Penjelasan Robert yang Maklumi Pemainnya Terjungkal di Malang
Thursday, 01 August 2019 | 09:15
Robert Rene Alberts tampaknya memaklumi kekalahan telak Persib di kandang Arema FC dengan skor telak 5-1. Dirinya tahu bagaimana terganggunya mental dan fisik pemain akibat serangkaian kejadian tak mengenakkan selama di Malang. Mulai dari mogoknya bus, teror sekelompok suporter yang membuat tim tak bisa beristirahat dengan tenang, hingga kepastian jadwal.
Seperti diberitakan sebelumnya hotel tim Persib menginap diganggu oknum suporter Selasa (30/7/2019) dini hari dengan menyalakan petasan dan kembang api. Saat itu tak ada pihak keamanan yang berjaga, juga tak ada kepolisian yang datang ketika Robert menelponnya.
Rupanya, diceritakan Robert bahwa timnya mengalami kebingungan waktu kick-off mesti sudah dilakukan match coordination meeting (MCM) sebelumnya. Pihak keamanan tidak menyetujui laga digelar malam hari dan tak juga memboyong tim ke Kanjuruhan sebelum adanya komunikasi baik antara keamanan dan Panpel Arema di hari pertandingan.
Persib terkatung-katung di hotel sebelum bermain, Robert melihat pemainnya sudah tak bergairah dan terpuruk atas apa yang mereka alami di Malang. Baru lah pukul 16.30 WIB jelang kick-off kepolisian menerima izin memberangkatkan tim ke stadion.
Dampak tersebut mengena kepada pemain di pertandingan. Dua gol cepat Arema di lima menit awal adalah bukti bahwa tim cukup terpuruk sebelum bertanding. “Ketika kita kemasukan dua gol cepat dalam lima menit, saya tahu alasannya. Kita tidak siap untuk bermain karena terganggu sejak dini hari,” papar Robert.
“Kita tunggu surat balasan yang telah dikirim oleh Manajemen, karena kita kebingungan di Malang, seharusnya kejadian ini tidak terjadi. Tidak mudah bagi tim bermain dalam situasi ini,” bebernya.
Tim Persib punya rencana untuk menolak bertanding karena ketidaksigapan Panpel dalam memberikan rasa aman dan nyaman kepada tim tamu. Namun, para pemain tak ingin kejadian musim lalu saat disanksi PSSI terulang.
“Ketika kita benar-benar berangkat kita malah telat, kita tidak ingin Persib mengalami hukuman berat, saya tidak ingin terjadi pada Persib. Pemain sudah merasakan ketakutan, jika mereka melakukan kesalahan, dia dapat hukuman lagi. Kita tetap bermain di bawah protes. Saya maklumi mereka jatuh,” imbuhnya.

Robert Rene Alberts tampaknya memaklumi kekalahan telak Persib di kandang Arema FC dengan skor telak 5-1. Dirinya tahu bagaimana terganggunya mental dan fisik pemain akibat serangkaian kejadian tak mengenakkan selama di Malang. Mulai dari mogoknya bus, teror sekelompok suporter yang membuat tim tak bisa beristirahat dengan tenang, hingga kepastian jadwal.
Seperti diberitakan sebelumnya hotel tim Persib menginap diganggu oknum suporter Selasa (30/7/2019) dini hari dengan menyalakan petasan dan kembang api. Saat itu tak ada pihak keamanan yang berjaga, juga tak ada kepolisian yang datang ketika Robert menelponnya.
Rupanya, diceritakan Robert bahwa timnya mengalami kebingungan waktu kick-off mesti sudah dilakukan match coordination meeting (MCM) sebelumnya. Pihak keamanan tidak menyetujui laga digelar malam hari dan tak juga memboyong tim ke Kanjuruhan sebelum adanya komunikasi baik antara keamanan dan Panpel Arema di hari pertandingan.
Persib terkatung-katung di hotel sebelum bermain, Robert melihat pemainnya sudah tak bergairah dan terpuruk atas apa yang mereka alami di Malang. Baru lah pukul 16.30 WIB jelang kick-off kepolisian menerima izin memberangkatkan tim ke stadion.
Dampak tersebut mengena kepada pemain di pertandingan. Dua gol cepat Arema di lima menit awal adalah bukti bahwa tim cukup terpuruk sebelum bertanding. “Ketika kita kemasukan dua gol cepat dalam lima menit, saya tahu alasannya. Kita tidak siap untuk bermain karena terganggu sejak dini hari,” papar Robert.
“Kita tunggu surat balasan yang telah dikirim oleh Manajemen, karena kita kebingungan di Malang, seharusnya kejadian ini tidak terjadi. Tidak mudah bagi tim bermain dalam situasi ini,” bebernya.
Tim Persib punya rencana untuk menolak bertanding karena ketidaksigapan Panpel dalam memberikan rasa aman dan nyaman kepada tim tamu. Namun, para pemain tak ingin kejadian musim lalu saat disanksi PSSI terulang.
“Ketika kita benar-benar berangkat kita malah telat, kita tidak ingin Persib mengalami hukuman berat, saya tidak ingin terjadi pada Persib. Pemain sudah merasakan ketakutan, jika mereka melakukan kesalahan, dia dapat hukuman lagi. Kita tetap bermain di bawah protes. Saya maklumi mereka jatuh,” imbuhnya.

Urang dkung Bopi euy stop liga loba teu fair pssi msh plih ksih wae !
Fakta prsib panen denda+kartu gliran gbk senayan sd rusak bebas wae weuh sanksi si eta mh.
nyelekit kanu hate ge, tp geus kudu kitu mereun mang. da sagala macem pertandingan, pasti jadi ladang duit ku orang-orang tertentu mah
gelo pssina moal euncreg sepak bola indonesia slma mafia na msh aya mah, pssi apaleun nu ngobok” kmri bobrokna shingga jd viral jg kasus nasional teh gara” andilna bobotoh..hidup bobotoh
Iya, kita juga sebagai bobotoh memaklumi hal itu, ditambah ditdak full team nya Persib. jadi buat bobotoh, jangan terlalu menuntut berlebihan ketika terjadi hal seperti ini. kita dukung aja nanti waktu evaluasi team.
Pantesan atuh ari d ancam pssi mh.dna bobotoh.id