Supardi Anggap Sorakan Penonton Sebagai Cobaan Iman
Monday, 12 May 2014 | 18:31
Tim nasional Indonesia sukses meraih kemenangan dalam sebuah partai eksebisi menghadapi ASEAN All Stars dengan skor 1-0 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (11/5) malam. Gol tunggal Indonesia dihasilkan oleh Talouhu Abdul Musafry yang sundulannya salah diantisipasi oleh pemain ASEAN All Stars, Safiq bin Rahim. Bagi bek kanan Indonesia yang juga bermain untuk Persib Supardi Nasir, dirinya mengaku sudah tampil maksimal guna mengantarkan kemenangan bagi negaranya.
“Aku sudah memberikan yang terbaik, aku ga bisa nilai permainanku sendiri. Hanya itu, perkara bagus atau engga yang penting udah berikan semaksimal mungkin,” katanya saat diwawancara di Mess Persib, Senin (12/5).
Supardi yang dalam laga itu bermain di 45 menit awal, seperti pemain Persib lainnya kerap mendapat sorakan dari penonton yang mayoritas pendukung setia Persija Jakarta. Meski begitu, Supardi mengaku sama sekali tidak terpengaruh oleh ejekan para suporter dari negara sendiri. Bagi mantan pemain Sriwijaya FC ini, sorakan dari penonton adalah sebuah hal yang biasa.
“Ya itulah cobaan iman buat kita sendiri. Yang seperti itu kan kalo sudah biasa, ya biasa aja. Aku sebelum ini pernah mendapat kejadian yang sama, ada beberapa orang yang menyoraki dan malah aku (balas) berikan applause (tepuk tangan),” sambungnya.
Meski mengaku tidak terpengaruh, Supardi tetap menyayangkan tindakan oknum supporter Indonesia tersebut. Karena baginya momen membela tim nasional adalah saat untuk menyatukan bangsa. Terlebih sorakan penonton ini berawal dari perseteruan 2 kelompok supporter yang dikenal kerap berseteru yaitu Viking dan Jakmania, yang tidak lain adalah kelompok suporter pendukung Persib dan Persija.
“Sangat disayangkan mestinya mereka bisa memilah. Ini kan sebenarnya berawal dari klub yaitu Viking dan The Jak. Tapi mestinya lebih dewasa lah karena ini kan Tim Nasional. Harapannya semua pemain ingin ini tidak terjadi lagi. Aku ga terganggu sih karena nantinya mereka bakalan capek sendiri. Ya mereka yang harus berpikir, kalau berpikir jernih pasti kejadian ini tidak terjadi,” tegasnya.

Tim nasional Indonesia sukses meraih kemenangan dalam sebuah partai eksebisi menghadapi ASEAN All Stars dengan skor 1-0 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (11/5) malam. Gol tunggal Indonesia dihasilkan oleh Talouhu Abdul Musafry yang sundulannya salah diantisipasi oleh pemain ASEAN All Stars, Safiq bin Rahim. Bagi bek kanan Indonesia yang juga bermain untuk Persib Supardi Nasir, dirinya mengaku sudah tampil maksimal guna mengantarkan kemenangan bagi negaranya.
“Aku sudah memberikan yang terbaik, aku ga bisa nilai permainanku sendiri. Hanya itu, perkara bagus atau engga yang penting udah berikan semaksimal mungkin,” katanya saat diwawancara di Mess Persib, Senin (12/5).
Supardi yang dalam laga itu bermain di 45 menit awal, seperti pemain Persib lainnya kerap mendapat sorakan dari penonton yang mayoritas pendukung setia Persija Jakarta. Meski begitu, Supardi mengaku sama sekali tidak terpengaruh oleh ejekan para suporter dari negara sendiri. Bagi mantan pemain Sriwijaya FC ini, sorakan dari penonton adalah sebuah hal yang biasa.
“Ya itulah cobaan iman buat kita sendiri. Yang seperti itu kan kalo sudah biasa, ya biasa aja. Aku sebelum ini pernah mendapat kejadian yang sama, ada beberapa orang yang menyoraki dan malah aku (balas) berikan applause (tepuk tangan),” sambungnya.
