(Arena Bobotoh) “Fighters”
Saturday, 03 June 2017 | 17:01
“Siapa yang salah?” Itulah pertanyaan besar di benak publik sepakbola Indonesia khususnya Bobotoh pendukung Persib Bandung. Apakah itu Pelatih? Manajemen? Pemain?
Jika menilik dimana letak kesalahan dan mecari kambing hitam untuk disalahkan menurut saya tidak akan ada habisnya. Menarik untuk membahasnya untuk hal ini, para Bobotoh menpertanyakan kinerja dan performa Persib hingga pekan ke 9 ini, belum terlihat perkembangan signifikan yg meningkat jika dilihat dari performa Persib saat ini. Saya memang bukan ahlinya dalam analisis mengenai pertandingan, ini hanya ulasan mengenai curahan hati seorang penikmat sepakbola teutama Persib Bandung, jika melihat permainan Persib saat ISC dan Piala presiden lalu bahwa penampilan Persib kala itu memang cukup meningkat terutama dalam hal kekompakan pasca comeback seorang coach Djanur melatih Persib kembali, meskipun saat itu Djanur hanya baru kembali menukangi Persib di pertengahan musim dan memiliki pemain bawaan dari pelatih sebelumnya Coach Dejan, akan tetapi Djanur seperti sudah bisa memiliki komposisi ideal starting line up untuk setiap pertadingannya.
Memasuki pra musim untuk Liga 1 dimulai Persib merekrut sejumlah pemain, dengan target yang meleset dari beberapa incaran pemain dan tiba-tiba persib merekrut 3 rekrutan terakhir, itu menjadi hal yang menggembirakan dan membanggakan karena semakin kuatnya tim Persib. Marquee player? Bisnis? Ya sudah menjadi rahasia public memang itu bagian tujuan dari manajemen. Skuad menjadi gemuk dan menumpuk? Hingga pekan ke 9 ini skuad persib dengan skill yg dimiliki dan komposisi yg ada itu memang berpotensi meyakinkan untuk musim ini namun kontribusi setiap pemainnya belum maksimal.
Mari kita menilik lebih dalam lagi, terutama di lini tengah Coach Djanur seperti masih belum menemukan Key Player yang memang bisa menjadi pakem starting xi untuk setiap pertandinganya, apa karena kebingungan karena banyaknya stok pemain? Hanya coach Djanur yg mengetahuinya. Rotasi? Memang bagus untuk seorang pelatih untuk merotasi pemain dalam setiap starting xi setiap pertandingan yg bisa menjdadikan strategi pelatih tidak mudah terbaca. Tapi dengan belum maksimalnya touch antar pemain yg membuat pola permainan persib seperti tidak memiliki kreasi dan tidak konsisten.
Fighters adalah pemain yg dibutuhkan Persib saat ini, terutama di lini tengah membutuhkan seorang playmaker yg bisa terus berlar mencari kreasi dan pemain yg tiba-tiba bisa ada di dalam kotak penalty dan yang bisa berani shooting dari luar kotak penalty. Terganjal regulasi pemain muda? Tentu bukan alasan dan seharusnya sudah bisa dianisipasi pelatih. Bisnis? Bukan alasan pun harus memainkan seorang pemain yg harus dipaksakan karena sudah dibeli mahal dan dimainkan tapi tidak sesuai skema. Sedikit menyinggung peran Makan Konate, Persib membutuhkan pemain seperti itu yg komplit bertahan dan menyerang. Bukan maksud untuk memaksa Konate kembali tentu tidak, Maksudnya adalah Persib butuh pemain Fighters dengan contoh seperti Makan Konate. Maitimo? Essien? Yang didaulat menjadi seorang playmaker yg bisa tiba-tiba ada didalam kotak penalty kinerjanya masih jauh dari harapan, seperti tidk tune-in dengan pola permainan Persib saat ini.
Ya, bisa kita tunggu kinerja seperti apalagi yang bisa kita lihat kedepannya hingga akhir musim ini berakhir, apakah mendepak beberapa pemain yg dianggap membuat gemuk skuad? Saya rasa untuk berita yg marak beredar akhir-akhir ini yang menyatakan #DjanurOut saya kurang setuju, ini bukan Leiceter City, ini Persib. Terus beri kesempatan Coach Djanur dan berikan semangat agar terus bisa mengeksplor strategi dan kedalama skuadnya, dan yang paling penting adalah “TIDAK ADA BISNIS DAN INTERVENSI” dalam pertandingan, biarkan Coach Djanur berkreasi sendiri dengan staff assistant kepelatihanya, percayakan kepada mereka, bukan hanya memaksakan memasukan atau memainkan seorang pemain yang bukan jadi bagian strategi sepak bola yang hanya untuk bisnis saja.
