Connect with us

Arena Bobotoh

Alasan Mengapa Atep Pantas Disebut Lord

Published

on

foto-persib-bandung-vs-radiant-afc-cup-2015-ATEP-SIM_0961

Di pagi yang agak mendung itu tim Persib Bandung sedang melakukan latihan di Taman Persib yang terletak di Jalan Supratman Kota Bandung, setiap pemain melahap menu latihan dengan baik, latihan yang dilakukan juara bertahan Liga Super Indonesia (LSI) 2014 ini berjalan dengan serius tapi santai, beberapa kali para pemain tertawa ringan di sela latihan tersebut.

Ada yang menarik perhatian saya pada latihan tersebut. Saat menu game berlangsung , Setiap kapten Persib Atep memegang bola, penonton selalu berteriak “Lord Atep, Lord Atep, Lord Atep”. Awalnya hanya sekelompok anak muda di bagian kiri taman yang melakukan chants tersebut, tetapi seterusnya hampir semua penonton yang ada mengikuti tindakan tersebut setiap Atep menyentuh bola. untuk Dan sang pemain yang (sepertinya) mendengar panggilan tersebut, membalasnya dengan tawa kecil.

Fenomena Ini menarik perhatian saya, dan memuncul kan pertanyaan:

Apakah Atep tidak mengetahui kalau julukan “Lord” adalah sebuah satir? Atau justru Atep menganggap kalau julukan tersebut justru merupakan penghargaan yang begitu tinggi dari bobotoh? Karena itulah Atep membalas panggilan tersebut dengan tawa?

Tagar #LordAtep mulai marak dikumandangkan oleh bobotoh di media sosial setiap kali Persib bertanding, tagar ini hampir hampir menyaingi #PersibJuara #PersibNuAing yang biasa dikicaukan bobotoh ketika Persib berlaga.

Fenomena #LordAtep memang tidak biasa, berikut beberapa alasan mengapa Atep pantas menyandang gelar Lord.

Asli Sunda &Loyal
Atep lahir di salah satu daerah tersohor di Jawa Barat yaitu Cianjur, pada 5 Juni 1985. Atep memulai karir sepakbolanya di SSB UNI bandung, dan terus promosi ke tim junior Persib pada 2002. Alih-alih naik tingkat ke tim senior, Atep justru memulai karir profesionalnya di tim rival, Persija Jakarta.Kepulanganya ke Bandung pada 2008, setelah membela Persija selama 4 musim ditambah masa pinjaman di Persiba Bantul pada 2005, tidak mendapatkan sambutan hangat dari mayoritas bobotoh, dan menganggap kepulanganya tersebut tidak akan bisa membersihkan “dosa” yang sudah dilakukan Atep dengan bergabung ke Persija.

Akan tetapi Atep membalas setiap ucapan miring tersebut dengan loyalitas, 7 musim sudah Atep tetap bertahan berseragam biru khas Maung Bandung. Terhitung hingga saat ini hanya Hariono yang bermain lebih dari 3 musim untuk Persib seperti Atep, kebetulan keduanya diangkut pada musim yang sama oleh Jaya Hartono, pelatih Persib kala itu. Pada Liga Super Indonesia edisi pertama tahun 2008.

Menjadi Pahlawan Di Saat Krusial
Mungkin hal ini yang tidak disadari oleh banyak bobotoh, meskipun waktunya lebih banyak dihabiskan di bangku cadangan, bahkan pada musim perdananya di Persib pada 2008, akan tetapi pada saat tertentu Atep justru muncul sebagai juru selamat bagi Maung Bandung. Pada gelaran Liga Super Indonesia 2009, Atep dimutasi menjadi penyerang oleh pelatih Jaya Hartono, dikarenakan penyerang utama Rafael Alves Bastos menderita cedera yang mengharuskanya menepi cukup lama. Performa Atep tidak begitu mengecewakan, Atep mencetak 6 gol selama paruh musim ISL 2009. Walaupun akhirnya manajemen mengangkut Christian ‘El Loco’ Gonzales dari Persik Kediri untuk pada pertengahan kompetisi.

