Tegas, Panpel Persib Larang Pedagang Berjualan di Tribun
Friday, 20 April 2018 | 19:29
Langkah tegas dilakukan Panitia Pelaksana atau Panpel pertandingan kandang Persib. Pihaknya merespon masukan Bobotoh untuk dilarangnya pedagang berjualan di tribun stadion dalam sebuah laga Persib, mulai dari pertandingan melawan Borneo FC, Sabtu (21/4/2018).
General Coordinator Panpel Persib Budhi Bram Rachman berkeputusan tegas berkaca kepada dua laga kandang Persib melawan PS. Tira dan Mitra Kukar, partai tersebut selalu didapati lemparan botol ke dalam lapangan. Kondisi itu pula yang buat klub dikenai sanksi/denda masing-masing Rp. 100 juta dan Rp. 45 juta oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.
“Banyak saran, masukan, kritikan kepada panpel, karena ketika masuk ke dalam stadion air kemasan selalu dipindahkan dari botol ke plastik, sementara kenapa di dalam ada penjual asongan dalam kemasan botol,” buka Bram dalam sesi wawancara terbuka, Jumat (20/4/2018).
“Menanggapi kritikan itu, pengelola stadion dan kepolisian sepakat untuk larangan pedagang asongan berjualan di tribun stadion. Itu untuk meminimalisasi lemparan-lemparan berupa kemasan air mineral,” beber Bram.
Petugas keamanan akan melakukan sweeping di seluruh area tribun demi ketertiban pertandingan. Jika didapati pedagang yang membandel tetap berjualan, maka mereka akan menyerahkannya kepada Satpol PP.
“Kami akan berupaya bahwa pedagang-pedagang itu akan kami sweeping menyisir setiap tribun agar tidak berjualan, jika ada akan kami serahkan ke Satpol PP,” urainya.
Panpel akan tetap mengizinkan para pedagang berjualan di luar pintu masuk tribun pada laga nanti, karena pada dasarnya panitia tak melarang mereka berdagang di tempat-tempat yang diperbolehkan.
“Kami sebenarnya tidak melarang pedagang-pedagang untuk berjualan saat pertandingan, tapi ada larangan-larangan di tempat-tempat yang bukan semestinya diizinkan berjualan seperti di tribun,” jelasnya.

Langkah tegas dilakukan Panitia Pelaksana atau Panpel pertandingan kandang Persib. Pihaknya merespon masukan Bobotoh untuk dilarangnya pedagang berjualan di tribun stadion dalam sebuah laga Persib, mulai dari pertandingan melawan Borneo FC, Sabtu (21/4/2018).
General Coordinator Panpel Persib Budhi Bram Rachman berkeputusan tegas berkaca kepada dua laga kandang Persib melawan PS. Tira dan Mitra Kukar, partai tersebut selalu didapati lemparan botol ke dalam lapangan. Kondisi itu pula yang buat klub dikenai sanksi/denda masing-masing Rp. 100 juta dan Rp. 45 juta oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.
“Banyak saran, masukan, kritikan kepada panpel, karena ketika masuk ke dalam stadion air kemasan selalu dipindahkan dari botol ke plastik, sementara kenapa di dalam ada penjual asongan dalam kemasan botol,” buka Bram dalam sesi wawancara terbuka, Jumat (20/4/2018).
“Menanggapi kritikan itu, pengelola stadion dan kepolisian sepakat untuk larangan pedagang asongan berjualan di tribun stadion. Itu untuk meminimalisasi lemparan-lemparan berupa kemasan air mineral,” beber Bram.
Petugas keamanan akan melakukan sweeping di seluruh area tribun demi ketertiban pertandingan. Jika didapati pedagang yang membandel tetap berjualan, maka mereka akan menyerahkannya kepada Satpol PP.
“Kami akan berupaya bahwa pedagang-pedagang itu akan kami sweeping menyisir setiap tribun agar tidak berjualan, jika ada akan kami serahkan ke Satpol PP,” urainya.
Panpel akan tetap mengizinkan para pedagang berjualan di luar pintu masuk tribun pada laga nanti, karena pada dasarnya panitia tak melarang mereka berdagang di tempat-tempat yang diperbolehkan.
“Kami sebenarnya tidak melarang pedagang-pedagang untuk berjualan saat pertandingan, tapi ada larangan-larangan di tempat-tempat yang bukan semestinya diizinkan berjualan seperti di tribun,” jelasnya.

Naha mke di larang sagala, tinggal benerken laku lampah penongtonna,
da emang kuduna eweuh nu dagang di tribunna, mun penonton haus wayahna indit heula katukang meuli jeung nginum cai, kumaha weh ciga hayang ngompol, ke geus beres balik deui ka tribun
Cik atuh nu dagang mah keun wae tong nika di larang,mun uing hauss kudu nginum naon atuh..piraku kudu nginum cai haneut koneng : ) Asal ulah dagang beas we atuh lahh..
Setuju lah ulah aya nu dagang cai,, ngajual na ge sasangkleung neangan bati teu euleum”,, cai mah mawa di luar pindahkeun kana plastik.. Daharan mah bae lah kurupuk wae mah bisi salatri meh aman jang ngabaledogna.. Paling penting mah roko ulah di razia atuh uyy, mending teu dahar uink mah dari pda teu ngaroko..
Lamun bisa mah teu nanaon pedagang asongan asup ka tribun, ngan anu dijualna pariksa heula, ulah ngajual cai dibotolan, tapi dibungkus kantong plastik!