan bobotoh. Dari dulu, kultur kritikan dari bobotoh ke tim Persib itu sudah pasti ada. Tinggal bagaimana sikap Persib untuk menyikapinya.”
Pun demikian dengan apa yang terjadi saat ini. “Namun yang berbeda adalah sekarang PT PBB, dalam hal ini, seakan menutup telinga atas masukan atau kritikan dari bobotoh,” katanya.
Ia memberi contoh, sudah sering para mantan pemain Persib memberi masukan agar asisten pelatih Robby Darwis diganti oleh orang lain, misalnya Mustika Hadi. Hal itu juga dengan pertimbangan jelas, dimana peran Robby sebagai asisten menurut mereka tidak berhasil memberikan pengaruh yang signifikan. Sementara Mustika sudah menunjukan kelayakannya dengan gelar juara di tingkat junior.
PT PBB, sebut Ajat tidak perlu takut akan kritik yang dilakukan bobotoh. Sebab apa yang disampaikan bobotoh adalah untuk kebaikan dan prestasi Persib semata. Apalagi saat ini PT PBB sebagai pihak yang sudah diberi kepercayaan oleh Pak Dada atau pemerintah kota dan masyarakat Bandung (pemilik klub sewaktu jaman amatir) untuk memegang sebuah klub legendaris. “Sudah pasti ini karena kanyaah kita untuk nama besar Persib. Jaman saya dulu juga sama, bobotoh mengkritik kita untuk kebaikan bersama. Hasilnya kan bisa dilihat sendiri waktu itu,” lanjut Ajat.
Dari situasi yang terjadi akhir-akhir ini di Bandung, Ajat berharap PT PBB bisa mengambil langkah yang tepat untuk menghadapi krisis prestasi seperti saat ini. Salah satu langkahnya adalah dengan melakukan komunikasi, yaitu mendengar masukan dari bobotoh dan para mantan pemain Persib.

Ada satu quote yang paling sering dikutip oleh bobotoh Persib, yaitu “Persib besar oleh cacian, pujian adalah racun.” Quote milik Ajat Sudrajat. Setelah beberapa kali gagal mendapat jawaban dari pemilik quote tersebut, hari Minggu kemarin, akhirnya kami berhasil membuat Ajat Sudrajat membuka mulut.
Dalam acara peluncuran buku Jejak Maung Ngora yang bertempat di balaikota Bandung, Ajat menjawab, “Itu artinya Persib jangan tutup telinga atas kritik-kritik yang disampaikan bobotoh. Dari dulu, kultur kritikan dari bobotoh ke tim Persib itu sudah pasti ada. Tinggal bagaimana sikap Persib untuk menyikapinya.”
Pun demikian dengan apa yang terjadi saat ini. “Namun yang berbeda adalah sekarang PT PBB, dalam hal ini, seakan menutup telinga atas masukan atau kritikan dari bobotoh,” katanya.
Ia memberi contoh, sudah sering para mantan pemain Persib memberi masukan agar asisten pelatih Robby Darwis diganti oleh orang lain, misalnya Mustika Hadi. Hal itu juga dengan pertimbangan jelas, dimana peran Robby sebagai asisten menurut mereka tidak berhasil memberikan pengaruh yang signifikan. Sementara Mustika sudah menunjukan kelayakannya dengan gelar juara di tingkat junior.
PT PBB, sebut Ajat tidak perlu takut akan kritik yang dilakukan bobotoh. Sebab apa yang disampaikan bobotoh adalah untuk kebaikan dan prestasi Persib semata. Apalagi saat ini PT PBB sebagai pihak yang sudah diberi kepercayaan oleh Pak Dada atau pemerintah kota dan masyarakat Bandung (pemilik klub sewaktu jaman amatir) untuk memegang sebuah klub legendaris. “Sudah pasti ini karena kanyaah kita untuk nama besar Persib. Jaman saya dulu juga sama, bobotoh mengkritik kita untuk kebaikan bersama. Hasilnya kan bisa dilihat sendiri waktu itu,” lanjut Ajat.
Dari situasi yang terjadi akhir-akhir ini di Bandung, Ajat berharap PT PBB bisa mengambil langkah yang tepat untuk menghadapi krisis prestasi seperti saat ini. Salah satu langkahnya adalah dengan melakukan komunikasi, yaitu mendengar masukan dari bobotoh dan para mantan pemain Persib.

bener tah !!
menurutt sayahh persib harus bsa memak simal kan pemain yg da dn jangan lpa beri kepercayaan penuh pada pelatihh bia leluasa kepada pemain
dan jangn lpa beli pemain gk langsung baguss semua tuhh da proses nyahh pak
teerus pormasi nyahh biar selalu menyerangg kan pertahanan yg baguss adalah peyerangan yg optimall pakk
Bener tah eta kang Ajat, bobotoh teh kudu didengekeun. Lain di antep! Bobotoh teh pangnyahona ari cek urang mah da bobotoh teh ngadukungna geus lila trus nyaho mana nu maenna alus jeng nu teu..beda deui jeng nu sok ngahancurkeun ritme dan tempo permainan bangsa si ilham. Geus ayeuna mah dengekeun heula kata bobotoh
menurut saya persib tidak ada pengatur serangan nya, jadi dari belakang (bek) langsung ke depan (penyerang), jadi saran sayamening memebeli pemaen tengah yang berkualitas (zahraha,firman utina)
BETUL sekali,”dimana peran Robby sebagai asisten menurut mereka tidak berhasil memberikan pengaruh yang signifikan”
.
mun ngasih pendapat mending ku kang Ajat Sudrajat,rek kepala pelatih ataupun assisten pelatih.