(Arena Bobotoh) Maitimo: Kebutuhan atau Keterpaksaan?
Monday, 03 April 2017 | 19:36
Bandung, 14 Maret 2017. Pada tanggal itulah Persib tepat berumur 84 tahun. Seiring dengan hari jadinya tersebut, seorang pemain pun diperkenalkan. Tidak tanggung-tanggung, pemain yang dimaksud merupakan gelandang yang sudah malang melintang di liga-liga top Eropa. Ialah Michael Kojo Essien, pemain yang bahkan sudah mencicipi manisnya trophy UEFA Champions League bersama Chelsea. Kedatangannya pun tentu disambut positif oleh bobotoh. Harapan coach Djanur terhadapnya sangatlah tinggi. Ia diharapkan mampu menjadi jenderal lapangan tengah skuad Maung Bandung. Tetapi, manajer Persib, Umuh Muchtar mengatakan bahwa Essien bukanlah rekrutan terakhir. Masih ada 2 pemain yang diincar, dan salah satunya merupakan pemain lokal.
Takk perlu menunggu lama, beberapa nama pun mulai bermunculan. Khusus untuk pemain lokal, kandidatnya mengerucut menjadi 2 pemain: Raphael Maitimo dan Stefano Lilipaly. Ketertarikan coach Djanur kepada 2 pemain tersebut muncul karena ia menilai, masih ada kekosongan di lini tengah Persib. Kedatangan Essien pun seakan belum menjadi jawaban dari permasalahan tersebut. Walau coach sudah mengatakan bahwa ia akan memasang Essien sebagai playmaker, namun tetap saja posisi aslinya adalah gelandang bertahan. Memang, selepas perginya Makan Konate ke Malaysia, belum ada pemain lain yang sanggup tampil ciamik seperti dirinya. Robertino Pugliara dan Marcos Flores sempat memberi asa, tapi seiring dengan berjalannya waktu, penampilan kedua pemain tersebut ternyata masih dibawah ekspektasi.
Kembali ke topik awal, dari kedua nama tersebut (Maitimo dan Lilipaly), kans Persib untuk mendatangkan nama pertama jauh lebih besar. Maitimo berstatus free transfer setelah ia mengundurkan diri dari PSM Makassar. Berbeda dengan Lilipaly yang masih terikat kontrak dengan SC Cambuur, klub dari kasta kedua liga Belanda. Hari berganti hari, nama Maitimo semakin santer diberitakan akan berlabuh ke Persib. Namun, belum ada konfirmasi dari kedua belah pihak. Sampai akhirnya, dalam suatu wawancara di sebuah radio, Umuh Muchtar mengatakan Maitimo akan menjadi bagian Maung Bandung selama 1 musim ini. Maitimo pun akhirnya resmi diperkenalkan pada acara launching skuad Persib untuk musim 2017, berbarengan dengan eks penyerang tim nasional Inggris, Carlton Cole.
Kedatangan gelandang blasteran Indo-Belanda ini pun mengundang pro dan kontra. Jika kita melihat skuad Persib sekarang, pos gelandang tengah adalah pos yang paling ‘sesak’. Tercatat ada 7 nama di posisi tersebut, termasuk dengan Maitimo. Di satu sisi, hal ini menimbulkan efek positif, dimana Persib memiliki kedalaman skuad yang sangat baik. Tapi, di sisi lain, kedatangan Maitimo juga membuat sebagian bobotoh bertanya-tanya: Apakah Persib memang benar-benar membutuhkan Maitimo?
Jika kita menggali lebih dalam lagi, posisi asli pemain naturalisasi ini adalah gelandang tengah. Merujuk pada formasi Djanur selama Piala Presiden 2017, hanya ada 1 gelandang tengah yang dimainkan sebagai starting XI. Sedangkan, ada 3 nama lain yang memiliki posisi natural sebagai gelandang tengah: Kim Kurniawan, Dedi Kusnandar, dan Gian Zola. Kim merupakan gelandang inti Maung Bandung selama pagelaran ISC 2016. Penampilannya selama ISC pun cukup baik. Ia sukses menjadi box to box midfield – penghubung antara lini belakang dan lini depan. Sedangkan, Dedi Kusnandar baru didatangkan Persib pada awal 2017. Ia kembali setelah berkelana di Malaysia bersama Sabah FA.
