(Arena Bobotoh) Dagelan Sepak Bola Indonesia !
Thursday, 30 March 2017 | 16:12
PSSI sudah meresmikan kompetisi tertinggi di Indonesia akan bergulir per tanggal 15 April 2017, dengan laga pembuka langsung tersaji bigmatch antara Persib vs Arema Cronus di bandung. Dengan demikian maka roda kompetisi sepak bola Indonesia yang sempat terhenti akibat sanksi dari fifa pun akan kembali bergulir. Para pencinta sepakbola Indonesia akan kembali disuguhkan pertandingan-pertandingan antar klub indonesia dikompetisi yang sebenarnya. Ya, di gojek traveloka liga 1. Nama tersebut merupakan nama resmi kompetisi liga 1 yang dipilih oleh PSSI mengingat sponsor utama liga 1 kali ini adalah dua perusahaan yang disebutkan di depan kata liga 1, Gojek dan Traveloka. Namun yang menarik dari penyelenggaraan liga 1 kali ini adalah bukan akan kembali bergulirnya liga tertinggi di indonesia, tetapi adalah beberapa peraturan yang ditetapkan oleh PSSI kepada semua klub yang akan berkompetisi khususnya di liga 1 nanti.
Dimulai dengan adanya peraturan penggunaan marque player yang mungkin bagi banyak orang ini merupakan peraturan yang sangat didukung, karena dengan adanya peraturan ini menjadi pembuka jalan untuk adanya pemain kelas dunia bermain di kompetisi indonesia. Namun sebenarnya ini dapat memberi dampak yang buruk bagi klub itu sendiri jika klub tersebut memaksakan membeli pemain yang berstatus marque player karena melihat itm lain mengontrak marque player terlebih dahulu. Parahnya lagi jika klub tersebut memaksakan mendatangkan marque player sedangkan gaji untuk para pemain lainnya masih sering belum dibayarkan. Karena berkaca dari beberapa kompetisi sebelumnya masih banyak tim papan atas di Indonesia masih bermasalah dengan hal pemenuhan hak para pemain yaitu gaji.
Masih berkaitan dengan peraturan marque player, sebelumnya pssi menetapkan merubah komposisi pemain asing yang boleh dikontrak oleh klub adalah 2+1 yang pada kompetisi sebelumya 3+1. Namun dengan mengacu pada peraturan marque player akhirnya pssi menetapkan komposisi 2+1+1 dengan artian klub boleh mengontrak 2 pemain asing non asia+1 pemain asia+1 pemain berstatus marque player. Namun pada konferensi pers terakhirnya PSSI kembali merevisi peraturan dengan mengatakan setiap klub boleh mengontrak 5 pemain yang bertatus marque player dengan catatan klub tersebut mampu untuk mengontraknya. Kembali inkonsistensi pssi terlihat bagaimana keputusan sangat sering berubah-ubah.
Belum lagi peraturan pembatasan umur pemain. Setiap klub wajib mengontrak pemain U-23 sebanyak lima pemain dan wajib menjadikan tiga orang pemain sebagai starter dan bermain minimal 45 menit. Sebuah keputusan yang kreatif namun tidak solutif. Harapan pssi dengan menerapkan peraturan tersebut indonesia dapat menghasilkan bibit-bibit muda terbaik yang mampu meningkatkan prestasi timnas indonesia di level junior. Padahal cara terbaik untuk menghasilkan pemain muda yang berkualitas dan tentunya regenerasi di tubuh timnas adalah dengan dibuatnya kompetisi yang berjenjang, dimulai dari kelompok umur 15 tahun, U-18, U-21 dan seterusnya. Dengan adanya kompetisi yang tertata dengan baik dan profesional bakat-bakat muda indonesia akan muncul dengan sendirinya, namun dengan catatan bahwa PSSI mampu menaruh perhatian terhadap kompetisi junior dan tidak fokus pada kompetisi teratas yang memiliki nilai jual yang tinggi. Jika kita memaksakan aturan tersebut, para pelatih akan memaksakan memainkan pemain muda bukan karena kemampuan mereka yang dinilai cukup untuk berkompetisi di level senior, melainkan karena unsur keterpaksaan akibat adanya regulasi. Dan ditakutkan para pemain muda pun tidak akan berjuang mengeluarkan seluruh kemampuan terbaiknya demi mendapatkan menit bermain di tim utama karena terbantu dengan adanya regulasi tersebut. Salah satu contoh pemain muda yang naik kelas ke tim utama karena kemampuan mereka bukan karena regulasi adalah febri haryadi, evan dimas, sadil ramdani, dll. Mereka dengan sendirinya mampu bermain dengan level tertinggi bersama para seniornya karena kemampuan yang mereka miliki.
