(Arena Bobotoh) Persib Sudah Mentok!
Monday, 19 June 2017 | 00:39
Ya, kalimat itu sudah sangat kentara terlihat pada Persib musim ini. Melihat performa Persib setelah pertandingan melawan Barito merupakan bukti bahwa Persib memang sudah mentok. Apa lagi yang mau diubah? Sayap tukar posisi, target-man digonta-ganti, formasi pemain tengah dibongkar pasang, sampai-sampai posisi penjaga gawang dibolak-balik pun karakter Persib musim ini tidak berubah – karakter tim (maksimal) papan tengah. Persib seakan menjadi tim (mahal dan penuh drama) yang menjadi sasaran tim lawan mendulang poin – baik main kandang apalagi tandang. Tim yang susah menang pun jika lawan Persib punya kesempatan lebih untuk menang. Jangan dulu bicara lawan PSM atau Madura United. Lawan Persegres dan Persiba pun sangat dinaungi oleh keberuntungan. Goal Billy Keraf dan Maitimo menjelang pertandingan berakhir saat melawan kedua tim itu menjadi bukti. Bahkan jika kita mau jujur, permainan lawan sebenarnya lebih baik dan lebih layak untuk menang.
Persib musim ini bukanlah tim dengan mental tim papan atas. Jika Anda setia menonton tayangan Liga 1, Anda akan melihat perbedaan mencolok antara Persib dengan tim-tim seperti PSM dan Madura United, belum ditambah Persipura. Untuk tim yang terakhir, ya Persib menang, tapi apakah Anda ingat permainannya? So Sad. Tim-tim tersebut bisa menampilkan semangat dan permainan yang konsisten baik kandang maupun tandang. Pressing ketat, terus berlari, mencari peluang, membuat kekacauan di depan kotak penalti lawan, dan seterusnya. Tidak terlihat permainan “yang penting dapat poin di tandang”. Lalu apakah menjadi tidak terkalahkan? Tentu saja tidak. Tim-tim diatas pun mengalami beberapa kekalahan. Tapi ada yang berbeda. Mentalitas, sugesti positif, dan daya juang euweuh kasieun sangat terlihat.
Semakin kuat lawan yang mereka hadapi, semakin besar kawani mereka. Persib? On Fire saat kandang (bari sieun eleh tea) dan palaur kabobolan saat tandang. Mindset ini yang terlihat dari pola permainan Persib musim ini.
Pada permainan melawan Barito hari ini, tidak ada pressing ketat kepada lawan. Pressing longgar di area lawan mungkin biasa, tapi masa iya, lawan masih bebas balik badan dan passing-passing di area Persib sendiri? Pemain kunci macam playmaker Barito pun sepertinya tidak ada instruksi khusus. Yang katempuhan adalah 4 bek sejajar Persib dan Kiper. Mereka harus langsung face to face dengan striker plus gelandang serang lawan. Saat winger Persib pegang bola, dibelakangnya sudah nempel winger atau wing back lawan. Rek lumpat kumaha, malik ge dituar.
Sebaliknya, saat winger lawan pegang bola, mereka dengan enak balik badan tanpa pressing dan bisa bagi bola. Ngajagaan siga keur ngagebah hayam. Ada jarak 1-2 langkah antara lawan dengan dengan pemain yang “menjaga”.
Kalo coach bilang masalah Persib terletak pada striker, kalau menurut kami mah itu hanya salah satunya. Persib punya beberapa masalah fundamental yang perlu dibenahi.
Contoh kecil, kenapa sulit sekali melihat kombinasi Bow dan Bang Pardi di sisi? Piraku tara latihan kombinasi overlap wing back? Atau memang benar latihan Persib lebih pada “menjaga kebugaran” (bari heureuy tea ningan)? Contoh lain, ari mun latihan sok dilatih crossing atawa henteu nya? Cik ayeuna sebut nama yang bisa memberikan crossing saat open play. Mikir pan?