Penampilannya pun tidak bisa dipandang sebelah mata. Ia datang bermodalkan salah satu pemain Timnas Indonesia di Piala AFF 2016. Untuk nama terakhir, ia mulai mendapatkan kepercayaan pada ajang Piala Presiden 2017. Regulasi yang mewajibkan setiap klub memainkan 3 pemain U-23 selama 45 menit membuatnya sukses mendapat tempat di atas lapangan, minimal selama 45 menit. Tetapi tunggu dulu, penampilan Zola pun berkembang sangat pesat. Yang terbaru, ia baru saja menjalani debutnya bersama Timnas Indonesia beberapa waktu lalu, ketika menghadapi Myanmar. Berdasarkan ulasan di atas, saya rasa sebenarnya Persib tidak perlu mendatangkan gelandang tengah lagi. Posisi Maitimo lainnya adalah gelandang bertahan. Memang posisi ini bukan posisi aslinya, tetapi ia cukup piawai jika ditugaskan sebagai ‘gelandang pengangkut air’. Namun, ia pun memiliki 2 saingan di posisi ini: Ahmad Basith dan sang legenda Persib, Hariono. Tidak mudah bagi Maitimo untuk menggusur posisi yang sudah diperankan Hariono selama 8 tahun terakhir. Terlebih, Hariono juga memiliki tempat spesial di hati bobotoh. Selain itu, posisi Basith pun akan sulit digeser, terlebih jika regulasi pemain U-23 tidak diubah.
Tetapi, sebelum Persib memperkenalkan Maitimo, Djanur mengatakan bahwa ia mencari seorang playmaker lokal berkualitas. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Maitimo didatangkan untuk menjadi jenderal lapangan tengah Persib. Namun, perlu dicatat bahwa ketika Persib sukses mendatangkan Essien, Djanur mengatakan bahwa Essien kemungkinan akan diplot sebagai playmaker. Tentunya, akan sangat disayangkan jika Maitimo datang hanya untuk menjadi pelapis Essien.
Jadi, muncul satu pertanyaan yang mungkin juga menjadi pertanyaan bagi sebagian bobotoh lainnya. Apakah Maitimo didatangkan berdasarkan kebutuhan, atau kedatangannya terkesan dipaksakan hanya karena ia memiliki nama besar?
Tentu masing-masing dari kita memiliki pendapat sendiri akan pertanyaan tersebut. Namun, yakinlah bahwa coach Djanur lebih mengerti dan memahami apa yang dibutuhkan Persib. Saya yakin, keputusan mendatangkan Maitimo sudah dipikirkan secara matang, baik itu oleh staf pelatih, maupun manajemen. Dan, seperti yang sudah saya ungkapkan sebelumnya, kedatangan Maitimo pun membuat Persib memiliki kedalaman skuad yang luar biasa. Ketika ada beberapa pemain harus absen, entah itu karena cedera maupun akumulasi kartu, Djanur tidak perlu memutar otak. Banyak pemain lain –dengan kualitas tidak jauh berbeda- yang siap dimainkan. Terakhir, saya pun berharap, kedatangan Maitimo dapat memberi efek positif bagi Persib: Mempertahkan gelar juara liga yang telah diraih sebelumnya pada tahun 2014. #PersibJuara!
Penulis hanyalah seorang bobotoh biasa yang kerap menyaksikan pertandingan Persib di layar kaca, sekarang sedang bersekolah di salah satu sekolah menengah atas swasta di Bandung // ig, twitter @MichaelClement_

Bandung, 14 Maret 2017. Pada tanggal itulah Persib tepat berumur 84 tahun. Seiring dengan hari jadinya tersebut, seorang pemain pun diperkenalkan. Tidak tanggung-tanggung, pemain yang dimaksud merupakan gelandang yang sudah malang melintang di liga-liga top Eropa. Ialah Michael Kojo Essien, pemain yang bahkan sudah mencicipi manisnya trophy UEFA Champions League bersama Chelsea. Kedatangannya pun tentu disambut positif oleh bobotoh. Harapan coach Djanur terhadapnya sangatlah tinggi. Ia diharapkan mampu menjadi jenderal lapangan tengah skuad Maung Bandung. Tetapi, manajer Persib, Umuh Muchtar mengatakan bahwa Essien bukanlah rekrutan terakhir. Masih ada 2 pemain yang diincar, dan salah satunya merupakan pemain lokal.