Termutakhir adalah Atep memecah kebuntuan di laga semifinal ISL musim lalu ketika Pangeran Biru berhadapan dengan Arema Cronus. Gol cepat yang dicetak pada babak tambahan waktu tersebut seakan meruntuhkan semangat para pemain Arema. Setelah sebelumnya kedua tim bermain imbang di waktu normal. Gol cepat tersebut juga berimbas pada makin liarnya Persib untuk membongkar pertahanan lawan, berselang kemudian, Persib menambah keunggulan melalui Makan Konate, sekaligus mengunci tiket untuk berlaga di partai puncak.

Selalu Menghibur Penonton
Step over dan berbagai trik lainya sering diperagakan Atep selama berlaga untuk Maung Bandung. Tentunya atraksi seperti demikian mengundang decak kagum dari penonton, dan hal ini menjadi ciri khas tersendiri untuk Atep. Step over yang disebut sebut banyak orang menyerupai yang dimiliki oleh bintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo. Membuat Atep mendapatkan julukan “Cristano Ronaldo-nya Indonesia” atau “Cristiano Atepo” dari Bobotoh karena aksi aksinya tersebut.

Salah satu kawan saya bahkan sempat berujar, di lapangan sepakbola Indonesia yang kualitasnya kurang baik saja Atep bisa memperlihatkan kebolehannya, apalagi apabila lapangannya sebagus yang ada di kompetisi elit Eropa, mungkin bisa lebih lagi.

Membuang buang peluang di depan gawang, adalah hiburan lain. Situasi dimana Atep membuang peluang matang padahal sudah dalam keadaan tinggal menceploskan bola kedalam gawang. Biasanya bukan direspon dengan gusar oleh Bobotoh, tapi justru dengan tawa. Termasuk pada laga AFC Cup 2015 melawan New Radiant dari Maladewa, ketika Atep berada di posisi bebas setelah menerima umpan dari Tantan, dirinya justru memilih langsung menanduk bola yang akhirnya hanya mengarah ke sisi gawang Alisher Akhmedov, padahal Atep masih memiliki waktu untuk menahan bolo terlebih dahulu.

Penjelasan – penjelasan diatas memang tidak semuanya menjadikan Atep satir, tetapi justru membuat pemain asal Cianjur ini terlihat lebih “Agung”. Tetapi bukankah Atep pantas mendapatkan penghargaan atas apa yang sudah ia lakukan? Disaat banyak pemain memilih hengkang karena tidak tahan dengan tekanan dari bobotoh. Disaat banyak pemain memilih hengkang karena Persib mandeng prestasi. Atep tetap bertahan, Atep tetap berada disana.

Untuk ISL musim depan, kemungkinan besar Atep akan lebih sering dipasang oleh coach Djadjang Nurdjaman, mengingat bahkan hingga saat ini tim yang menjuarai kompetisi perserikatan edisi terakhir pada 1993 ini masih kekurangan stok penyerang. Dan coach Djanur, sapaan akrab Djadjang Nurdjaman, lebih sering memaksakan Tantan menjadi ujung tombak dibandingkan memainkan penyerang muda Yandi Sofyan, sehingga slot sayap kiri di susunan pemain utama persib, dipastikan menjadi milik Atep. Artinya musim depan, bobotoh akan cukup sering melihat Atep menyisir sisi sayap pertahanan lawan.

All Hail Lord Atep!

Ditulis oleh : Aun Rahman / @aunrrahman

Advertisement
32 Comments

32 Comments

  1. OC

    08/03/2015 at 22:51

    Loyalitas nu pentingmah jeng jiwa kapamimpinanna(c),sugan we konsisten maenna sugan we ka harepna jadi icon Persib kawas si totti di AS Roma.

