(Arena Bobotoh) Persib The Golden Era Or Persib The Yellow Era ?
Monday, 05 June 2017 | 06:34
2 April 2017, masih terngiang jelas kemeriahan dan kemewahan acara launching dan pengenalan Tim Persib Bandung, tim sepakbola yang bukan hanya kebanggaan kota Bandung tapi mewakili kebanggaan Jawa Barat. Peluncuran tim yang diberi tagline “The Golden Era”, yang dari taglinenya saja orang yang mendengar bahwa skuad yang dikenalkan pada bobotoh ini seolah menjanjikan bahwa Persib akan mengalami masa keemasan dengan skuad yang ada tahun ini. Dengan alasan itu juga (walau sebenarnya setiap tahun) bobotoh memiliki ekspektasi yang besar pada skuad Persib tahun ini, apalagi ditunjang dengan pembelian pemain yang terasa sangat jorjoran meskipun sebenarnya penulis merasa pembelian pemain ini tidak sesuai dengan kebutuhan tim.
Kalau dirunut ke belakang pada saat turnamen TSC 2016, sebenarnya Persib sudah memiliki kerangka skuad yang mampu bersaing di Pentas kompetisi tertinggi Indonesia dan cukup mampu menyajikan permainan tim yang enak ditonton. Apalagi jika ditambah beberapa pemain yang mampu menutupi kekurangan persib pada turnamen itu, dalam hal ini adalah seorang Playmaker, walau sebenarnya keberadaan Marcos Flores waktu itu cukup memberikan kontribusi yang cukup baik bagi tim.
Keinginan pelatih pada awal kompetisi liga 1 untuk mencari Playmaker yang mempunyai speed dan mampu meliuk-liuk serta mencetak gol seperti yang diperankan konate sebelumnya, membuat Flores melabuhkan pilihan pada tim yang bisa memberikan apresiasi lebih pada talentanya, dalam hal ini Bali united. Sedangkan Persib sendiri masih berkutat dalam pencarian playmaker yang bisa memenuhi hasrat Djanur. Mulai dari Erick Weeks, Livaja, Alex Costa rupanya belum memuaskan hasrat Djanur. Namun di detik-detik akhir pendaftaran pemain ada beberapa pemain “besar” yang dibeli manajemen, Michael Essien, Carlton Cole & Raphael Maitimo.
Oke, ME5, CC12 & RM10 adalah nama besar, bisa menambah popularitas Persib, namun apakah pembelian itu disesuaikan dengan kebutuhan tim. Saya pikir pembelian ke 3 pemain itu lebih berorientasi bisnis dibandingkan prestasi. SUDAH JELAS permasalahan Persib membutuhkan Playmaker yang memiliki kecepatan, mampu meliuk liuk melewati lawan bahkan menciptakan gol, apakah terwakili dengan 3 pemain itu.
Permasalahan mulai dari situ, langkah pelatih dan manajemen tidak menunjukan kegiatan yang bisa mengantarkan Persib akan lebih mudah berprestasi di Liga 1 ini. Bahkan sekarang seolah olah pemain yang mahal ini seperti beban di tubuh Persib, di sisi lain Persib harus menurunkan pemain yang bisa memberikan kontribusi terhadap kemenangan tapi disisi lain harus memainkan pemain mahal ini agar tidak mubazir meskipun kontribusinya minim dan akan lebih baik lagi bila mereka dicadangkan jika ingin permainan Persib efektif.
Tapi sekarang nasi sudah jadi bubur, yang bisa dilakukan adalah memaksimalkan potensi yang ada, dengan skema permainan yang lebih baik lagi dari Djanur, sambil mencoba memilih playmaker baru untuk putaran ke 2 karena itu kebutuhan yang penting dan mendesak. Saya pikir Djanur lebih tau akan potensi skuadnya tanpa harus memikirkan masukan kiri kanan di bench.
Secara skuad diluar ME5, CC12 dan RM10 sebenarnya Persib masih mempunyai daya saing. SVD yang butuh waktu untuk pulih, didukung atep, matsunaga, tantan dan anak muda seperti bow, zola dan billy cukup menyeramkan untuk lini belakang lawan. Ditopang pemain tengah sekaliber dedi kusnandar, hariono, kim juga ada anak muda potensial lainnya seperti ahmad basith juga cukup bisa bersaing, tinggal ditambah playmaker sesungguhnya putaran 2 nanti. Ditambah barisan belakang yang kuat dan tangguh seperti Vlado, jupe, Toncip, wildansyah, supardi serta penjaga gawang made dan natsir pun merupakan pemain-pemain yang disegani di Indonesia.