Kalah? Para pemain dan pelatih tidak perlu panik, kalah memang biasa dan kami sebagai pecinta Persib dan Bobotoh sudah pasti mengerti karena ada kala dimana kita menang, kalah, terpuruk, mananjak. Tapi? Kami sebagai Bobotoh hanya butuh permainan yang “MEYAKINKAN” dan peningkatan performa permainan dalam pertandingan. Dengan permainan yang meyakinkan pun Bobotoh akan sangat mengerti bahwa Tim Persib Bisa bangkit dan menang dalam pertandingan selanjutnya dan bisa membuat Bobotoh bisa tenang dan tidak aka nada isu-isu negative bermunculan diluar sana.
Ayo Persib, dan Coach Djanur saya percaya bisa bangkit dan evaluasi jadi lebih baik lagi, musim masih panjang Coach masih banyak waktu, berani melawan intervensi dari pihak manapun!
Sekian, Mohon maaf jika ada salah kata atau salah mengenai apapun halnya dan maaf jika ada unsur menyudutkan saya tidak mermaksud, saya hanya menulis dari pandangan penikmat sepakbola saja terutama Persib. Hatur Nuhun, Hidup Persib!
Ditulis oleh Alun Binowo dengan akun Twitter dan Instagram @Alunbnw

“Siapa yang salah?” Itulah pertanyaan besar di benak publik sepakbola Indonesia khususnya Bobotoh pendukung Persib Bandung. Apakah itu Pelatih? Manajemen? Pemain?
Jika menilik dimana letak kesalahan dan mecari kambing hitam untuk disalahkan menurut saya tidak akan ada habisnya. Menarik untuk membahasnya untuk hal ini, para Bobotoh menpertanyakan kinerja dan performa Persib hingga pekan ke 9 ini, belum terlihat perkembangan signifikan yg meningkat jika dilihat dari performa Persib saat ini. Saya memang bukan ahlinya dalam analisis mengenai pertandingan, ini hanya ulasan mengenai curahan hati seorang penikmat sepakbola teutama Persib Bandung, jika melihat permainan Persib saat ISC dan Piala presiden lalu bahwa penampilan Persib kala itu memang cukup meningkat terutama dalam hal kekompakan pasca comeback seorang coach Djanur melatih Persib kembali, meskipun saat itu Djanur hanya baru kembali menukangi Persib di pertengahan musim dan memiliki pemain bawaan dari pelatih sebelumnya Coach Dejan, akan tetapi Djanur seperti sudah bisa memiliki komposisi ideal starting line up untuk setiap pertadingannya.
Memasuki pra musim untuk Liga 1 dimulai Persib merekrut sejumlah pemain, dengan target yang meleset dari beberapa incaran pemain dan tiba-tiba persib merekrut 3 rekrutan terakhir, itu menjadi hal yang menggembirakan dan membanggakan karena semakin kuatnya tim Persib. Marquee player? Bisnis? Ya sudah menjadi rahasia public memang itu bagian tujuan dari manajemen. Skuad menjadi gemuk dan menumpuk? Hingga pekan ke 9 ini skuad persib dengan skill yg dimiliki dan komposisi yg ada itu memang berpotensi meyakinkan untuk musim ini namun kontribusi setiap pemainnya belum maksimal.
Mari kita menilik lebih dalam lagi, terutama di lini tengah Coach Djanur seperti masih belum menemukan Key Player yang memang bisa menjadi pakem starting xi untuk setiap pertandinganya, apa karena kebingungan karena banyaknya stok pemain? Hanya coach Djanur yg mengetahuinya. Rotasi? Memang bagus untuk seorang pelatih untuk merotasi pemain dalam setiap starting xi setiap pertandingan yg bisa menjdadikan strategi pelatih tidak mudah terbaca. Tapi dengan belum maksimalnya touch antar pemain yg membuat pola permainan persib seperti tidak memiliki kreasi dan tidak konsisten.
Fighters adalah pemain yg dibutuhkan Persib saat ini, terutama di lini tengah membutuhkan seorang playmaker yg bisa terus berlar mencari kreasi dan pemain yg tiba-tiba bisa ada di dalam kotak penalty dan yang bisa berani shooting dari luar kotak penalty. Terganjal regulasi pemain muda? Tentu bukan alasan dan seharusnya sudah bisa dianisipasi pelatih. Bisnis? Bukan alasan pun harus memainkan seorang pemain yg harus dipaksakan karena sudah dibeli mahal dan dimainkan tapi tidak sesuai skema. Sedikit menyinggung peran Makan Konate, Persib membutuhkan pemain seperti itu yg komplit bertahan dan menyerang. Bukan maksud untuk memaksa Konate kembali tentu tidak, Maksudnya adalah Persib butuh pemain Fighters dengan contoh seperti Makan Konate. Maitimo? Essien? Yang didaulat menjadi seorang playmaker yg bisa tiba-tiba ada didalam kotak penalty kinerjanya masih jauh dari harapan, seperti tidk tune-in dengan pola permainan Persib saat ini.
