Hai Rudi, Hai Yandi !
Friday, 29 July 2016 | 09:13
Kekalahan 4-0 dari tuan rumah Semen Padang senin lalu, akhirnya memakan korban. Juan Carlos Belencoso akhirnya harus bersiap untuk pergi dari kota Bandung. Datang dengan predikat Top Skor AFC cup musim 2014/2015, performa Belencoso ternyata jauh dari harapan. Selama gelaran TSC saja, jangankan mencetak gol, melakukan shooting ke gawang saja bisa dihitung jari.
Namun, dibalik pencoretan pemain yang pernah satu tim dengan Diego Costa ini, ada berkah tersendiri yang “harusnya” bisa dimanfaatkan oleh dua penyerang yang sering disebut muda oleh para komentator di Indonesia . Ya mereka adalah Rudiyana dan Yandi Sofyan Munawar. Dua pemain lokal jawa barat yang sering disebut calon Striker masa depan Persib Bandung.
Rudiyana yang dipromosikan dari Persib U21 ternyata hanya mencadi Camat alias Cadangan mati. Bahkan untuk menembus DSP pun susahnya minta ampun. Pada gelaran TSC saja, jangankan untuk bermain, untuk duduk pada hangatnya bench Persib, Rudi kalah dari pak Zaenuri Hasyim dan pak Kuswara (koreksi jika salah). Rudi, Sempat mencuri perhatian ketika mencetak gol ke gawang Raj Pracha 2014 silam. Namun, penampilan rudiyana terkesan stagnan alias “eweuh kamajuan”. penulis pun terakhir melihat Rudiyana bermain di laga resmi yaitu ketika Persib kalah 0-1 dari Mitra Kukar pada leg pertama Piala Presiden.
Sedangakan untuk Yandi Sofyan, didatangkan dari Arema Cronous, Yandi yang sebelumnya menimba ilmu di berbagai negara dan benua. Sempat bermain di SAD uruguay, Cs Vise Belgia, hingga Brisbane Roar Australia (koreksi jika salah), harusnya menjadi salah satu Striker ganas di Indonesia. Namun, tak berbeda dengan Rudiyana, Yandi pun sulit untuk menembus sekedar DSP Persib, bahakn lebih sulit daripada balikan sama mantannya. Ketadangan Yandi pada musim 2015, sempat memupuk harapan sebagian bobotoh, terlebih sang kakak merupakan salah satu idola bobotoh yaitu Zaenal Arief. Yandi mencetak gol perdananya di ajang AFC Cup melawan New Radiant. Namun seperti rudiyana juga, Performa Yandi ya gitu-gitu aja alias tidak ada kemajuan.
Entah apa yang terjadi pada mereka berdua, entah kurangnya kepercayaan Pelatih, terlalu banyaknya saingan atau mereka berdua yang tawadho tidak mau memperlihatkan permainan terbaik mereka. Namun dengan dicoretnya Belencoso, penulis berharap Rudiyana & Yandi lebih giat berlatih dan terus bekerja keras, jangan cuma giat foto-foto terus upload di Instagram dan mereka pun dapat membuktikan bahwa mereka layak berbaju Persib Bandung bukan cuma layak menerima gaji saja.
Ayolah Rudi Jangan kalah sama Sunarto, Lerby, & Dendy Sulistiawan, toh mereka sama-sama jebolan ISL U21. Begitu pun Yandi janganlah kamu meniru Syamsir alam yang meredup usai pulang Plesir latihan sepakbola diluar negeri.
Penulis merupakan bobotoh kemarin sore, salah satu anggota dari @vikinglpkia dan berakun twitter @nurhadi06

Kekalahan 4-0 dari tuan rumah Semen Padang senin lalu, akhirnya memakan korban. Juan Carlos Belencoso akhirnya harus bersiap untuk pergi dari kota Bandung. Datang dengan predikat Top Skor AFC cup musim 2014/2015, performa Belencoso ternyata jauh dari harapan. Selama gelaran TSC saja, jangankan mencetak gol, melakukan shooting ke gawang saja bisa dihitung jari.