Akhir kata, jika management PBB melihat bahwa Persib masih di jalur yang benar untuk juara, perlu kami koreksi lagi. Persib pun sangat dekat dengan jalur yang salah yang bisa membuat Persib berakhir di papan bawah, atau bahkan degradasi (na’udzubillah). Mengapa? Karena jarak nilai pemuncak klasemen dan papan bawah sangat ketat. Papan atas bisa langsung terjun ke papan bawah dalam hitungan 1-2 minggu dan begitu pula sebaliknya. Jadi, semoga management PBB bisa berpikir lagi – tidak hanya dari satu sisi, tapi juga melihat faktor resiko yang ada. Tidak terbayang, Persib kembali tertatih di jurang degradasi seperti yang pernah kita alami dulu. Semoga itu tidak terjadi.
Ditulis oleh Dimas L. Adisuryo dengan akun twitter @quatrosofia

Ya, kalimat itu sudah sangat kentara terlihat pada Persib musim ini. Melihat performa Persib setelah pertandingan melawan Barito merupakan bukti bahwa Persib memang sudah mentok. Apa lagi yang mau diubah? Sayap tukar posisi, target-man digonta-ganti, formasi pemain tengah dibongkar pasang, sampai-sampai posisi penjaga gawang dibolak-balik pun karakter Persib musim ini tidak berubah – karakter tim (maksimal) papan tengah. Persib seakan menjadi tim (mahal dan penuh drama) yang menjadi sasaran tim lawan mendulang poin – baik main kandang apalagi tandang. Tim yang susah menang pun jika lawan Persib punya kesempatan lebih untuk menang. Jangan dulu bicara lawan PSM atau Madura United. Lawan Persegres dan Persiba pun sangat dinaungi oleh keberuntungan. Goal Billy Keraf dan Maitimo menjelang pertandingan berakhir saat melawan kedua tim itu menjadi bukti. Bahkan jika kita mau jujur, permainan lawan sebenarnya lebih baik dan lebih layak untuk menang.
Persib musim ini bukanlah tim dengan mental tim papan atas. Jika Anda setia menonton tayangan Liga 1, Anda akan melihat perbedaan mencolok antara Persib dengan tim-tim seperti PSM dan Madura United, belum ditambah Persipura. Untuk tim yang terakhir, ya Persib menang, tapi apakah Anda ingat permainannya? So Sad. Tim-tim tersebut bisa menampilkan semangat dan permainan yang konsisten baik kandang maupun tandang. Pressing ketat, terus berlari, mencari peluang, membuat kekacauan di depan kotak penalti lawan, dan seterusnya. Tidak terlihat permainan “yang penting dapat poin di tandang”. Lalu apakah menjadi tidak terkalahkan? Tentu saja tidak. Tim-tim diatas pun mengalami beberapa kekalahan. Tapi ada yang berbeda. Mentalitas, sugesti positif, dan daya juang euweuh kasieun sangat terlihat.
Semakin kuat lawan yang mereka hadapi, semakin besar kawani mereka. Persib? On Fire saat kandang (bari sieun eleh tea) dan palaur kabobolan saat tandang. Mindset ini yang terlihat dari pola permainan Persib musim ini.
Pada permainan melawan Barito hari ini, tidak ada pressing ketat kepada lawan. Pressing longgar di area lawan mungkin biasa, tapi masa iya, lawan masih bebas balik badan dan passing-passing di area Persib sendiri? Pemain kunci macam playmaker Barito pun sepertinya tidak ada instruksi khusus. Yang katempuhan adalah 4 bek sejajar Persib dan Kiper. Mereka harus langsung face to face dengan striker plus gelandang serang lawan. Saat winger Persib pegang bola, dibelakangnya sudah nempel winger atau wing back lawan. Rek lumpat kumaha, malik ge dituar.
Sebaliknya, saat winger lawan pegang bola, mereka dengan enak balik badan tanpa pressing dan bisa bagi bola. Ngajagaan siga keur ngagebah hayam. Ada jarak 1-2 langkah antara lawan dengan dengan pemain yang “menjaga”.
Kalo coach bilang masalah Persib terletak pada striker, kalau menurut kami mah itu hanya salah satunya. Persib punya beberapa masalah fundamental yang perlu dibenahi.
Contoh kecil, kenapa sulit sekali melihat kombinasi Bow dan Bang Pardi di sisi? Piraku tara latihan kombinasi overlap wing back? Atau memang benar latihan Persib lebih pada “menjaga kebugaran” (bari heureuy tea ningan)? Contoh lain, ari mun latihan sok dilatih crossing atawa henteu nya? Cik ayeuna sebut nama yang bisa memberikan crossing saat open play. Mikir pan?