Ya, bisa kita tunggu kinerja seperti apalagi yang bisa kita lihat kedepannya hingga akhir musim ini berakhir, apakah mendepak beberapa pemain yg dianggap membuat gemuk skuad? Saya rasa untuk berita yg marak beredar akhir-akhir ini yang menyatakan #DjanurOut saya kurang setuju, ini bukan Leiceter City, ini Persib. Terus beri kesempatan Coach Djanur dan berikan semangat agar terus bisa mengeksplor strategi dan kedalama skuadnya, dan yang paling penting adalah “TIDAK ADA BISNIS DAN INTERVENSI” dalam pertandingan, biarkan Coach Djanur berkreasi sendiri dengan staff assistant kepelatihanya, percayakan kepada mereka, bukan hanya memaksakan memasukan atau memainkan seorang pemain yang bukan jadi bagian strategi sepak bola yang hanya untuk bisnis saja.
Kalah? Para pemain dan pelatih tidak perlu panik, kalah memang biasa dan kami sebagai pecinta Persib dan Bobotoh sudah pasti mengerti karena ada kala dimana kita menang, kalah, terpuruk, mananjak. Tapi? Kami sebagai Bobotoh hanya butuh permainan yang “MEYAKINKAN” dan peningkatan performa permainan dalam pertandingan. Dengan permainan yang meyakinkan pun Bobotoh akan sangat mengerti bahwa Tim Persib Bisa bangkit dan menang dalam pertandingan selanjutnya dan bisa membuat Bobotoh bisa tenang dan tidak aka nada isu-isu negative bermunculan diluar sana.
Ayo Persib, dan Coach Djanur saya percaya bisa bangkit dan evaluasi jadi lebih baik lagi, musim masih panjang Coach masih banyak waktu, berani melawan intervensi dari pihak manapun!
Sekian, Mohon maaf jika ada salah kata atau salah mengenai apapun halnya dan maaf jika ada unsur menyudutkan saya tidak mermaksud, saya hanya menulis dari pandangan penikmat sepakbola saja terutama Persib. Hatur Nuhun, Hidup Persib!
Ditulis oleh Alun Binowo dengan akun Twitter dan Instagram @Alunbnw

VLADO hungkul nu make hate maenna!!!
” Fighters ” memang penting, tapi untuk saat ini saya kira Persib lebih mementingkan kekompakan dan kolektifitas tim. Apalah arti nanti banyaknya Fighters masih bermain individual ( pemain baru juga butuh adaptasi termasuk ” Fighters ” ). Maaf hanya saran…Persib lebih baik dalam setiap latihan lebih menekankan kekompakan tim, bermain kolektif, dan permainan satu dua sentuhan dengan memberdayakan pemain yang ada….Insyaallah dengan pola, skema, formasi, dan strategi apapun yang pelatih terapkan nantinya di lapangan akan lebih mudah berjalan dengan baik apabila pemain sudah kompak satu sama lain ( mengerti satu sama lain ).
saya sarankan kepada pemain persib kudu serius,ngotot, urusan eleh menang hal biasa moal aya tim super teu eleh2, nu katingali ayeuna persib loyo pemain kurang impropisasi, se-olah2 teksbook dari pelatih, tingali we pergerakan pebri eces pisan kahayang janur setiap pebri pegang bola pasti 100% di oper heula terus si febri lumpat, kitu jeung kitu, beda pisan jeung febri di timnas arahan luis mila febri dibere kabebasan, ini yang harus dikoreksi ku wa janur awon taktik kitu teh pemain tarkam ge tos apaleun (monoton)
Kadang heran tingkat dewa..pas penggantian pamaen,ari nu on fire keneh diganti,ari geus sakarat teu diganti.
Contoh lord atep..dimenit ka 60 kaluhur geus beak pisikna ukur lulumpatan teu puguh,akurasi umpan ngaco..anggeur teu diganti.
Si zola fisik masih on fire malah diganti,
WAHAI PENULIS…
AYEUNA PERSIB MEDOK DEUI DILEBOK BAYANGKHARA.
AYEUNA TI TELEM K POSISI 11.
TRS KUDU MASIH MERE KESEMPATAN K DJANUR NEPI K DIDEGRADASI?
wahai kambing hideung..naha silaing teu protes keur janur mawa persib juara siah seblak ?