Namun, dibalik pencoretan pemain yang pernah satu tim dengan Diego Costa ini, ada berkah tersendiri yang “harusnya” bisa dimanfaatkan oleh dua penyerang yang sering disebut muda oleh para komentator di Indonesia . Ya mereka adalah Rudiyana dan Yandi Sofyan Munawar. Dua pemain lokal jawa barat yang sering disebut calon Striker masa depan Persib Bandung.
Rudiyana yang dipromosikan dari Persib U21 ternyata hanya mencadi Camat alias Cadangan mati. Bahkan untuk menembus DSP pun susahnya minta ampun. Pada gelaran TSC saja, jangankan untuk bermain, untuk duduk pada hangatnya bench Persib, Rudi kalah dari pak Zaenuri Hasyim dan pak Kuswara (koreksi jika salah). Rudi, Sempat mencuri perhatian ketika mencetak gol ke gawang Raj Pracha 2014 silam. Namun, penampilan rudiyana terkesan stagnan alias “eweuh kamajuan”. penulis pun terakhir melihat Rudiyana bermain di laga resmi yaitu ketika Persib kalah 0-1 dari Mitra Kukar pada leg pertama Piala Presiden.
Sedangakan untuk Yandi Sofyan, didatangkan dari Arema Cronous, Yandi yang sebelumnya menimba ilmu di berbagai negara dan benua. Sempat bermain di SAD uruguay, Cs Vise Belgia, hingga Brisbane Roar Australia (koreksi jika salah), harusnya menjadi salah satu Striker ganas di Indonesia. Namun, tak berbeda dengan Rudiyana, Yandi pun sulit untuk menembus sekedar DSP Persib, bahakn lebih sulit daripada balikan sama mantannya. Ketadangan Yandi pada musim 2015, sempat memupuk harapan sebagian bobotoh, terlebih sang kakak merupakan salah satu idola bobotoh yaitu Zaenal Arief. Yandi mencetak gol perdananya di ajang AFC Cup melawan New Radiant. Namun seperti rudiyana juga, Performa Yandi ya gitu-gitu aja alias tidak ada kemajuan.
Entah apa yang terjadi pada mereka berdua, entah kurangnya kepercayaan Pelatih, terlalu banyaknya saingan atau mereka berdua yang tawadho tidak mau memperlihatkan permainan terbaik mereka. Namun dengan dicoretnya Belencoso, penulis berharap Rudiyana & Yandi lebih giat berlatih dan terus bekerja keras, jangan cuma giat foto-foto terus upload di Instagram dan mereka pun dapat membuktikan bahwa mereka layak berbaju Persib Bandung bukan cuma layak menerima gaji saja.
Ayolah Rudi Jangan kalah sama Sunarto, Lerby, & Dendy Sulistiawan, toh mereka sama-sama jebolan ISL U21. Begitu pun Yandi janganlah kamu meniru Syamsir alam yang meredup usai pulang Plesir latihan sepakbola diluar negeri.
