Supardi Akui Butuh Proses Panjang Dalam Bangun Chemistry
Sunday, 29 October 2017 | 18:27
Materi bertabur bintang bukan acuan bagi sebuah tim bisa bicara banyak dalam sebuah turnaman atau kompetisi. Hal itu diakui bek kanan Persib, Supardi Nasir bahwa materi pemain mentereng tetap perlu masa adaptasi. Tidak serta merta pemain hebat bisa begitu saja nyetel satu sama lain.
“Tapi kita harus sadari dan ga bisa dipungkiri, Persib sekarang bukan tim yang terbentuk sudah lama karena rata-rata itu pemain baru,” jelas Supardi kepada awak media belum lama ini.
Dikatakan Supardi bahwa musim ini Persib banyak memasukan nama-nama baru. Hal itu pun memaksa antar pemain butuh waktu mencoba memahami karakter antar punggawa Maung Bandung. Bukan persoalan gampang memang menurutnya membangun sebuah kekompakan di sebuah tim.
“Kita harus adaptasi lagi dan kita banyak pemain-pemain bintang memang tetapi kita baru bermain satu tahun ini jadi butuh waktu untuk jadikan tim ini solid,” jelas Supardi.
Dia memberi contoh bahwa guna memahami permainan Michael Essien pun butuh proses. Padahal secara sekilas itu hal mudah lantaran permainan gelandang asal Ghana itu sudah sering disaksikan dari layar kaca. Namun tetap saja hal itu bukan acuan chemsitry bisa cepat terbangun.
“Maksudnya contoh saya sama Essien selama ini saya lihat dia di televisi dan disatukan dalam satu tim. itu ga serta merta dalam satu bulan atau dua bulan saya langsung paham apa maunya Essien dan Esien paham maunya saya,” jelas pria asal Pekanbaru ini.
Begitu pula dengan chemistry dia dengan Muhammad Ridwan di sisi kanan yang sudah seperti pasangan serasi meski kini sudah pisah. “Contoh saya sama Ridwan berapa lama bisa klop, itu karena udah berlangsung lama baru ketemu chemistry aku dengan ngobrol engga cukup dengan hitungan bulan itu yang aku rasakan,” tukasnya.

Materi bertabur bintang bukan acuan bagi sebuah tim bisa bicara banyak dalam sebuah turnaman atau kompetisi. Hal itu diakui bek kanan Persib, Supardi Nasir bahwa materi pemain mentereng tetap perlu masa adaptasi. Tidak serta merta pemain hebat bisa begitu saja nyetel satu sama lain.
“Tapi kita harus sadari dan ga bisa dipungkiri, Persib sekarang bukan tim yang terbentuk sudah lama karena rata-rata itu pemain baru,” jelas Supardi kepada awak media belum lama ini.
Dikatakan Supardi bahwa musim ini Persib banyak memasukan nama-nama baru. Hal itu pun memaksa antar pemain butuh waktu mencoba memahami karakter antar punggawa Maung Bandung. Bukan persoalan gampang memang menurutnya membangun sebuah kekompakan di sebuah tim.
“Kita harus adaptasi lagi dan kita banyak pemain-pemain bintang memang tetapi kita baru bermain satu tahun ini jadi butuh waktu untuk jadikan tim ini solid,” jelas Supardi.
Dia memberi contoh bahwa guna memahami permainan Michael Essien pun butuh proses. Padahal secara sekilas itu hal mudah lantaran permainan gelandang asal Ghana itu sudah sering disaksikan dari layar kaca. Namun tetap saja hal itu bukan acuan chemsitry bisa cepat terbangun.
“Maksudnya contoh saya sama Essien selama ini saya lihat dia di televisi dan disatukan dalam satu tim. itu ga serta merta dalam satu bulan atau dua bulan saya langsung paham apa maunya Essien dan Esien paham maunya saya,” jelas pria asal Pekanbaru ini.
Begitu pula dengan chemistry dia dengan Muhammad Ridwan di sisi kanan yang sudah seperti pasangan serasi meski kini sudah pisah. “Contoh saya sama Ridwan berapa lama bisa klop, itu karena udah berlangsung lama baru ketemu chemistry aku dengan ngobrol engga cukup dengan hitungan bulan itu yang aku rasakan,” tukasnya.

Intinamah pake pelatihna nu cerdik…
Lamun cuci gudang bakal jadi sarua keneh, tim yg juara 2014,sudah di bangun dari tahun 2013,,,jadi kesalahan dengan merombak tim tiap musimnya gak akan jadi ap2,,,sekarang kan tos katingali mana anu pas lah di oertahan keun,,, lamun ngarombak bukan solusi,,,kesalahan di awal musim jgn di ulang, pamain butuh jam bertanding buat masuk ke perform terbaik, kaya mas har harusnya jgn di ganggu, duetkan saja sama kim seperti di ISC biang keroknya dedi kusnandar di
JIGA NU GES GES, PAMAIN SEPENUHNYA PILIHAN PELATIH , CEK AKI AKI
TAPI KANYATAAN WADUK JATILUHUR, SI ETA KENEH DKK NU NANGTUKEUN PAMAEN,
LEWIH LEWIH STRATEHI,
BANGUN HELA KEMISTRI AKI DKK
Piraku rek nepi ka beres kompetisi masih ngabahas chemistry ? Nu sidik mah Persib teu pinter ngarekut pamaen ti awalna keneh… kaasup nyiapkeun super sub keur pamaen inti… loba nu cedera akut jeung loba gelandang type bertahan.. sementara type gelandang serang tur pengatur irama serangan nu dibutuhkeun euweuh nu hade… nya percuma boga winger Febri jeung striker Eze ge ari suplai bola asakna euweuh mah.. katambah teu cermat nentukeun palatih pengganti janur.. nya tarimakeun weh kieu jadinya.. duit puluhan milyaran kaluar teu sabanding jeung prestasi.. jadikeun pelajaran keur manajemen. Terutama soal panentuan pamaen.. ulah terus2an hayang nostalgia ku tim juara… geus 3 tahun katukang etamah.. nu geus teu prospek prestasina rek legenda ge wayahna ulah dipilih deui.. geura tentukeun palatihna meh sidik nyusun pamaen di tim persib keur liga engke
Mun beulah duren kemistrina gampang meureun..!!
loba rombak mah moal kompak
Kakurangan Chemistry bakal katutup ku permaenan taktikal..
Jaman now pelatih kudu bener bener mastikeun taktikna dipraktekeun dilapangan..teu asal lumpat atawa najong
Jadi pelatih butuh IQ tinggi ,reading the game anu jeli,mompa semangat tim..tah ieu nu eweuh dipersib blunder jeung blunder wae nu aya..