Agung-Dedi, Bersama Membawa Persib Juara (Bagian 3)
Saturday, 20 June 2020 | 20:00
Pergi dari Persib di level junior guna mendapat tempat di masa depan, salah satu langkah konkret dari Dedi Kusnandar. Ini yang menjadi faktor pembeda dari Dado yang lalu diikuti oleh pemain lainnya seperti Jajang Mulyana, Ferdinand Sinaga, Heri Susanto, Abdul Aziz, Alfath Fathier, atau Hanif Sjahbandi.
Melanjut kisah dua pemain yang memiliki tanggal lahir sama, Dedi dan Agung, sebagai gelandang potensial dari lokal (Jabar) Bandung. Pada akhirnya gengsi keduanya memiliki jalan dan peruntungan yang berbeda.
Peruntungan Dado yang berkiprah di luar Bandung bisa mengantarkannya menuju sebuah muara yakni Tim Nasional Indonesia. Ia bahkan didapuk sebagai kapten Timnas U-23 yang berlaga di ASIAN Games Incheon Korea Selatan.
Sementara Agung bisa merasakan bagaimana menikmati gelar juara di level junior (2009-2010) dan juara di level senior tahun 2014 bersama Persib. Pemain dengan gelar terlengkap di Persib.
Keduanya sempat sama-sama membangun kekuatan di Persib senior, ketika Jajang Nurjaman memutuskan mendatangkan Dado dari Persebaya untuk kompetisi 2015. Raihan tertinggi mereka saat itu mengangkat trofi sama-sama Piala Presiden. Di partai final melawan Sriwijaya FC, Dado tampil sebagai starter, yang kemudian digantikan Agung pada menit ke 70. Kala itu Persib menang berkat gol Achmad Jufriyanto dan Konate Makan, tanpa kebobolan.
Kebersamaan keduanya tak berjalan lama. Dado memutuskan hijrah ke Liga Malaysia bergabung dengan Sabah FA (2016). Adalah karier yang diinginkan setiap pemain bermain di liga luar. Agung Pribadi dipinjamkan ke Persela Lamongan, kemudian Laskar Joko Tingkir mengambil opsi kepemilikan penuh atasnya musim kompetisi 2017.
Dado kembali ke Persib di musim yang sama ketika Agung telah tersingkir dari skuad. Kini gelandang bernomor punggug 11 itu tengah menjalani masa naik turun di Persib pasca cedera patah tulang, perjuangannya bersama Persib masih berlanjut di Liga 2020 sementara menguasai klasemen dalam tiga pertandingan.
Karier Agung sama naik turunnya, punya menit bermain banyak di Persela ia tertimpa cedera yang mengharuskannya menepi. Sembuh lalu bergabung PSIM Yogyakarta dan kini bermain di Liga 2 dengan memperkuat PSKC Cimahi.

Pergi dari Persib di level junior guna mendapat tempat di masa depan, salah satu langkah konkret dari Dedi Kusnandar. Ini yang menjadi faktor pembeda dari Dado yang lalu diikuti oleh pemain lainnya seperti Jajang Mulyana, Ferdinand Sinaga, Heri Susanto, Abdul Aziz, Alfath Fathier, atau Hanif Sjahbandi.
Melanjut kisah dua pemain yang memiliki tanggal lahir sama, Dedi dan Agung, sebagai gelandang potensial dari lokal (Jabar) Bandung. Pada akhirnya gengsi keduanya memiliki jalan dan peruntungan yang berbeda.
Peruntungan Dado yang berkiprah di luar Bandung bisa mengantarkannya menuju sebuah muara yakni Tim Nasional Indonesia. Ia bahkan didapuk sebagai kapten Timnas U-23 yang berlaga di ASIAN Games Incheon Korea Selatan.
Sementara Agung bisa merasakan bagaimana menikmati gelar juara di level junior (2009-2010) dan juara di level senior tahun 2014 bersama Persib. Pemain dengan gelar terlengkap di Persib.
Keduanya sempat sama-sama membangun kekuatan di Persib senior, ketika Jajang Nurjaman memutuskan mendatangkan Dado dari Persebaya untuk kompetisi 2015. Raihan tertinggi mereka saat itu mengangkat trofi sama-sama Piala Presiden. Di partai final melawan Sriwijaya FC, Dado tampil sebagai starter, yang kemudian digantikan Agung pada menit ke 70. Kala itu Persib menang berkat gol Achmad Jufriyanto dan Konate Makan, tanpa kebobolan.
Kebersamaan keduanya tak berjalan lama. Dado memutuskan hijrah ke Liga Malaysia bergabung dengan Sabah FA (2016). Adalah karier yang diinginkan setiap pemain bermain di liga luar. Agung Pribadi dipinjamkan ke Persela Lamongan, kemudian Laskar Joko Tingkir mengambil opsi kepemilikan penuh atasnya musim kompetisi 2017.
Dado kembali ke Persib di musim yang sama ketika Agung telah tersingkir dari skuad. Kini gelandang bernomor punggug 11 itu tengah menjalani masa naik turun di Persib pasca cedera patah tulang, perjuangannya bersama Persib masih berlanjut di Liga 2020 sementara menguasai klasemen dalam tiga pertandingan.
Karier Agung sama naik turunnya, punya menit bermain banyak di Persela ia tertimpa cedera yang mengharuskannya menepi. Sembuh lalu bergabung PSIM Yogyakarta dan kini bermain di Liga 2 dengan memperkuat PSKC Cimahi.