Takk perlu menunggu lama, beberapa nama pun mulai bermunculan. Khusus untuk pemain lokal, kandidatnya mengerucut menjadi 2 pemain: Raphael Maitimo dan Stefano Lilipaly. Ketertarikan coach Djanur kepada 2 pemain tersebut muncul karena ia menilai, masih ada kekosongan di lini tengah Persib. Kedatangan Essien pun seakan belum menjadi jawaban dari permasalahan tersebut. Walau coach sudah mengatakan bahwa ia akan memasang Essien sebagai playmaker, namun tetap saja posisi aslinya adalah gelandang bertahan. Memang, selepas perginya Makan Konate ke Malaysia, belum ada pemain lain yang sanggup tampil ciamik seperti dirinya. Robertino Pugliara dan Marcos Flores sempat memberi asa, tapi seiring dengan berjalannya waktu, penampilan kedua pemain tersebut ternyata masih dibawah ekspektasi.
Kembali ke topik awal, dari kedua nama tersebut (Maitimo dan Lilipaly), kans Persib untuk mendatangkan nama pertama jauh lebih besar. Maitimo berstatus free transfer setelah ia mengundurkan diri dari PSM Makassar. Berbeda dengan Lilipaly yang masih terikat kontrak dengan SC Cambuur, klub dari kasta kedua liga Belanda. Hari berganti hari, nama Maitimo semakin santer diberitakan akan berlabuh ke Persib. Namun, belum ada konfirmasi dari kedua belah pihak. Sampai akhirnya, dalam suatu wawancara di sebuah radio, Umuh Muchtar mengatakan Maitimo akan menjadi bagian Maung Bandung selama 1 musim ini. Maitimo pun akhirnya resmi diperkenalkan pada acara launching skuad Persib untuk musim 2017, berbarengan dengan eks penyerang tim nasional Inggris, Carlton Cole.
Kedatangan gelandang blasteran Indo-Belanda ini pun mengundang pro dan kontra. Jika kita melihat skuad Persib sekarang, pos gelandang tengah adalah pos yang paling ‘sesak’. Tercatat ada 7 nama di posisi tersebut, termasuk dengan Maitimo. Di satu sisi, hal ini menimbulkan efek positif, dimana Persib memiliki kedalaman skuad yang sangat baik. Tapi, di sisi lain, kedatangan Maitimo juga membuat sebagian bobotoh bertanya-tanya: Apakah Persib memang benar-benar membutuhkan Maitimo?
Jika kita menggali lebih dalam lagi, posisi asli pemain naturalisasi ini adalah gelandang tengah. Merujuk pada formasi Djanur selama Piala Presiden 2017, hanya ada 1 gelandang tengah yang dimainkan sebagai starting XI. Sedangkan, ada 3 nama lain yang memiliki posisi natural sebagai gelandang tengah: Kim Kurniawan, Dedi Kusnandar, dan Gian Zola. Kim merupakan gelandang inti Maung Bandung selama pagelaran ISC 2016. Penampilannya selama ISC pun cukup baik. Ia sukses menjadi box to box midfield – penghubung antara lini belakang dan lini depan. Sedangkan, Dedi Kusnandar baru didatangkan Persib pada awal 2017. Ia kembali setelah berkelana di Malaysia bersama Sabah FA.
Penampilannya pun tidak bisa dipandang sebelah mata. Ia datang bermodalkan salah satu pemain Timnas Indonesia di Piala AFF 2016. Untuk nama terakhir, ia mulai mendapatkan kepercayaan pada ajang Piala Presiden 2017. Regulasi yang mewajibkan setiap klub memainkan 3 pemain U-23 selama 45 menit membuatnya sukses mendapat tempat di atas lapangan, minimal selama 45 menit. Tetapi tunggu dulu, penampilan Zola pun berkembang sangat pesat. Yang terbaru, ia baru saja menjalani debutnya bersama Timnas Indonesia beberapa waktu lalu, ketika menghadapi Myanmar. Berdasarkan ulasan di atas, saya rasa sebenarnya Persib tidak perlu mendatangkan gelandang tengah lagi. Posisi Maitimo lainnya adalah gelandang bertahan. Memang posisi ini bukan posisi aslinya, tetapi ia cukup piawai jika ditugaskan sebagai ‘gelandang pengangkut air’. Namun, ia pun memiliki 2 saingan di posisi ini: Ahmad Basith dan sang legenda Persib, Hariono. Tidak mudah bagi Maitimo untuk menggusur posisi yang sudah diperankan Hariono selama 8 tahun terakhir. Terlebih, Hariono juga memiliki tempat spesial di hati bobotoh. Selain itu, posisi Basith pun akan sulit digeser, terlebih jika regulasi pemain U-23 tidak diubah.
