Aksi Longmarch, Bobotoh Menuntut Evaluasi Besar Panpel Persib
Tuesday, 21 June 2022 | 19:03
Ratusan Bobotoh mendatangi kantor Persib di Jl Sulanjana Bandung, pada Selasa (21/6/2022) sore setelah melakukan aksi longmarch dari Saparua Bandung. Ini adalah aksi lanjutan setelah tewasnya dua orang Bobotoh karena berdesakan di pintu Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) ketika laga Persebaya vs Persib di ajang Piala Presiden 2022.
Bobotoh menganggap kejadian tersebut disebabkan kelalaian panitia pelaksana (Panpel) pertandingan kandang Persib. Hingga harus meminta maaf secara resmi, bertanggung jawab, dan berbenah. Beberapa seruan diekspresikan lewat spanduk tulisan ‘Evaluasi atau Mundur’, ‘Petugas Terima Suap’, ‘Panpel Tutup Mata’, ‘Stop Tiket Kriting’.
Ruhana, perwakilan Bobotoh aksi mengungkapkan bahwa kejadian tewasnya dua Bobotoh bukan merupakan musibah seperti didengungkan manajemen tim. Menurut sebagian besar Bobotoh peristiwa itu disebabkan kelalaian panpel yang tak mampu menangani animo besar Bobotoh sampai membludak.
“Tuntutan kita tidak ada negosiasi bahwa semua stakeholder panpel harus dibenahi, terus ditunggu 1×24 jam untuk menyatakan bahwa permintaan maaf dari Persib Official sama mengakui kesalahan kelalaian bahwa panpel kita itu belum siap untuk pertandingan tersebut (Persebaya vs Persib). Itu bukan musibah, tapi itu kelalaian dari panpel,” kata Ruhana.
“Karena, kan, Pak Haji Umuh bilang itu adalah musibah, tapi kami tekankan di sini itu kelalaian dari panpel Persib. Jika dicegah dari awal, mungkin tidak akan terjadi seperti hal tersebut,” tambah Ruhana.
Bobotoh aksi merumuskan empat poin tuntutan diantaranya:
1. Menuntut panitia pelaksana pertandingan untuk meminta maaf dan mengakui kesalahan serta kelalaiannya.
2. Evaluasi besar-besaran dalam tubuh Panpel Persib.
3. Panpel harus mengimplementasikan pasal 54 ayat 4 dan 5 Uu keolahragaan no 11 tahun 2022. penuhi hak kami sebagai suporter yang sudah mengikuti Prosedur (membeli tiket).
4. Tidak ada negosiasi.
Tuntutan tersebut akan ditunggu Bobotoh aksi 1×24 jam. Jika tak direalisasikan maka akan ada aksi lanjutan. “Kita tunggu sampai besok. Kalau memang tidak ada respon dari semua stakeholder, kita akan membuat aksi lebih besar di sini lagi, karena ini soal tentang kemanusiaan,” sebutnya.

Ratusan Bobotoh mendatangi kantor Persib di Jl Sulanjana Bandung, pada Selasa (21/6/2022) sore setelah melakukan aksi longmarch dari Saparua Bandung. Ini adalah aksi lanjutan setelah tewasnya dua orang Bobotoh karena berdesakan di pintu Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) ketika laga Persebaya vs Persib di ajang Piala Presiden 2022.
Bobotoh menganggap kejadian tersebut disebabkan kelalaian panitia pelaksana (Panpel) pertandingan kandang Persib. Hingga harus meminta maaf secara resmi, bertanggung jawab, dan berbenah. Beberapa seruan diekspresikan lewat spanduk tulisan ‘Evaluasi atau Mundur’, ‘Petugas Terima Suap’, ‘Panpel Tutup Mata’, ‘Stop Tiket Kriting’.
Ruhana, perwakilan Bobotoh aksi mengungkapkan bahwa kejadian tewasnya dua Bobotoh bukan merupakan musibah seperti didengungkan manajemen tim. Menurut sebagian besar Bobotoh peristiwa itu disebabkan kelalaian panpel yang tak mampu menangani animo besar Bobotoh sampai membludak.
“Tuntutan kita tidak ada negosiasi bahwa semua stakeholder panpel harus dibenahi, terus ditunggu 1×24 jam untuk menyatakan bahwa permintaan maaf dari Persib Official sama mengakui kesalahan kelalaian bahwa panpel kita itu belum siap untuk pertandingan tersebut (Persebaya vs Persib). Itu bukan musibah, tapi itu kelalaian dari panpel,” kata Ruhana.
“Karena, kan, Pak Haji Umuh bilang itu adalah musibah, tapi kami tekankan di sini itu kelalaian dari panpel Persib. Jika dicegah dari awal, mungkin tidak akan terjadi seperti hal tersebut,” tambah Ruhana.
Bobotoh aksi merumuskan empat poin tuntutan diantaranya:
1. Menuntut panitia pelaksana pertandingan untuk meminta maaf dan mengakui kesalahan serta kelalaiannya.
2. Evaluasi besar-besaran dalam tubuh Panpel Persib.
3. Panpel harus mengimplementasikan pasal 54 ayat 4 dan 5 Uu keolahragaan no 11 tahun 2022. penuhi hak kami sebagai suporter yang sudah mengikuti Prosedur (membeli tiket).
4. Tidak ada negosiasi.
Tuntutan tersebut akan ditunggu Bobotoh aksi 1×24 jam. Jika tak direalisasikan maka akan ada aksi lanjutan. “Kita tunggu sampai besok. Kalau memang tidak ada respon dari semua stakeholder, kita akan membuat aksi lebih besar di sini lagi, karena ini soal tentang kemanusiaan,” sebutnya.

bobotoh bersatu tak bisa dikalahkan
bek kiri cari yg baru
zalnando butit
Nya arurang teh sebagai bobotoh kudu mikir, mun teu boga tiket tong maksakeun dek asup
leuwih mantep selaku Bobotoh bener-bener instrospeksi heula, nu maksakeun asup stadion teu make tiket sing geura tobat, nu sok ngahurungkeun flare sing geura tobat oge…
tong asal demo saacan tabayun mah …
EVALUASI JUGA BUAT PARA BOBOTOH YANG SOK KEREN..PAKE BAKAR2 FLARE SEGALA..KALO BISA JANGAN SURUH MASUK BILA PERLU TANGKAP BUAT EFEK JERA.TRUS EVALUASI JUGA BUAT BOBOTOH YANG GAK PUNYA TIKET TOLONG JANGAN SOK MAKSA MASUK STADION.AYO JADI SUPORTER CERDAS JANGAN CULAS.SANGGUP!!
Leres pisan, satuju pisan!!