
Di pagi yang agak mendung itu tim Persib Bandung sedang melakukan latihan di Taman Persib yang terletak di Jalan Supratman Kota Bandung, setiap pemain melahap menu latihan dengan baik, latihan yang dilakukan juara bertahan Liga Super Indonesia (LSI) 2014 ini berjalan dengan serius tapi santai, beberapa kali para pemain tertawa ringan di sela latihan tersebut.
Ada yang menarik perhatian saya pada latihan tersebut. Saat menu game berlangsung , Setiap kapten Persib Atep memegang bola, penonton selalu berteriak “Lord Atep, Lord Atep, Lord Atep”. Awalnya hanya sekelompok anak muda di bagian kiri taman yang melakukan chants tersebut, tetapi seterusnya hampir semua penonton yang ada mengikuti tindakan tersebut setiap Atep menyentuh bola. untuk Dan sang pemain yang (sepertinya) mendengar panggilan tersebut, membalasnya dengan tawa kecil.
Fenomena Ini menarik perhatian saya, dan memuncul kan pertanyaan:
Apakah Atep tidak mengetahui kalau julukan “Lord” adalah sebuah satir? Atau justru Atep menganggap kalau julukan tersebut justru merupakan penghargaan yang begitu tinggi dari bobotoh? Karena itulah Atep membalas panggilan tersebut dengan tawa?
Tagar #LordAtep mulai marak dikumandangkan oleh bobotoh di media sosial setiap kali Persib bertanding, tagar ini hampir hampir menyaingi #PersibJuara #PersibNuAing yang biasa dikicaukan bobotoh ketika Persib berlaga.
Fenomena #LordAtep memang tidak biasa, berikut beberapa alasan mengapa Atep pantas menyandang gelar Lord.
Asli Sunda &Loyal
Atep lahir di salah satu daerah tersohor di Jawa Barat yaitu Cianjur, pada 5 Juni 1985. Atep memulai karir sepakbolanya di SSB UNI bandung, dan terus promosi ke tim junior Persib pada 2002. Alih-alih naik tingkat ke tim senior, Atep justru memulai karir profesionalnya di tim rival, Persija Jakarta.Kepulanganya ke Bandung pada 2008, setelah membela Persija selama 4 musim ditambah masa pinjaman di Persiba Bantul pada 2005, tidak mendapatkan sambutan hangat dari mayoritas bobotoh, dan menganggap kepulanganya tersebut tidak akan bisa membersihkan “dosa” yang sudah dilakukan Atep dengan bergabung ke Persija.
Akan tetapi Atep membalas setiap ucapan miring tersebut dengan loyalitas, 7 musim sudah Atep tetap bertahan berseragam biru khas Maung Bandung. Terhitung hingga saat ini hanya Hariono yang bermain lebih dari 3 musim untuk Persib seperti Atep, kebetulan keduanya diangkut pada musim yang sama oleh Jaya Hartono, pelatih Persib kala itu. Pada Liga Super Indonesia edisi pertama tahun 2008.
Menjadi Pahlawan Di Saat Krusial
Mungkin hal ini yang tidak disadari oleh banyak bobotoh, meskipun waktunya lebih banyak dihabiskan di bangku cadangan, bahkan pada musim perdananya di Persib pada 2008, akan tetapi pada saat tertentu Atep justru muncul sebagai juru selamat bagi Maung Bandung. Pada gelaran Liga Super Indonesia 2009, Atep dimutasi menjadi penyerang oleh pelatih Jaya Hartono, dikarenakan penyerang utama Rafael Alves Bastos menderita cedera yang mengharuskanya menepi cukup lama. Performa Atep tidak begitu mengecewakan, Atep mencetak 6 gol selama paruh musim ISL 2009. Walaupun akhirnya manajemen mengangkut Christian ‘El Loco’ Gonzales dari Persik Kediri untuk pada pertengahan kompetisi.
Termutakhir adalah Atep memecah kebuntuan di laga semifinal ISL musim lalu ketika Pangeran Biru berhadapan dengan Arema Cronus. Gol cepat yang dicetak pada babak tambahan waktu tersebut seakan meruntuhkan semangat para pemain Arema. Setelah sebelumnya kedua tim bermain imbang di waktu normal. Gol cepat tersebut juga berimbas pada makin liarnya Persib untuk membongkar pertahanan lawan, berselang kemudian, Persib menambah keunggulan melalui Makan Konate, sekaligus mengunci tiket untuk berlaga di partai puncak.