Akhir kata, jika management PBB melihat bahwa Persib masih di jalur yang benar untuk juara, perlu kami koreksi lagi. Persib pun sangat dekat dengan jalur yang salah yang bisa membuat Persib berakhir di papan bawah, atau bahkan degradasi (na’udzubillah). Mengapa? Karena jarak nilai pemuncak klasemen dan papan bawah sangat ketat. Papan atas bisa langsung terjun ke papan bawah dalam hitungan 1-2 minggu dan begitu pula sebaliknya. Jadi, semoga management PBB bisa berpikir lagi – tidak hanya dari satu sisi, tapi juga melihat faktor resiko yang ada. Tidak terbayang, Persib kembali tertatih di jurang degradasi seperti yang pernah kita alami dulu. Semoga itu tidak terjadi.
Ditulis oleh Dimas L. Adisuryo dengan akun twitter @quatrosofia

PERSIB SAYA DULU RAMALAN PERSIB AKAN MENJADI JUARA LIGA 1. SAYANG SERIBU SAYANG PERSIB MASUK SAJA KE TIGA BESAR SANGAT SANGAT SULIT, BANGKIT PERSIB PUTARAN KE DUA
Kedah robih formasi,,,,essien sreng cole na teu ngaruh wa janur…kalakah jd laloyo ningal pemain teh sarua pisan jeung cole ……
ges hoream ngabandungan . NYMIAK WAE LAH BARI CECENGIRAN..
kata lain judulna “DIBULAK BALIK DEKOK”..!!!
Cole bututtttt
Sabar dak euy…bulan puasa tong esmosi ngarana ge permainan,,Ngan Mun ningali gaya maena Cole peuting mah EMM…EMM..Alusan si duloh tatangga aing sih jigana hee.sedih…Sedihhh..Ningali Persib jiga kieu rupana pesimis dewek Persib juara mah…
#SAVEDJANUR SAMPAI DEDGRADASI HARGA MATI
Tong aya anu nganganggu kritik komo nitah mundur, pemain geus nyieun petisi save djanur, manajemen geus ngomong persib masih di jalur juara
djanur boga alasan geus mundur tapi di pertahankeun manajemen, pemain j bbtoh ceunah ngakuna
tinggal menikmati lalajo naha juara? papan atas? tengah? bawah ataw deggradasi
sakali deui harga mati #savedjanur hebaaaat
ceuk uing mah tong aya markuplayer2 sagala.
pemain lain asa segan jng asa ketergantungan walau si markuplayer maen butut sabutut bututna.
parariceunanlah… mending pemain biasa2 tapi boga mental juara.
vlado buktina, make hate!
latihan teu loba heureuy…
#savedjanur (untuk jd liga2 juara)
Faktor Juara 2014:
1. Kabeneran KONATE MAKAN alus ( da niatna mah nyokot Gustavo Lopez, ngan terpaksa nyokot konate sabab kudu sapaket jeung Djibril Colibally )
2. Kwartet Emas EX SRIWIJAYA FC ( Firman Utina – M.Ridwan – Supardi – Jupe )
#SaveDjanur untuk DEGRADASI..
faktor kapten firman utina jg ngaruh… sedikit banyak dia bsa nerapin apa yg coach mao dan leadership nya jg bagus… skrg persib g punya leader
Sutuju Lur.. Manajemen & tim prestige kudu leuwih beunta. Persaingan & selisih point ketat ., degradasi makin dekat mum kitu mah. ??
Yang penting masih di jalur juara ..muhun juara Tarkam…
Febri rujit ilala gs asup timnas mh.jd memble pisan maen na. Te apal mna jang umpan atau jang dribble. Kr nyerang th momen na pasti rusak ku si febri..
Persib ts khilangan gairah menang.maen tanpa kacinta kana team mah susah.tepika ceurik ngalalajoana ge.nyeri hate duh
Maen silih salahkeun jg pa andel”.ukur 1 2 nu katingalina sumanget.ripuh maen qt mah.platih ts tanpa sumanget.ts teu gaduh greget mere sufort k pmaen.pmaen g qt deui.hyang coach dipertahankeun tpi katingali keur maen kaku pisan.
Satuju jeung kana pendapat Uciha Jasuke, Serangan persib kehilangan momentum gara gara Febri. Febri overdosis loba teuing mawa bola.