  2. q-munx

    09/03/2015 at 02:39

    sakitu oge ges uyuhan kang,, bisa ngabela PERSIB ,,
    daripada akang2 bisana ngan ngahuntu ..

    hahaha piss ahh

  3. Syukur

    09/03/2015 at 08:11

    Mungkin berlebihan tapi apa yang salah dengan Apresiasi itu buat A7EP loyalitasna sebagai pemain asli berdarah Sunda cukup membanggakan, Banyak cara untuk menghargai bung, ayolah… Lord A7EP atau apapun dia Kapten Persib kebanggaan kita

  4. pryo

    10/03/2015 at 01:40

    Julukan lord emang tujuan satir.terlepas dia asli sunda atau bukan.tapi ai loba teuing gaya di lapang mah percuma,mening kalo bagus ;p

  5. ujang kurnia

    10/03/2015 at 06:54

    Hail To The Lord “ATEP”

  6. jurigpersib

    10/03/2015 at 10:20

    All Hail Lord A7ep!

  7. Stanley

    11/03/2015 at 16:08

    tapi kalau menurut saya yang punya loyalitas tinggi dan selalu tampil bertenaga di setiap pertandingan itu HARIONO,meski bukan asli urang SUNDA tapi permainan dan loyalitas nya kadang melebihi orang SUNDA

  8. sue

    18/03/2015 at 20:25

    yang penting main bener tapi pa pelatih menurut saya pemain cadangan harus sering di coba daripada ga main rugi kan nge gajih tapi ga main

    • awang

      05/04/2015 at 14:49

      mun diliga, teu bisa coba coba pemain lur, nu siap eta nu maen

  9. fahmi

    03/04/2015 at 14:36

    Hariono maenna lbh pake getih patut ditiru pribumi sunda lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Arena Bobotoh

Persib Tim Spesialis Kampanye?

Published

on

Saat membaca ini, bobotoh di lini masa X pasti sedang banyak melihat seliweran poto dan info mengenai tim Persib Legend dengan menggunakan kaos bertuliskan salah satu calon presiden, Ganjar Pranowo. Dan pernyataan resmi klub tidak berafiliasi dengan mereka dan satu sosok calon presiden tertentu (atau dengan yang lain? #eh).

Jika kita bicarakan sedikit sejarah, sejauh yang saya baca, Persib dan suporternya termasuk salah satu entitas yang cukup aktif di sepakbola indonesia saat ada momentum politik. Kita mungkin masih ingat saat manager dan pemain Persib ikut kampanye politik pilbup Sumedang, juga saat sebagian suporter ikut kampanye calon legislatif, gubernur Jawa Barat pernah dijadikan duta tim, dan terakhir bagaimana munculnya komunitas bobotoh Jokowi pada tahun 2019 dan sekarang muncul fenomena Persib Legend ini.

Peneliti Halim dan Lalongan pernah menjelaskan bahwa sebuah partisipasi poliitk bisa dilakukan secara individual ataupun kolektif atau bersama-sama. Yang dilakukan secara individu biasanya tidak menimbulkan friksi di maksyarakat, namun jika dilakukan secara kolektif biasanya menimbulkan friksi, apalagi menyangkut suatu budaya populer yang sudah sangat menempel sebagai satu identitas kedaerahan, misalnya Persib.

Tapi kenapa pesona Persib begitu menawan untuk para elit dan kelompok politik? Teddy Tjahjono (dilansir bola.net) pernah mengkliam jika Persib memiliki 22 juta suporter, angka ini tentu sangat signifikan jika kita kaitkan pada sisi politik. Daftar pemilih tetap KPU untuk tahun 2024 sebanyak 204 juta penduduk. Bisakah terbayang berapa persen jika satu elit atau satu kelompok politik memiliki 2-30 persen dari 22 juta orang pendukung Persib Bandung saja. Dari angka itu sekilas kita tahu, Persib merupakan medium yang menarik untuk “terlibat” dalam politik. Kita pun seakan sudah tidak aneh lagi melihat gimmick politik dimana elit atau kelompok politik, menggunakan pernak-pernik Persib saat pemilihan umum, misal poto sambil membawa syal Persib saat musim kampanye, atau tiba-tiba menggunakan jaket Persib saat foto untuk baligo demi kepentingan elektoral, tapi apakah harus biasa dan mengerti? Negara kita mengatur akan hak ini dalam Pasal 43 Ayat (1 dan 2) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM) dinyatakan, “setiap warga negara berhak untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan umum berdasarkan persamaan hak melalui pemungutan suara yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”, jadi bebaskeun.