Penulis merupakan bobotoh kemarin sore, salah satu anggota dari @vikinglpkia dan berakun twitter @nurhadi06

hai cewe boleh kenalan dong
Itu adalah tugas dan kepentingan kita bersama. Bobobtoh, pemain dan pelatih, oh ya juga pengurus/manajemen, direktur dll. Semuanya berkepentingan atas kemajuan para pemain karena hal tsb berbanding lurus terhadap pencapaian kita semua. Karenanya tidak adil jika beban itu hanya dipikulkan kepada para pemain….lalu yang menikmati hasilnya harus kita semua…?….Jadi…sebagai bobotoh tugas kita apa, apa yang bisa kita perankan…semaksimal mungkin. Pelatih..apakah pelatih hanya bisa meminta dan melatih sama rata kepada semua pemain…? padahal setiap pemain kondisinya berbeda-beda..?…jadi pelatih harus punya program khusus untuk setiap pemain secara individual agar mereka kelak bisa sesuai harapan pelatih itu sendiri demi perannya di persib kini dan nanti…!, tak bisa semua mereka disama ratakan….bukankah mereka punya raport masing masing…?..punya kekurangan dan kelebihan masing-masing…?…jika begitu tentu program tiap pemain juga harusnya berbeda-beda sesuai target individual terhadap mereka…jika itu ada…dan itu harusnya ada. Team pelatih harus punya raport individu untuk dijadikan program khusus agar semua pemain bisa memenuhi harapan team pelatih itu sendiri…selain latihan umum…harus ada latihan khusus yang menjadi PR tiap individu pemain…dan dibuatkan programnya dan termasuk kapan evaluasinya…sehingga bisa dibuat rencana berikutnya…!
PEMAEN MUDA ITU HARUSNYA ENERGIK,PANTANG MENYERAH, PENUH MOTIVASI DAN DOWN TO EARTH!! DAN MENURUT SAYA PEMAEN MUDA ITU YA HARUS DIBAWAH 20 TAHUN, JIGA SI RASHFORD LAH MUN DI EMYU MAH! DA ARI LEWAT TI 20 TAHUN MAH LAIN PEMAEN MUDA DEUI ATUH, KUDU GEUS ASAK! NYA MINIMAL KEUR SI YANDI DAN RUDI MAH HARAPAN SAYA MAH MUN MAEN TONG LETOY, RADA ENERGIK SAEUTIK, KEUN WAE TEU JIGA SI RASHFORD MAH, DA DIMAKLUM KUSARAREA GE! SOK ATUH GEURA BANGKIT, LEBAR KU UMUR! SOK AHH TARUNNGG BRO!!!!!
rek ngabuktikeun kamampuan kumaha, maen ge tara
da lain ngabuktikeun ka sia, pan pelatih ge neuleu pas latihan kumaha kumaha na matak jadi pertimbangan keur lineup ge
mening teu maen diuk di bangku cadangan,,daripada indit ti persib…pantes letoy
latihan di klub batur, meh aya kemajuan, meh aya jam terbang…
tingali tah wildansyah.
Si Rudi atawa si Yandi supaya maenna ulah letoy ceulina abusan heula jangkrik pasti siga kuda lumping bakal jauh kana letoy
cobaan balap lumpat yandi jeng tantan..mun menang bisa maen kitulah..bae jang lulumpatan dilapang ngarusak konsentrasi lawan cenah lur
Tapi araya wae keneh eta teh nya, dititah arindit hla mah neang pangalaman di batur embung..areuweuh kahayang,mentalna teu siga tukang mengbal pro dibatur,cadu batur mah jadi cadangan teh kajeun teuing dibayar mahal ge kajeun teuing pindah, ieu mah malah nyaman bae teu maen ge nu penting dibayar..mental endonesa euy!!!
sugan rek nepika umur 65 mang , bari neang dana pengsiun
kirimken ka persikab hela ambeh di godok jiga tantan …persikab teh aya keneh te lurr
Persib, bukan lagi ngurus pembinaan,tapi ia tim yg sudah jadi utk prestasi kota Bandung khususnya jabar umumnya lb luas lagi Indonesia. Jadi yg masuk skuad adlh yang terpilih oleh pelatih, selanjutnya ya pemain yg bersangkutan MENUNJUKAN bhW pelatih benar memilih saya. Nah kalo nggak ada kemajuan artinya harus cari penggalaman lagi ayo tiru Tantan,Atep mereka awalnya sama terus kerja keras motivasi,do’a jadilah sebesar ini. Jangan keenakan ayo mencoba keluar dari zona enak nanti bulukan kami bangga dg anda berdua yandi dan rudi