Selalu Menghibur Penonton
Step over dan berbagai trik lainya sering diperagakan Atep selama berlaga untuk Maung Bandung. Tentunya atraksi seperti demikian mengundang decak kagum dari penonton, dan hal ini menjadi ciri khas tersendiri untuk Atep. Step over yang disebut sebut banyak orang menyerupai yang dimiliki oleh bintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo. Membuat Atep mendapatkan julukan “Cristano Ronaldo-nya Indonesia” atau “Cristiano Atepo” dari Bobotoh karena aksi aksinya tersebut.
Salah satu kawan saya bahkan sempat berujar, di lapangan sepakbola Indonesia yang kualitasnya kurang baik saja Atep bisa memperlihatkan kebolehannya, apalagi apabila lapangannya sebagus yang ada di kompetisi elit Eropa, mungkin bisa lebih lagi.
Membuang buang peluang di depan gawang, adalah hiburan lain. Situasi dimana Atep membuang peluang matang padahal sudah dalam keadaan tinggal menceploskan bola kedalam gawang. Biasanya bukan direspon dengan gusar oleh Bobotoh, tapi justru dengan tawa. Termasuk pada laga AFC Cup 2015 melawan New Radiant dari Maladewa, ketika Atep berada di posisi bebas setelah menerima umpan dari Tantan, dirinya justru memilih langsung menanduk bola yang akhirnya hanya mengarah ke sisi gawang Alisher Akhmedov, padahal Atep masih memiliki waktu untuk menahan bolo terlebih dahulu.
Penjelasan – penjelasan diatas memang tidak semuanya menjadikan Atep satir, tetapi justru membuat pemain asal Cianjur ini terlihat lebih “Agung”. Tetapi bukankah Atep pantas mendapatkan penghargaan atas apa yang sudah ia lakukan? Disaat banyak pemain memilih hengkang karena tidak tahan dengan tekanan dari bobotoh. Disaat banyak pemain memilih hengkang karena Persib mandeng prestasi. Atep tetap bertahan, Atep tetap berada disana.
Untuk ISL musim depan, kemungkinan besar Atep akan lebih sering dipasang oleh coach Djadjang Nurdjaman, mengingat bahkan hingga saat ini tim yang menjuarai kompetisi perserikatan edisi terakhir pada 1993 ini masih kekurangan stok penyerang. Dan coach Djanur, sapaan akrab Djadjang Nurdjaman, lebih sering memaksakan Tantan menjadi ujung tombak dibandingkan memainkan penyerang muda Yandi Sofyan, sehingga slot sayap kiri di susunan pemain utama persib, dipastikan menjadi milik Atep. Artinya musim depan, bobotoh akan cukup sering melihat Atep menyisir sisi sayap pertahanan lawan.
All Hail Lord Atep!
Ditulis oleh : Aun Rahman / @aunrrahman
OC
08/03/2015 at 22:51
Loyalitas nu pentingmah jeng jiwa kapamimpinanna(c),sugan we konsisten maenna sugan we ka harepna jadi icon Persib kawas si totti di AS Roma.
q-munx
09/03/2015 at 02:39
sakitu oge ges uyuhan kang,, bisa ngabela PERSIB ,,
daripada akang2 bisana ngan ngahuntu ..
hahaha piss ahh
Syukur
09/03/2015 at 08:11
Mungkin berlebihan tapi apa yang salah dengan Apresiasi itu buat A7EP loyalitasna sebagai pemain asli berdarah Sunda cukup membanggakan, Banyak cara untuk menghargai bung, ayolah… Lord A7EP atau apapun dia Kapten Persib kebanggaan kita
pryo
10/03/2015 at 01:40
Julukan lord emang tujuan satir.terlepas dia asli sunda atau bukan.tapi ai loba teuing gaya di lapang mah percuma,mening kalo bagus ;p
ujang kurnia
10/03/2015 at 06:54
Hail To The Lord “ATEP”
jurigpersib
10/03/2015 at 10:20
All Hail Lord A7ep!
Stanley
11/03/2015 at 16:08
tapi kalau menurut saya yang punya loyalitas tinggi dan selalu tampil bertenaga di setiap pertandingan itu HARIONO,meski bukan asli urang SUNDA tapi permainan dan loyalitas nya kadang melebihi orang SUNDA
sue
18/03/2015 at 20:25
yang penting main bener tapi pa pelatih menurut saya pemain cadangan harus sering di coba daripada ga main rugi kan nge gajih tapi ga main
awang
05/04/2015 at 14:49
mun diliga, teu bisa coba coba pemain lur, nu siap eta nu maen
fahmi
03/04/2015 at 14:36
Hariono maenna lbh pake getih patut ditiru pribumi sunda lainnya.