Manajer Persib Pertanyakan Aliran Uang Hasil Sanksi Denda
Saturday, 04 August 2018 | 12:58
Selama ini klub-klub membayar sanksi denda Komisi Disiplin (Komdis) PSSI tanpa mengetahui kemana aliran dana tersebut. PSSI sebagai federasi sepakbola Indonesia tidak transparan menyoal dana tersebut kepada klub-klub di tanah air di tiga kasta kompetisi.
Manajer Persib Umuh Muchtar kali ini angkat bicara mempertanyakan aliran dana sanksi tersebut. Tampaknya sudah mencapai angka miliaran rupiah, denda yang telah dibayarkan klub-klub atas sanksi dari Komdis.
“Selama ini memang tidak transparan, cara mereka menyampaikan sanksi denda juga tidak benar, dimana-mana Komdis manggil dulu orang bersangkutan, nih kesalahannya ini dan ini, kita berargumen, ini enggak ada, seenaknya, arogan,” ungkap Umuh, pada Jumat (3/8/2018).
Hingga saat ini, pihaknya belum menerima keterangan kemana aliran dana tersebut bermuara. Klub-klub tidak pernah dilibatkan dalam transparansi itu hingga setiap kontestan liga harus menuntutnya.
“Tidak ada. Setiap rapat juga enggak ada, uang hasil sekian, dikemanakannya, enggak ada itu. Tidak pernah diumumkan dan saya tidak pernah tahu,” terang Umuh.
Terus timnya menjadi sasaran sanksi, buat Umuh pun kembali bersuara. Itu terlebih atas tidak adilnya Komdis menjatuhkan sanksi berindikasi tebang pilih. Umuh mengusulkan agar federasi diaudit dan mendapat pengawasan.
“Cuman ini sudah tidak benar, saya mempertanyakan denda, denda itu kemana uangnya. Harus ada yang audit, pengawasan,” berang Umuh.

Selama ini klub-klub membayar sanksi denda Komisi Disiplin (Komdis) PSSI tanpa mengetahui kemana aliran dana tersebut. PSSI sebagai federasi sepakbola Indonesia tidak transparan menyoal dana tersebut kepada klub-klub di tanah air di tiga kasta kompetisi.
Manajer Persib Umuh Muchtar kali ini angkat bicara mempertanyakan aliran dana sanksi tersebut. Tampaknya sudah mencapai angka miliaran rupiah, denda yang telah dibayarkan klub-klub atas sanksi dari Komdis.
“Selama ini memang tidak transparan, cara mereka menyampaikan sanksi denda juga tidak benar, dimana-mana Komdis manggil dulu orang bersangkutan, nih kesalahannya ini dan ini, kita berargumen, ini enggak ada, seenaknya, arogan,” ungkap Umuh, pada Jumat (3/8/2018).
Hingga saat ini, pihaknya belum menerima keterangan kemana aliran dana tersebut bermuara. Klub-klub tidak pernah dilibatkan dalam transparansi itu hingga setiap kontestan liga harus menuntutnya.
“Tidak ada. Setiap rapat juga enggak ada, uang hasil sekian, dikemanakannya, enggak ada itu. Tidak pernah diumumkan dan saya tidak pernah tahu,” terang Umuh.
Terus timnya menjadi sasaran sanksi, buat Umuh pun kembali bersuara. Itu terlebih atas tidak adilnya Komdis menjatuhkan sanksi berindikasi tebang pilih. Umuh mengusulkan agar federasi diaudit dan mendapat pengawasan.
“Cuman ini sudah tidak benar, saya mempertanyakan denda, denda itu kemana uangnya. Harus ada yang audit, pengawasan,” berang Umuh.

TAHU KUDU KITU WA…. ARI ABDI NU KOAR2 MOAL DIDENGE KU PSSI MAH…ARI UWA MAH SUGAN ATUH DIDENGE…..
teu kaluar euy komen na nu tadi geus cape2 ngetik
.. saya mah mempertanyakan transparansi dana asil penjualan tiket, dan dana sponsor… sabaraha persen nu dilbok pmilik klub euy nepika can jadi jadi wae training center teh?