TAPI, dalam setiap kampanye politik, dalam format apapun itu, sistem penyaringan ada pada diri individu, diartikan setiap bobotoh punya kuasa atas dirinya sendiri, apa dia mau menerima informasi dan melaksanakan akan pesan politik yang disebarkan lewat klub atau kelompok suporternya tersebut atau tidak?
Kita tarik sedikit ke masa lalu, federasi sepakbola (PSSI) di Indonesia memang terbentuk atas dasar politik, sebagai sarana pemersatu bangsa Indonesia untuk melawan penerintahan Belanda saat itu. Jadi jika sekarang masih berpolitik, apakah Persib dan sepakbola Indonesia pada umumnya memang sudah ditakdirkan untuk selalu dekat dengan perpolitikan?

Saya jadi teringat salah satu adegan di The Simpsons, dimana Burney Gumble seorang pemabuk, melihat kampanye Mr. Burns, dia bilang “pemilihan umum? Bukankah itu saat para politikus menutup pintu mereka (untuk mendengarkan suara rakyat) bukan?”, every man for themselves, wahai bobotoh!

Ditulis oleh Kiki Esa Perdana. Penulis adalah bobotoh biasa saja yang kebetulan suka politik.

Lanjut Membaca

Arena Bobotoh

Mau Sampai Kapan?

Published

on


Pertandingan sudah memasuki pekan ke-8, Persib Bandung mencatatkan 1 kemenangan, 5 imbang, dan 2 kali kalah. Faktanya Persib berada di jurang degradasi, jurang degradasi! Melihat fakta seperti ini jelas sangat menyedihkan bagi Bobotoh Persib. Sampai pekan terakhir liga sehingga Persib degradasi? Siapa yang akan bertanggung jawab bila seperti ini? Tak terbayangkan bila Persib harus berjuang di liga 2, sungguh tak terbayangkan. Mau sampai kapan?

Keruwetan klub Persib sudah terlihat dari banyaknya persoalan yang sedang dihadapi, dari mulai persiapan yang tidak optimal, rombongan pelatih yang keluar secara mendadak pada pekan ke-3, pemain asing yang cedera pada debutnya, hubungan dengan suporter yang merenggang, hukuman untuk beberapa pemain yang terprovokasi sehingga mendapatkan sanksi dari komdis, serta stadion yang terlihat tidak full. Mau sampai kapan?

Akar masalah dari persoalan ini tampak jelas. Segera lakukan pendekatan dari semua elemen dari mulai manajemen, pelatih, pemain, serta suporter sehingga bisa mengembalikan Persib kembali kepada jalurnya. Perbaikan hubungan dengan Bobotoh menjadi hal yang krusial mengingat Persib sedang membutuhkan dukungan yang nyata dari suporternya. Sebesar apapun sebuah klub, bila tanpa dukungan yang nyata akan sangat berpengaruh terhadap performa pemain di atas lapangan. Pemain di locker room pun sepertinya selain faktor teknis ganti pelatih ganti strategi, tahu betul bahwa faktor persoalan dari luar lapangan mempengaruhi mental para pemain. Mau sampai kapan?

Saya meyakini bahwa semua elemen menginginkan yang terbaik untuk Persib. Persoalan yang berlarut akan sangat merugikan untuk klub Persib. Sebelum semuanya terlambat alangkah baiknya lakukan pendekatan dengan duduk bersama, saling menghargai pendapat, lupakan ego sejenak. Karakter budaya urang Sunda mah sangat besar dan mudah memaafkan. Saya hanya ingin Persib kembali ke jalur juara, sungguh ini sangat menyedihkan. Mau sampai kapan?