Jadi yang harus dilakukan Persib sekarang adalah Evaluasi, pelatih, manajer, pemain dan orang2 berkepentingan didalamnya harus duduk bersama, menyatukan visi dan misinya lagi, mau kemana Persib tahun ini dan apa yang mesti dilakukan dalam rangka mencapai visi misi itu. Jangan sampai pemain, pelatih, manajemen bahkan kami bobotoh harus menanggung malu dengan tagline “The Golden Era” namun kenyataanya “The Yellow Era”
Belum terlambat, Bangkit Persibku, Jayalah Persibku.
Ditulis oleh Ades Sebastian, Bobotoh dengan akun Twitter @maharayaakbar

2 April 2017, masih terngiang jelas kemeriahan dan kemewahan acara launching dan pengenalan Tim Persib Bandung, tim sepakbola yang bukan hanya kebanggaan kota Bandung tapi mewakili kebanggaan Jawa Barat. Peluncuran tim yang diberi tagline “The Golden Era”, yang dari taglinenya saja orang yang mendengar bahwa skuad yang dikenalkan pada bobotoh ini seolah menjanjikan bahwa Persib akan mengalami masa keemasan dengan skuad yang ada tahun ini. Dengan alasan itu juga (walau sebenarnya setiap tahun) bobotoh memiliki ekspektasi yang besar pada skuad Persib tahun ini, apalagi ditunjang dengan pembelian pemain yang terasa sangat jorjoran meskipun sebenarnya penulis merasa pembelian pemain ini tidak sesuai dengan kebutuhan tim.
Kalau dirunut ke belakang pada saat turnamen TSC 2016, sebenarnya Persib sudah memiliki kerangka skuad yang mampu bersaing di Pentas kompetisi tertinggi Indonesia dan cukup mampu menyajikan permainan tim yang enak ditonton. Apalagi jika ditambah beberapa pemain yang mampu menutupi kekurangan persib pada turnamen itu, dalam hal ini adalah seorang Playmaker, walau sebenarnya keberadaan Marcos Flores waktu itu cukup memberikan kontribusi yang cukup baik bagi tim.
Keinginan pelatih pada awal kompetisi liga 1 untuk mencari Playmaker yang mempunyai speed dan mampu meliuk-liuk serta mencetak gol seperti yang diperankan konate sebelumnya, membuat Flores melabuhkan pilihan pada tim yang bisa memberikan apresiasi lebih pada talentanya, dalam hal ini Bali united. Sedangkan Persib sendiri masih berkutat dalam pencarian playmaker yang bisa memenuhi hasrat Djanur. Mulai dari Erick Weeks, Livaja, Alex Costa rupanya belum memuaskan hasrat Djanur. Namun di detik-detik akhir pendaftaran pemain ada beberapa pemain “besar” yang dibeli manajemen, Michael Essien, Carlton Cole & Raphael Maitimo.
Oke, ME5, CC12 & RM10 adalah nama besar, bisa menambah popularitas Persib, namun apakah pembelian itu disesuaikan dengan kebutuhan tim. Saya pikir pembelian ke 3 pemain itu lebih berorientasi bisnis dibandingkan prestasi. SUDAH JELAS permasalahan Persib membutuhkan Playmaker yang memiliki kecepatan, mampu meliuk liuk melewati lawan bahkan menciptakan gol, apakah terwakili dengan 3 pemain itu.
Permasalahan mulai dari situ, langkah pelatih dan manajemen tidak menunjukan kegiatan yang bisa mengantarkan Persib akan lebih mudah berprestasi di Liga 1 ini. Bahkan sekarang seolah olah pemain yang mahal ini seperti beban di tubuh Persib, di sisi lain Persib harus menurunkan pemain yang bisa memberikan kontribusi terhadap kemenangan tapi disisi lain harus memainkan pemain mahal ini agar tidak mubazir meskipun kontribusinya minim dan akan lebih baik lagi bila mereka dicadangkan jika ingin permainan Persib efektif.