Meski mengaku tidak terpengaruh, Supardi tetap menyayangkan tindakan oknum supporter Indonesia tersebut. Karena baginya momen membela tim nasional adalah saat untuk menyatukan bangsa. Terlebih sorakan penonton ini berawal dari perseteruan 2 kelompok supporter yang dikenal kerap berseteru yaitu Viking dan Jakmania, yang tidak lain adalah kelompok suporter pendukung Persib dan Persija.
“Sangat disayangkan mestinya mereka bisa memilah. Ini kan sebenarnya berawal dari klub yaitu Viking dan The Jak. Tapi mestinya lebih dewasa lah karena ini kan Tim Nasional. Harapannya semua pemain ingin ini tidak terjadi lagi. Aku ga terganggu sih karena nantinya mereka bakalan capek sendiri. Ya mereka yang harus berpikir, kalau berpikir jernih pasti kejadian ini tidak terjadi,” tegasnya.

sae pisan bung Supardi mah jalmina Agamis, anu nyurakan jalmina nembe kenging ngeurad ti leuweung….ningali mobil majarteh kuya tarik lumpatna
de jek hmm….berani ya melawan 40 juta warga Jabar!
Ente jumlahnya paling sejutaan!
IRI TANDA TA MAMPU……
Itu sbg pmbuktian kl supporter ibu kota adalah supporter yg tdk mmliki pendidikan yg gak bisa mmbedakan mana yg hrs didukung dan mana yg hrs di cemooh, sdh jelas pemain team nas dari Persib itu ingin mengabdi utk kpntingan bangsa jadi misi yg mrk bawakan adlh utk kpntingan negara bukan kpntingan club, ini uji coba international di Asia tentunya tontonannyapun disaksikan oleh belahan bumi di Asia tdk hny indonesia saja, sungguh memalukan kjdian ini dan mncoreng supporter indonesia, ada anak bangsa yg bersikap bodoh dg tidak mndukung anak bangsa lainnya yg sedang berjuang di lap hijau utk kpntingan bsngsa. Smg supporter ibukota bisa cerdas utk bisa mmbedakan mn yg hrs didukung mn yg hrs di cela.
Siapa pun yang menghina pemain yang sedang berjuang membela negaranya sama dengan menghina negaranya sendiri. Masih pantaskah anda mengaku sebagai warga negara Indonesia ?
Begitulah supporter Ibukota sekarang terlihat sangat jelas siapa yg tidak berpendidikan…yang suka tawuran…mencoreng nama bangsa sendiri sungguh ironis, sangat disayangkan..!!!!!!!!
Atuda ngaranage an?ing lain jelema….
lamun jelema mah boga otak jeung pikiran.
Nampak sekali kebodohan suporter tim ibu kota, mental kalian mental bayaran ~
Bobotoh harus lebih dewasa.
Kejadian ini membuktikan kalau suporter ibukota itu belum tentu perilakunya seperti “orang kota” juga. Masih primordial, berpikiran sempit dan fanatisme buta. Bobotoh jangan seperti itu, harus lebih dewasa..
Membalas api dengan api itu hanya akan menjadikan kita semua abu. Tidak ada yang menang atau kalah, seperti lingkaran setan.
Kita mulai dari kita sendiri untuk menjadi lebih dewasa.
Nuhun..
Bobotoh ti Depok
taah ieu nu kedah di anggo mentalna ku bobotoh. jenengannana gentos ulah jurig Persib tapi BOBOTOH MURNI….. nu kieu kedah di damrl conto mah
Punten boss mung hoyong ngaemutan hungkul, basa taun 2010 an INA vs MALDIVES di siliwangi pernah urang2 nyurakan si BP tah ayeuna FS giliran nu disurakan… tah ayeuna mah urang emutan ku urang sadaya bahwa urang teh ulah ngagogoreng batur sanajan eta ‘icon’ tim musuh gegerot…. DUKUNG PERSIB MAKE MANAH… dewasa dan kreatif
leres tah kang
Satuju kang Seno
teink ah no komen lieur. nu penting mah persib weh juara
Tp emang betul: di Jkt loba tawuran pelajar. Di Bandung tara kadenge. Tah ti dinya ge gs bisa disimpulkeun saha biang ribut teh? Bobotoh tara maksakaeun nonton Persib di Jkt, euweuh bobotoh mlah Persibna dilempari. Giliran brtanding di Bdg maranehna maksakeun dtang, bikin ribut! Mrklah biang onar!
Kade ka Bobotoh nu kitu mah ulah diturutan