8 Klub Masih Bermasalah dengan Finansial dan Infrastruktur
Tuesday, 24 December 2013 | 12:05
PSSI memberi kelonggaran bagi klub verifikasi untuk memenuhi 2 dari 5 aspek klub profesional. Kedua aspek tersebut adalah finansial dan infrastruktur. Meski begitu, masih ada 8 dari 22 klub yang belum memenuhi kriteria tersebut.
“Delapan klub di antaranya masih sisakan catatan khusus terkait aspek infrastuktur dan finansial,” ujar sekjen PSSI, Joko Driyono, seperti dikutip dari situs Goal Indonesia.
Dari 8 klub tersebut, 5 diantaranya masih bermasalah dengan aspek finansial. Mereka adalah Sriwijaya FC, Persela Lamongan, Persijap Jepara, Perseru Serui, dan Persik Kediri. tiga klub pertama terhadang masalah tunggakan gaji pemain mereka musim lalu. Sedangkan 2 klub terakhir dinilai masih bermasalah dengan rencana keuangan ke depan.
PSSI memberi tengat waktu bagi klub bersangkutan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Jika tidak bisa melengkapi kewajiban hingga 15 Januari mendatang, maka hak komersil ISL bagi klub-klub tersebut akan ditangguhkan. Sedangkan bila hingga kick-off bergulir, klub tersebut belum juga melengkapi kewajiban finansial, maka PSSI hanya akan mensahkan 18 dari 30 pemain yang di daftarkan para klub.
“Kenapa mereka tetap diloloskan buat ikuti ISL musim depan? PSSI melihat usaha klub. Mereka tidak basa-basi berusaha selesaikan masalah. Meski begitu, tiga klub yang terhadang masalah tunggakan sudah sepakat dengan dua mekanisme deadline penyelesaian masalah mereka,” papar Joko.
Sedangkan klub yang masih memiliki kendala berkaitan dengan infrastruktur, ada 6 klub. Mereka adalah Persita Tangerang, Perseru Serui, Persiram Raja Ampat, Persiba Balikpapan, Persela Lamongan, dan Persik Kediri. Ketidaklengkapan infrastruktur meliputi kualitas lapangan dan lampu. Klub-klub inipun diberi deadline hingga 15 Januari nanti.
”Jika sampai deadline masalah tidak kelar, PT LI akan berkomunikasi dengan pemilik stadion dan tutupi pengeluaran yang dibutuhkan buat selesaikan masalah itu. Dana talangan itu diperhitungkan dengan hak komersial para klub yang bermasalah di akhir ISL musim depan,” jelas Joko.

PSSI memberi kelonggaran bagi klub verifikasi untuk memenuhi 2 dari 5 aspek klub profesional. Kedua aspek tersebut adalah finansial dan infrastruktur. Meski begitu, masih ada 8 dari 22 klub yang belum memenuhi kriteria tersebut.
“Delapan klub di antaranya masih sisakan catatan khusus terkait aspek infrastuktur dan finansial,” ujar sekjen PSSI, Joko Driyono, seperti dikutip dari situs Goal Indonesia.
Dari 8 klub tersebut, 5 diantaranya masih bermasalah dengan aspek finansial. Mereka adalah Sriwijaya FC, Persela Lamongan, Persijap Jepara, Perseru Serui, dan Persik Kediri. tiga klub pertama terhadang masalah tunggakan gaji pemain mereka musim lalu. Sedangkan 2 klub terakhir dinilai masih bermasalah dengan rencana keuangan ke depan.
PSSI memberi tengat waktu bagi klub bersangkutan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Jika tidak bisa melengkapi kewajiban hingga 15 Januari mendatang, maka hak komersil ISL bagi klub-klub tersebut akan ditangguhkan. Sedangkan bila hingga kick-off bergulir, klub tersebut belum juga melengkapi kewajiban finansial, maka PSSI hanya akan mensahkan 18 dari 30 pemain yang di daftarkan para klub.
“Kenapa mereka tetap diloloskan buat ikuti ISL musim depan? PSSI melihat usaha klub. Mereka tidak basa-basi berusaha selesaikan masalah. Meski begitu, tiga klub yang terhadang masalah tunggakan sudah sepakat dengan dua mekanisme deadline penyelesaian masalah mereka,” papar Joko.
Sedangkan klub yang masih memiliki kendala berkaitan dengan infrastruktur, ada 6 klub. Mereka adalah Persita Tangerang, Perseru Serui, Persiram Raja Ampat, Persiba Balikpapan, Persela Lamongan, dan Persik Kediri. Ketidaklengkapan infrastruktur meliputi kualitas lapangan dan lampu. Klub-klub inipun diberi deadline hingga 15 Januari nanti.
”Jika sampai deadline masalah tidak kelar, PT LI akan berkomunikasi dengan pemilik stadion dan tutupi pengeluaran yang dibutuhkan buat selesaikan masalah itu. Dana talangan itu diperhitungkan dengan hak komersial para klub yang bermasalah di akhir ISL musim depan,” jelas Joko.

Kenapa klub2 yang sudah siap semua faktor, contohnya Pro Duta (yang dulunya adalah klub internal Persib), malah tidak diloloskan?
Verifikasi yang aneh
itulah pssi , nyieun aturan tapi teu tegas, malah terkesan berat ka klub2 isl ( loyalis pssi ), tapi klub ex ipl mah jiga na teu dianggap.
mang akang kagak tau apa , PSSI itu kan banyak mafia nya , pro duta itu club sehat , dan pssi selalu cari alasan buat salahin produta , dari pengaturan skor lah , sampai ga ada stadiun …..
PSSI ga usah liat dari usaha nya tp kenyataannya (apakah sehat dari finansialnya untuk 1 musim ke depan apakah cuma untuk beberapa bulan? klu hanya beberapa bulan apakah ada yang menjamin pasti bhwa d bulan berikutnya ada finansialnya. nanti klu udah ada kasus PSSI lepas tangan dan infrastrukturnya sudah bagus) klu klub memang sudah tidak mampu memenuhi 2 aspek tersebut ya jangan d loloskan, nanti jadi korban adalah pemaen. gaji d tunggak hingga berbulan2. nnti kasus2 seperti diego mendieta psti terulang lagi…
Benar sekali, kalo liga kita ingin benar-benar profesional, skak mati saja klub-klub yang tidak memenuhi 5 aspek tadi. Kenapa tidak kalo kompetisi cuma diikuti 16 klub?
Pssi tidak fair
asa teu puguh, lieur ah