Penulis Tyas Agung Pratama (@tyspra), sehari-hari mencerdaskan anak bangsa. Bobotoh yang ingin kembali Persib juara.

Lanjut Membaca

Arena Bobotoh

Melupakan Persib Bandung Saat Ini Sebagai Warisan Budaya

Published

on

Pada Podcast Simamaung Episode 24 (ditayangkan 6 September 2020) terdapat pernyataan dari narasumber episode tersebut (Hevi Fauzan). Disebutkan bahwa setelah kemerdekaan Republik Indonesia, aset-aset KNIL sekitaran jalan yang saat ini nama pulau (Jalan Manado, Jalan Ambon, Jalan Bali, Jalan Lombok dan seterusnya) diakuisisi oleh Angkatan Darat saat itu dengan mendirikan Divisi Siliwangi. Termasuk diantaranya lapangan sepak bola yang kemudian akhirnya dibangun menjadi sebuah stadion pada 1954 sebagai bagian dari persiapan ulang tahun Divisi Siliwangi ke-10, yang diberi nama Stadion Siliwangi.

Penamaan Siliwangi erat dengan budaya Sunda karena salah satu nama yang dibanggakan oleh orang Sunda terkait dengan sejarah Prabu Siliwangi. Walaupun nantinya perbedaan cerita Prabu Siliwangi namun benang merah sejarah terkait penggunaan logo Maung yang sejatinya binatang asli Jawa Barat dengan nama ilmiah (subspecies) Panthera Tigris Sondaica yang pada akhirnya patut kita hormati sebagai bagian sejarah Persib Bandung yang mengakar dan menjadi cerita karena Stadion Siliwangi sendiri menjadi bagian dari estafet perkembangan Persib Bandung.

Diceritakan juga bagaimana pernah ada saksi sejarah pertandingan Persib Bandung melawan PSV Eindhoven seorang bapak tua dari Cianjur dan teman-temannya saat itu menggunakan angkutan umum untuk datang ke Stadion Siliwangi dan memiliki kebanggaan untuk menceritakan pertandingan tersebut kepada orang lain ataupun anak dan atau cucunya kelak. Persib Bandung menjadi sangat melekat dengan Stadion Siliwangi karena pada saat itu dianggap representatif dan termegah pada zamannya hingga akhirnya bertahap Persib Bandung pindah ke Stadion Si Jalak Harupat.

Kembali pada waktu lampau, saat Persib Bandung masih dikelola pemerintah kota Bandung dimana Persib Bandung sebagai karakter dan budaya yang mengakar karena dianggap mewakili identitas, semangat dan bagian hidup orang Sunda umumnya Jawa Barat. Level fanatisme yang terjadi sudah tidak terlihat dengan penggunaan identitas Persib Bandung namun terlihat dari antusiasme dan cara ekspresi Bobotoh yang menceritakan Persib Bandung dari masa ke masa sehingga jumlah Bobotoh berkembang dan membentuk kelompok-kelompok pendukung Persib Bandung.

Sehingga menimbulkan transisi sejarah cerita Persib Bandung dari Stadion Siliwangi ke Stadion Si Jalak Harupat hingga ke Stadion Gelora Bandung Lautan Api, namun transisi sejarah ini juga tetap melekat dan meninggalkan banyak cerita dukungan Bobotoh mendukung Persib Bandung. Banyak juga kita temukan fakta bahwa tidak semua Bobotoh yang datang ke Stadion dapat masuk menonton langsung. Namun saat ini kita hanya dapat mengenang romantisme bagaimana mendengarkan siaran tandang Persib Bandung melalui Radio RRI, memanjat pohon atau tiang lampu di Stadion Siliwangi untuk melihat pertandingan langsung dan hal lain yang menjadi kenangan dalam cerita mendukung Persib Bandung.

