Dinilai Perkembangannya Lambat, Yandi Dapat Nasehat dari Abo
Saturday, 31 October 2015 | 19:38
Mantan pemain Persib Bandung, Zaenal Arif, mengaku ikut memperhatikan perkembangan Yandi Sofyan Munawar, adik kandungnya, yang kini berseragam Maung Bandung. Abo, begitu ia karib disapa, menilai Yandi mengalami perkembangan yang terlambat. Efek tersebut adalah dampak dari kepindahannya dari tim eropa yang sudah mapan CS Vise menuju Persib yang dijodohkan dengan kompetisi sedang bobrok di negeri ini.
“Saya lihat perkembangan dengan adaptasi terlambat. Main di Eropa yang aturannya sudah ketat, dia temukan di Indonesia masih tahap perbaikan dan perbedaan aturan. Dia masih memilah harus bagaimana jalani kompetisi,” bebernya kepada wartawan, Jumat (30/10) kemarin di Mess Persib, Jalan Ahmad Yani Bandung.
Menurut Abo, wajar di usia yang masih muda Yandi sedikit terhambat menemukan performa terbaiknya. Selain dihadapi dengan situasi kompetisi Liga Indonesia yang mandeg, Yandi pun masih terlihat mencari form atau jati dirinya sendiri dalam hal kriteria permainan.
“Saya sudah kasih gambaran, dia sekarang sudah tahu dan bagaimana menyikapinya. Jadi wajar kalau masih belum dapat kesempatan, karena sekarang masih cari jati diri,” paparnya.
Abo mengharapkan Yandi bisa memiliki banyak jam terbang di Persib. Kendati demikian, jika sudah diberi kesempatan namun masih melempem, problem itu ada dalam diri adiknya tersebut. “Harap berkarir di Bandung dia dapat kesempatan lebih untuk unjuk kemampuan. Kalau sudah dikasih tapi masih kesulitan berarti ada masalah dengan Yandi, dia harus lebih giat latihan,” imbuhnya.
Saat ditanyai soal kritikan demi kemajuan adiknya, mantan pemain Persib yang identik dengan nomot 15 ini menyebutkan Yandi harus mengasah fisik dan mental. “Dari segi postur, fighting spirit dan power, skill masih harus diasah, man to man masih harus diperbaiki,” sebutnya.
“Setiap manusia punya takaran sendiri, Yandi sekarang belum menemukan golden age. Saya menemukan di usia 20 tahun. Di situ sisi saya pengen lihat ke lapangan, di sisi lain jadi beban bagi dia, tapi saya pasti akan lihat dia langsung di level klub atau nasional,” tambahnya.
Tak jarang rekan-rekan di Persib yang Abo kenal sering memberikan masukan positif terhadap adiknya. Meskipun demikian ia tetap memberikan nasehat kepada Yandi agar terus berlatih keras. Jangan hanya puas sudah membawa prestasi untuk Persib.
“Temen-temen senior di situ selalu kasih reward ke saya soal Yandi, progresnya Alhamdulillah, sudah kelihatan mentalnya. Karena dia masih labil, dia harus lebih banyak latihan, jangan terlena prestasi yang sudah diambil, harus mulai dari nol,” pungkasnya.


Mantan pemain Persib Bandung, Zaenal Arif, mengaku ikut memperhatikan perkembangan Yandi Sofyan Munawar, adik kandungnya, yang kini berseragam Maung Bandung. Abo, begitu ia karib disapa, menilai Yandi mengalami perkembangan yang terlambat. Efek tersebut adalah dampak dari kepindahannya dari tim eropa yang sudah mapan CS Vise menuju Persib yang dijodohkan dengan kompetisi sedang bobrok di negeri ini.
“Saya lihat perkembangan dengan adaptasi terlambat. Main di Eropa yang aturannya sudah ketat, dia temukan di Indonesia masih tahap perbaikan dan perbedaan aturan. Dia masih memilah harus bagaimana jalani kompetisi,” bebernya kepada wartawan, Jumat (30/10) kemarin di Mess Persib, Jalan Ahmad Yani Bandung.
Menurut Abo, wajar di usia yang masih muda Yandi sedikit terhambat menemukan performa terbaiknya. Selain dihadapi dengan situasi kompetisi Liga Indonesia yang mandeg, Yandi pun masih terlihat mencari form atau jati dirinya sendiri dalam hal kriteria permainan.
“Saya sudah kasih gambaran, dia sekarang sudah tahu dan bagaimana menyikapinya. Jadi wajar kalau masih belum dapat kesempatan, karena sekarang masih cari jati diri,” paparnya.
Abo mengharapkan Yandi bisa memiliki banyak jam terbang di Persib. Kendati demikian, jika sudah diberi kesempatan namun masih melempem, problem itu ada dalam diri adiknya tersebut. “Harap berkarir di Bandung dia dapat kesempatan lebih untuk unjuk kemampuan. Kalau sudah dikasih tapi masih kesulitan berarti ada masalah dengan Yandi, dia harus lebih giat latihan,” imbuhnya.
Saat ditanyai soal kritikan demi kemajuan adiknya, mantan pemain Persib yang identik dengan nomot 15 ini menyebutkan Yandi harus mengasah fisik dan mental. “Dari segi postur, fighting spirit dan power, skill masih harus diasah, man to man masih harus diperbaiki,” sebutnya.
“Setiap manusia punya takaran sendiri, Yandi sekarang belum menemukan golden age. Saya menemukan di usia 20 tahun. Di situ sisi saya pengen lihat ke lapangan, di sisi lain jadi beban bagi dia, tapi saya pasti akan lihat dia langsung di level klub atau nasional,” tambahnya.
Tak jarang rekan-rekan di Persib yang Abo kenal sering memberikan masukan positif terhadap adiknya. Meskipun demikian ia tetap memberikan nasehat kepada Yandi agar terus berlatih keras. Jangan hanya puas sudah membawa prestasi untuk Persib.
“Temen-temen senior di situ selalu kasih reward ke saya soal Yandi, progresnya Alhamdulillah, sudah kelihatan mentalnya. Karena dia masih labil, dia harus lebih banyak latihan, jangan terlena prestasi yang sudah diambil, harus mulai dari nol,” pungkasnya.

Loba teuing ngagaya di luar lapangan meureun kang
t acn wktosna, smgt trs
kade ulh siga si jamul yan akh….
kemauan adalah kunci kesuksesan…..kemauan bekerja ekstar keras….kalau sdh berusaha maksimal. hasilnya kita serahkan pd yang Maha Kuasa…semangat terus…jangan pesimis…tambah jam latihan…gym dll….go, fight and win…