40 Hari Bekerja, Gomez Kritisi Persib
Saturday, 20 January 2018 | 20:24
Sudah kurang lebih 40 hari pelatih Mario Gomez bekerja untuk Persib. Awal kedatangannya ia disambut dengan penuh pengharapan bisa membawa Persib lebih baik dibanding musim sebelumnya.
Memulai ia bekerja, tepat perdana latihan pada 13 Desember 2017, sang entrenador mulai mengeluhkan soal lapangan tempat latihan Maung Bandung. Ia mempertanyakan apakah tim besar sekelas Persib tidak mempunyai tempat latihan berkualitas.
“Dengar, kalian ingat beberapa hari lalu kami pernah berbicara tentang lapangan, Persib Bandung tidak punya tempat latihan dan tidak ada yang mendengar dari Persib menyiapkan satu lapangan untuk latihan, kami tidak punya,” beber Gomez berargumen terbuka pada Sabtu (20/1/2018).
Lapangan latihan Persib memang sudah menjadi kendala di setiap musimnya. Berbeda dengan klub luar yang memiliki pusat pelatihan dan kebugaran khusus, klub kebanggaan Bobotoh ini tak punya venue seperti demikian.
Mereka kerap berpindah-pindah melakukan latihan, Lapangan Sesko AD, lapangan rumput sintetis Lodaya, Stadion Si Jalak Harupat yang segera direnovasi, hingga Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), lapangan tempat venue mereka bertanding.
“Setiap hari ada perkataan ‘Mario hari ini kita latihan di sini, keesokan harinya berlatih di sana’. Kemudian dua jam sebelum latihan tiba-tiba dapat kabar tidak bisa pakai lapangan itu dan harus pergi ke tempat lain,” keluh Gomez.
Gomez harap kritiknya bisa didengar dan segera dieksekusi para petinggi Persib–dalam hal ini PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB). Kritiknya dirasa bukan kepentingan dirinya sebagai pelatih, namun untuk kemajuan Persib dengan nama besar klub di baliknya
“Ini tim besar, ini bukan untuk saya tapi untuk pemain. Oke mungkin kami dituntut untuk terus menang tapi untuk mencapai itu kami butuh latihan,” jelasnya.
“Mungkin bagi saya ketika kalah masih bisa berlanjut tapi untuk pemain dan Persib ini penting dan tidak ada yang peduli. Ini opini saya setelah 40 hari berada di sini tapi tidak ada yang mau mendengar,” tandasnya.

Sudah kurang lebih 40 hari pelatih Mario Gomez bekerja untuk Persib. Awal kedatangannya ia disambut dengan penuh pengharapan bisa membawa Persib lebih baik dibanding musim sebelumnya.
Memulai ia bekerja, tepat perdana latihan pada 13 Desember 2017, sang entrenador mulai mengeluhkan soal lapangan tempat latihan Maung Bandung. Ia mempertanyakan apakah tim besar sekelas Persib tidak mempunyai tempat latihan berkualitas.
“Dengar, kalian ingat beberapa hari lalu kami pernah berbicara tentang lapangan, Persib Bandung tidak punya tempat latihan dan tidak ada yang mendengar dari Persib menyiapkan satu lapangan untuk latihan, kami tidak punya,” beber Gomez berargumen terbuka pada Sabtu (20/1/2018).
Lapangan latihan Persib memang sudah menjadi kendala di setiap musimnya. Berbeda dengan klub luar yang memiliki pusat pelatihan dan kebugaran khusus, klub kebanggaan Bobotoh ini tak punya venue seperti demikian.
Mereka kerap berpindah-pindah melakukan latihan, Lapangan Sesko AD, lapangan rumput sintetis Lodaya, Stadion Si Jalak Harupat yang segera direnovasi, hingga Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), lapangan tempat venue mereka bertanding.
“Setiap hari ada perkataan ‘Mario hari ini kita latihan di sini, keesokan harinya berlatih di sana’. Kemudian dua jam sebelum latihan tiba-tiba dapat kabar tidak bisa pakai lapangan itu dan harus pergi ke tempat lain,” keluh Gomez.
Gomez harap kritiknya bisa didengar dan segera dieksekusi para petinggi Persib–dalam hal ini PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB). Kritiknya dirasa bukan kepentingan dirinya sebagai pelatih, namun untuk kemajuan Persib dengan nama besar klub di baliknya
“Ini tim besar, ini bukan untuk saya tapi untuk pemain. Oke mungkin kami dituntut untuk terus menang tapi untuk mencapai itu kami butuh latihan,” jelasnya.
“Mungkin bagi saya ketika kalah masih bisa berlanjut tapi untuk pemain dan Persib ini penting dan tidak ada yang peduli. Ini opini saya setelah 40 hari berada di sini tapi tidak ada yang mau mendengar,” tandasnya.

Mikir dunk manajumun ,kudu era ku ngaran anu geus sengit (PERSIB BANDUNG)
Mungkin salah satu kegagalan persib karena kurangny fasilitas latihan….
Sy udunan 400rb…sy sanggup na sakitu
Bener ieu nah profesionalitas manajemen kudu di pertanyakan, tong hayang untungna hungkul, jeung setiap main ditekan kudu menang wae ari fasilitas latihan O besar, iraha rek go asiana atuh euy manajemen sateh
Harus punya target sib, selain harus juara liga 1, juga harus paling top dan terbaik urusan tempat latihan
mana manager na atuh ari teu becus neangan lapang-lapang wae mah, boro-boro lapang alat latihan ge nyieun tinu paralon wc, kalah koar-koar mere bonus we hayang kapuji ku batur. boro
Bener ngaran we pt. PBB mencusuar tapi tempat latihan teu boga, Hayu urang ududan bobotoh urang meuli tanah na heula, kadua udunan deui jang nyieun lapangna. Lapangan na urang dingarananan stadion “bobotoh persib”
tah asa bakal rame ieu mah…. GOMES Vs Manajemen
wayahna we ari pelatih berkelas mah moal bisa dibebenjoken….
konsekwensi bagi manajemen tah ari meli pelatih luar mah
mangga tuang!!!!!
sudah saatnya persib investasi untuk membuat vaneu latihan dan mess satu lokasi, selain irit biaya, bisa untuk jangka panjang, persib klub besar dan profesional mestinya sudah memikirikan kearah sana, apalagi tidak hanya tim senior, tim yunior pun banyak yang berminat gabung persib. pembinaan juga selain untuk masa depan bisa dijadikan bisnis tambahn untuk persib, klub2 eropa juga menerapkan seperti itu.. brovo persib.
anjrit rame uy GOMEZ VS MANAGEMEN,,,,VIRALKAN,,
Mikir ath… Era ari ngadtangken pamaen dunia bisa. Si bere lapang siga letak sawah.. Jadi we cidera
pelatih gomes itu sudah bagus jadi lamun persib kalah waee mang pemainnya sudah pada tua tenaga kalah sama yg muda tp jng salah kan pelatih gomes melatih dengan keadan persib pemain tua nya sudah pada di kontrak jd wayah na weeeeee has hes hos