Tapi sekarang nasi sudah jadi bubur, yang bisa dilakukan adalah memaksimalkan potensi yang ada, dengan skema permainan yang lebih baik lagi dari Djanur, sambil mencoba memilih playmaker baru untuk putaran ke 2 karena itu kebutuhan yang penting dan mendesak. Saya pikir Djanur lebih tau akan potensi skuadnya tanpa harus memikirkan masukan kiri kanan di bench.
Secara skuad diluar ME5, CC12 dan RM10 sebenarnya Persib masih mempunyai daya saing. SVD yang butuh waktu untuk pulih, didukung atep, matsunaga, tantan dan anak muda seperti bow, zola dan billy cukup menyeramkan untuk lini belakang lawan. Ditopang pemain tengah sekaliber dedi kusnandar, hariono, kim juga ada anak muda potensial lainnya seperti ahmad basith juga cukup bisa bersaing, tinggal ditambah playmaker sesungguhnya putaran 2 nanti. Ditambah barisan belakang yang kuat dan tangguh seperti Vlado, jupe, Toncip, wildansyah, supardi serta penjaga gawang made dan natsir pun merupakan pemain-pemain yang disegani di Indonesia.
Jadi yang harus dilakukan Persib sekarang adalah Evaluasi, pelatih, manajer, pemain dan orang2 berkepentingan didalamnya harus duduk bersama, menyatukan visi dan misinya lagi, mau kemana Persib tahun ini dan apa yang mesti dilakukan dalam rangka mencapai visi misi itu. Jangan sampai pemain, pelatih, manajemen bahkan kami bobotoh harus menanggung malu dengan tagline “The Golden Era” namun kenyataanya “The Yellow Era”
Belum terlambat, Bangkit Persibku, Jayalah Persibku.
Ditulis oleh Ades Sebastian, Bobotoh dengan akun Twitter @maharayaakbar

Untuk meramu pemain-pemain ” hebat ” menjadi sebuah tim yang ” hebat ” butuh seorang pelatih yang ” hebat ” …….
Masalahnya oemaen2 nage teu hebat siga baheula ayeunamah.
Leuwih komplit tahun ayeuna belegug! Sia mah pendukung kumis janur!!! Bobotoh terjebak nostalgia
Yups,, ada ketidak sinkronan antara pelatih dg management…
Pembelian mubazir Essien,, Cole,, maitimo dan matsunaga…
Mungkin Maitimo masih bagus tp seharusnya jika maitimo, essien, Dedy dibeli,, maka Kim dan Hariono out, karna tipikal mereka serupa…
Kualitas cadangan dengan inti itu terlalu jomplang,, maka setiap cadangan masuk maka 20% kekuatan persib berkurang..
Pemain inti persib sebenarna geus siap pas turnamen isc kanari,geus kompak kalahkah di piceunan,padahal mah tinggal nambahan hiji dua pamaen ge bisa berkompetisi di liga ojek
ganti kuieu eks pelatih nasional thailand kiatisuk senamuang jigana bisa menghibur penonton dengan serangannya
Persib ayena acak kadut te pararuguh lah mulai pengurs + pelatih+rekrut pemain ! ges nista maja utama kdu d rombak total lebar dana loba oge mubadir lah jungkir balik jeng prestasi nol besar !
kosongkeun stadion…meh manajemen mikir…..mun pinuh keneh wae mah moal mikir2….jiga manajemen arsenal
Atep seram?? Iwhhh
Stuju untuk sementara kosongkan stadion, apalah arti persib tanpa bobotoh, persib dan bobotoh itu satu hati yg tak kan pernah terpisahkan
Kosongkan Stadion ayeuna mah.
jadi Bonjovi heula we
kosongkan GBLA nanti vs persiba. ingin tau bagaimana hasilnya!!!!
Wing nu ngan ukur lalajo dina tv anger cuy nyeri hate eleh mah
Eeeh jaba keok,,,,,,,, maen butut te katulungan pisan
Mun eweh nu playmaker ulah kitu kitu teing atuh maena sib eyyyy
satukan visi dan misi bener pisan kang…..!!!!
Tong ngan pelatih,tapi manajemen ge kudu di reformasi naon urusan na,manajemen aya di bench ngariweuhkn hungkul milu tutunjuk huat heot,cek saya mah dek pelatihna kusaha ge selama manajemen pipilueun mah moal aya prestasi
Latih sakalian ku managerna….