Jadwal yang Nampak Ganjil
Wednesday, 22 January 2014 | 12:07
Perhatian penulis terhadap jadwal Persib tiap awal musim selalu menggelitik. Tiap musim berganti, selalu jadwal persib vs persij*. Persib home terlebih dahulu lalu putaran kedua away, meskipun pernah sekali musim Persib lupa persisnya di musim liga ke berapa, entahlah karena kebetulan,atau memang sengaja seperti itu. Untuk jadwal home and away terhadap tim lain, penulis tidak memperhatikannya dikarenakan pertandingan lawan tim ibu kota itu selalu mengundang emosi yang berlebih. Sibuk teu sibuk kudu dilalajoanan dan pasti akan mengundang animo luar biasa dari kedua belah pihak.
Lebih dari itu, dua musim berturut-turut laga away Persib di kandang tim ibu kota, selalu ada cerita kelam. Kasus sweeping yang menyebabkan adanya korban jiwa misalnya. Lalu yang terakhir musim kemarin, ketika Bus Persib diserang yang katanya oleh “oknum”. Peristiwa ini menyebabkan aksi sweping terhadap para plat B, meskipun pemilik plat B tidak semua warga ibu kota. Persitiwa in imembuar pertandingan dilaksanakan di tempat netral, yang nyatanya lagi-lagi membuat perang keberanian antar supporter pemberani semakin menjadi. Yang terjadi di lapangan antar kedua tim baik sebelum pertandingan dan setelah pertandingan mereka salaman meskipun bukan lebaran, tapi untuk ke dua supporter masih terjadi keributan.
Bukan karena takut oleh mereka atau takut karena aksi balasan mereka. Tapi bila diruntut per kejadian, pihak mereka merasa ketika away dahulu ke kandang Persib, merasa dirugikan. Lalu mereka akan membalas yang lebih parah oleh para oknum dengan melakukan balasan yang bagi mereka halal (ex:”pelemparan bom molotov ke bus Persib), dan panpel mereka sendiri hanya meyediakan keamanan sekedarnya.
Apakah pihak PSSI selama ini tidak belajar terhadap peristiwa yang telah terjadi? Ada baiknya ketika membuat jadwal tersebut, PSSI memikirkan kondisi sebelumnya yang pernah terjadi, agar kalaupun terjadi kejadian yang tidak diinginkan dapat diminimalisir sehingga tidak menimbulkan korban jiwa kembali. Bukan hanya pihak PSSI sendiri yang adem ayem, tetapi seharusnya pihak Persib jajaran pengurus mau dan berani mempertanyakan, ada apa dengan jadwal yang selalu sama dan berulang tiap musimnya.
Ketika sepakbola bukan lagi olahraga sebagai alat pemersatu, malah menjadikan arena perang terhadap bangsanya sendiri. Emosi setiap pertandingan itu harus ada, agar suatu pertandingan dapat dinikmati. Tapi jika ada korban jiwa tiap kali bertemu, yang kena dampaknya tentu saja klub, pemain dan offisial yang akan bertanding, ataupun warga masyarakat yang tidak mengenal sepakbola. Suatu kesalahan apabila kita menganggap bahwa pertikaian yang condong ke arah negatif adalah bagian dari sepakbola.
Persib vs Persija, dan memang benar suatu kompetisi itu bukan hanya satu pertandingan itu saja. Ada banyak pertandingan lebih penting lainnya. Dan hal yang terpenting adalah “Belajar”. Belajar terhadap suatu kejadian yang kemudian bisa kita serap hikmahnya. Sejarah akan selalu berulang, dalam waktu yang berbeda, tetapi dengan pola yang sama. Semoga kejadian-kejadian seputar Persib vs Persija di musim ini jauh dari apa yang kita takutkan.
Dan pun penulis yakin, PERSIB akan juara kembali!
*penulis pemilik account tweet: @iqbal3333
Pendapat yang dinyatakan dalam karya ini sepenuhnya merupakan pendapat pribadi penulis, tidak mencerminkan pendapat redaksi Simamaung.