Memasuki era industri saat ini, kita belum melihat langkah PT Persib Bandung Bermartabat menjadikan Persib Bandung sebagai Intengible Heritage (Warisan budaya tak benda dalam konteks Persib Bandung sebagai nilai hidup dan turun temurun). Entah itu didaftarkan pada UNESCO ataupun sebagai bagian dari konsep PT Persib Bandung Bermartabat dalam mengelola fanatisme Bobotoh di tengah perpaduan pengelolaan era industri dari era budaya yang menjadikan jarak yang terlalu jauh saat ini.

Pengelolaan tiket, pengelolaan hubungan dengan kelompok Bobotoh dan cara interaksi dalam media sosial menjadi hal yang saat ini disorot oleh kelompok Bobotoh. Belum lagi konflik internal pelatih dan pemain yang menjadi bulan-bulanan bagi Bobotoh. Tentu hal ini sangat mengganggu dan membuat kharisma Persib Bandung sebagai budaya menjadi sangat rumit karena tuntutan industri dan rasa memiliki dari kelompok Bobotoh.

Salah satu yang dibutuhkan saat ini bagi pemain dan bagi pelatih baru Persib Bandung adalah memahami dan menunjukkan di lapangan semangat Persib Bandung dengan karakter dalam bermain sehingga identitas Persib Bandung muncul kembali sehingga dapat mengangkat moral elemen Persib Bandung, sebagai contoh kita sebagai Bobotoh akan selalu yakin Persib Bandung dapat menunjukkan semangat berjuang dalam bermain walaupun tertinggal gol. Kita dapat melihat pertandingan Persib Bandung melawan Arema Malang di Stadion Si Jalak Harupat pada 2014 yang berkesudahan 3-2, dimana saat babak pertama tertinggal 0-2, semangat dan karakter Tantan saat itu menjadi titik balik kemenangan, apakah pada saat itu Tantan menerima strategi khusus dari Djadjang Nurjaman? Dalam cerita yang kita tahu tidak ada, semangat moral dan karakter yang akhirnya menjadi pembeda.

Semoga masalah karakter dan semangat moral ini dapat diperbaiki setelah kekalahan melawan PSM Makassar kemarin dan dijawab oleh pelatih baru, mengembalikan karakter ini penting sebelum aplikasi strategi dalam konteks Persib Bandung. Saat ini melupakan pertandingan Persib Bandung menjadi hal yang mudah karena akses mendapatkan tiket menjadi panjang, menyaksikan pada televisi juga menjadi hal yang mudah ditinggalkan cukup dengan mengetahui hasil akhir. Semua terjadi karena jauhnya pengelolaan Persib Bandung dari fase budaya, konflik dengan kelompok Bobotoh adalah hal yang seharusnya tidak terjadi.

Kita juga berharap PT Persib Bandung Bermartarbat dapat mengubah pola pengelolaan untuk dapat lebih merangkul kelompok Bobotoh sehingga tidak menghilangkan landasan budaya sebelum akhirnya berbicara pengelolaan yang jauh lebih teknis dan lebih industrial.

Ditulis Yosha Rory, dengan akun Twitter @roryosha

Lanjut Membaca
Bir kaç senedir çalıştığım iş yerinde patronla aram çok iyi porno izle Patron ara sıra beni evine gönderiyor ve oradaki işleri yapmamı istiyor porno gif Karısına yardım ediyorum türk porno evde bozulan şeyleri tamir ediyorum porno bahçe işlerini hallediyorum porno izle Yeri geliyor çamaşırları bile yıkıyorum bedava porno Tabi evlerine gittiğim zaman karısıyla yalnız oluyoruz sex patronum tüm gün şirkette oluyor porno izle Herifin karısı 44 yaşında olmasına rağmen çok çekici seksi birisi porno resimler İlgimi çekiyor fakat işimi kaybetmek istemediğim için kadına bakmamaya çalışıyorum porno İşim bittikten sonra salonda televizyon bakıyordum porno indir bu sırada patronun karısı iç çamaşırlarıyla yanıma gelip karşımda durdu porno sikimi açıp yalamaya başladı porno ve ağzına boşaldım.
Advertisement

Komentar Bobotoh

Arsip

Trending