Tetapi, sebelum Persib memperkenalkan Maitimo, Djanur mengatakan bahwa ia mencari seorang playmaker lokal berkualitas. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Maitimo didatangkan untuk menjadi jenderal lapangan tengah Persib. Namun, perlu dicatat bahwa ketika Persib sukses mendatangkan Essien, Djanur mengatakan bahwa Essien kemungkinan akan diplot sebagai playmaker. Tentunya, akan sangat disayangkan jika Maitimo datang hanya untuk menjadi pelapis Essien.
Jadi, muncul satu pertanyaan yang mungkin juga menjadi pertanyaan bagi sebagian bobotoh lainnya. Apakah Maitimo didatangkan berdasarkan kebutuhan, atau kedatangannya terkesan dipaksakan hanya karena ia memiliki nama besar?
Tentu masing-masing dari kita memiliki pendapat sendiri akan pertanyaan tersebut. Namun, yakinlah bahwa coach Djanur lebih mengerti dan memahami apa yang dibutuhkan Persib. Saya yakin, keputusan mendatangkan Maitimo sudah dipikirkan secara matang, baik itu oleh staf pelatih, maupun manajemen. Dan, seperti yang sudah saya ungkapkan sebelumnya, kedatangan Maitimo pun membuat Persib memiliki kedalaman skuad yang luar biasa. Ketika ada beberapa pemain harus absen, entah itu karena cedera maupun akumulasi kartu, Djanur tidak perlu memutar otak. Banyak pemain lain –dengan kualitas tidak jauh berbeda- yang siap dimainkan. Terakhir, saya pun berharap, kedatangan Maitimo dapat memberi efek positif bagi Persib: Mempertahkan gelar juara liga yang telah diraih sebelumnya pada tahun 2014. #PersibJuara!
Penulis hanyalah seorang bobotoh biasa yang kerap menyaksikan pertandingan Persib di layar kaca, sekarang sedang bersekolah di salah satu sekolah menengah atas swasta di Bandung // ig, twitter @MichaelClement_

Percaya ka mang Janur wae lah… nu jelas Persib mah bikin gul na teu tergantung ka striker… gelandang oge bisa…
siga nu enya iyeu nyien kalimat teh…mun puguh sok maen bola apalah tukang nulis hungkul hahahah.. visss dulur
ieu bisa jd strategi, cokotan bintang ti tim rival, supaya tim rival jd lemah
yang jadi masalah dari Maitimo ini hanya loyalitas dan Mental. Skill oke lah bisa dibilang setara kim dado mas har. Pertanyaannya, setelah di Persib apakah loyalitas nya bakal berubah dan Mentalnya dapat diperbaiki?
terlalu numpuk pemain tengah..
karunya loba nu jarang main.. sekalina main rotasi.. bisa jadi blunder mun teu pas ngarotasi pemaina..
nu wajib dicari mah winger..
liat stocknya.. atep, tantan, febri..
disini saya melihat maitimo hanya jd pelengkap, sesuai kebutuhan saja. pemain cedera atau akumulasi kartu. jd seengganya punya 2 posisi d masing. dia kan bisa main di jangkar, playmaker, gelandang serang dan juga bek tengah. jadi bisa menambal pos kosong apabila pemain tdk bisa tampil.
maen tdk mainnya pemain pasti tetep punya kontribusi bawa tim maju bahkan juara.
taun ini persib juara!!! amiin
alhamdulilah commentator banyak analis tidak kekurangan…yang sulit cari pemain agar persib juara
Ngumpulin pemain bintang untuk menghangatkan bangku cadangan wkwkwkw
Yaa kita liat aza engke !!!!!!
Racikan mang janur….