Ingin tulisannya dimuat di sini? silahkan kirim artikelmu ke email simamaung.com@gmail.com atau redaksi@simamaung.com

Perhatian penulis terhadap jadwal Persib tiap awal musim selalu menggelitik. Tiap musim berganti, selalu jadwal persib vs persij*. Persib home terlebih dahulu lalu putaran kedua away, meskipun pernah sekali musim Persib lupa persisnya di musim liga ke berapa, entahlah karena kebetulan,atau memang sengaja seperti itu. Untuk jadwal home and away terhadap tim lain, penulis tidak memperhatikannya dikarenakan pertandingan lawan tim ibu kota itu selalu mengundang emosi yang berlebih. Sibuk teu sibuk kudu dilalajoanan dan pasti akan mengundang animo luar biasa dari kedua belah pihak.
Lebih dari itu, dua musim berturut-turut laga away Persib di kandang tim ibu kota, selalu ada cerita kelam. Kasus sweeping yang menyebabkan adanya korban jiwa misalnya. Lalu yang terakhir musim kemarin, ketika Bus Persib diserang yang katanya oleh “oknum”. Peristiwa ini menyebabkan aksi sweping terhadap para plat B, meskipun pemilik plat B tidak semua warga ibu kota. Persitiwa in imembuar pertandingan dilaksanakan di tempat netral, yang nyatanya lagi-lagi membuat perang keberanian antar supporter pemberani semakin menjadi. Yang terjadi di lapangan antar kedua tim baik sebelum pertandingan dan setelah pertandingan mereka salaman meskipun bukan lebaran, tapi untuk ke dua supporter masih terjadi keributan.
Bukan karena takut oleh mereka atau takut karena aksi balasan mereka. Tapi bila diruntut per kejadian, pihak mereka merasa ketika away dahulu ke kandang Persib, merasa dirugikan. Lalu mereka akan membalas yang lebih parah oleh para oknum dengan melakukan balasan yang bagi mereka halal (ex:”pelemparan bom molotov ke bus Persib), dan panpel mereka sendiri hanya meyediakan keamanan sekedarnya.
Apakah pihak PSSI selama ini tidak belajar terhadap peristiwa yang telah terjadi? Ada baiknya ketika membuat jadwal tersebut, PSSI memikirkan kondisi sebelumnya yang pernah terjadi, agar kalaupun terjadi kejadian yang tidak diinginkan dapat diminimalisir sehingga tidak menimbulkan korban jiwa kembali. Bukan hanya pihak PSSI sendiri yang adem ayem, tetapi seharusnya pihak Persib jajaran pengurus mau dan berani mempertanyakan, ada apa dengan jadwal yang selalu sama dan berulang tiap musimnya.
Ketika sepakbola bukan lagi olahraga sebagai alat pemersatu, malah menjadikan arena perang terhadap bangsanya sendiri. Emosi setiap pertandingan itu harus ada, agar suatu pertandingan dapat dinikmati. Tapi jika ada korban jiwa tiap kali bertemu, yang kena dampaknya tentu saja klub, pemain dan offisial yang akan bertanding, ataupun warga masyarakat yang tidak mengenal sepakbola. Suatu kesalahan apabila kita menganggap bahwa pertikaian yang condong ke arah negatif adalah bagian dari sepakbola.
Persib vs Persija, dan memang benar suatu kompetisi itu bukan hanya satu pertandingan itu saja. Ada banyak pertandingan lebih penting lainnya. Dan hal yang terpenting adalah “Belajar”. Belajar terhadap suatu kejadian yang kemudian bisa kita serap hikmahnya. Sejarah akan selalu berulang, dalam waktu yang berbeda, tetapi dengan pola yang sama. Semoga kejadian-kejadian seputar Persib vs Persija di musim ini jauh dari apa yang kita takutkan.
Dan pun penulis yakin, PERSIB akan juara kembali!
*penulis pemilik account tweet: @iqbal3333
Pendapat yang dinyatakan dalam karya ini sepenuhnya merupakan pendapat pribadi penulis, tidak mencerminkan pendapat redaksi Simamaung.
Ingin tulisannya dimuat di sini? silahkan kirim artikelmu ke email simamaung.com@gmail.com atau redaksi@simamaung.com

Garelo kabeh jaaang
tah eta satuju pisan…patut dipertanyakan sekali naha persib kudu jadi pangheulana wae jadi tuan rumah!!!