Selain pembatasan umur u-23 PSSI pun menerapkan regulasi yang cukun aneh dengan membatasi pemain dengan usia maksimal 35 tahun di setiap klub sebanyak 2 pemain. Saya kira ini mencederai profesionalitas sepakbola itu sendiri. Jika alasan mengontrak pemain U-23 sebanyak 5 pemain disetiap klub untuk pembinaan usia muda saya bisa sedikit terima, namun untuk pembatasan pemain senior diatas 35 tahun demi alasan apa wahai PSSI ? ini sama saja seperti meminta pemain tersebut untuk segera pensiun. Dengan adanya peraturan tersebut klub akan berhati-hati untuk mengontrak pemain diatas 35 tahun, dan pemain yang tersisih akan bingung mencari klub baru karena setiap klub hanya dibolehkan untuk mengontrak 2 pemian saja karena masih cukup banyak pemain diatas 35 tahun yang masih mampu bermain dengan baik dan menjadi andalan klub. Maka lazimnya para pemain yang berusia diatas 35 tahun yang tidak mendapatkan tempat di klub liga teratas akan berpindah ke kompetisi dibawahnya, dalam hal ini liga 2. Namun jika saya tidak salah, di liga 2 pun ada pembatasan umur yaitu maksimal 27 tahun untuk pemain yang boleh dikontrak oleh klub di liga 2. Maka harus kemana kah pemain tersebut mencari nafkah ? ini liga profesional bukan liga amatir lagi, banyak pemain bahkan hampir seluruh pemain sepakbola di indonesia menjadikan sepak bola sebgai mata pencahariannya. Semoga PSSi nanti tidak di demo oleh para istri pemain yang berusia diatas 35 tahun yang menuntut keadilan demi dapur tetap ngebul dan anak-anak pemain meminta biaya untuk sekolah.
Peraturan lain yang cukup menggelikan adalah jumlah pergantian pemain disetiap pertandingan menjadi 5 kali. Peraturan ini nampaknya mengantisipasi untuk mengganti pemain U-23 yang dimainkan sejak awal. Namun pertanyaannya bolehkah kita menyelanggarakan kompetisi tertinggi yang berbeda dengan law of the game nya FIFA ? hanya PSSI dan tuhan yang tau. Belum lagi tidak adanya hadiah uang bagi sang juara, karena di liga yang baru ini klub dapat subsidi awal 7,5 miliar dan akan menjadi 17 miliar diakhir musim bia mampu menjadi juara. Kembali PSSI kreatif tapi tidak solutif, 17 miliar itu didapat dari rating, peringkat kesebelasan, dll namun tidak adanya pembagian yang transparan kepada klub-klub jika berkaca dari kompetisi sebelumnya. Hal ini dikhawatikan akan menjadi persoala baru yang akan dihadapi PSSI.
Masih banyak lagi peraturan-peraturan aneh yang dikeluarkan PSSI untuk liga 1 yang rencananya akan bergulir 15 April mendatang ini yang jika diraksakan bila banyak peraturan yang aneh seperti ini lebih mirip seperti turnamen bukan liga tertinggi di Indonesia . Tapi rasanya tidak cukup jika harus dituangkan dalam tulisan yang terbatas ini. akhir kata penulis berharap adanya kesadaran PSSI untuk merancang revolusi sepak bola indonesia dengan sungguh-sungguh, bukan hanya mementingkan keuntungan semata. Kemajuan sepak bola indonesia yang diharapkan oleh seluruh pencinta sepak bola indonesia.
MUN HAYANG UNTUNG HUNGKUL MAH DAGANG CILOK WE !!
SEMOGA JUGA PERSIB BISA JUARA KEMBALI DI GOJEK TRAVELOKA LIGA 1 TAHUN INI !
HIDUP PERSIB !
WILUJEUNG SUMPING CHARLTON COLE !
Penulis merupakan bobotoh yang berharap kemajuan sepakbola indonesia, dan berharap di tanggal 1 April nanti ketua PSSI berteriak april moop atas semua regulasi yang dikeluarkan sebelumnya :’) . Dapat ditemua juga di akun twitter dan IG @verioputra

PSSI sudah meresmikan kompetisi tertinggi di Indonesia akan bergulir per tanggal 15 April 2017, dengan laga pembuka langsung tersaji bigmatch antara Persib vs Arema Cronus di bandung. Dengan demikian maka roda kompetisi sepak bola Indonesia yang sempat terhenti akibat sanksi dari fifa pun akan kembali bergulir. Para pencinta sepakbola Indonesia akan kembali disuguhkan pertandingan-pertandingan antar klub indonesia dikompetisi yang sebenarnya. Ya, di gojek traveloka liga 1. Nama tersebut merupakan nama resmi kompetisi liga 1 yang dipilih oleh PSSI mengingat sponsor utama liga 1 kali ini adalah dua perusahaan yang disebutkan di depan kata liga 1, Gojek dan Traveloka. Namun yang menarik dari penyelenggaraan liga 1 kali ini adalah bukan akan kembali bergulirnya liga tertinggi di indonesia, tetapi adalah beberapa peraturan yang ditetapkan oleh PSSI kepada semua klub yang akan berkompetisi khususnya di liga 1 nanti.
Dimulai dengan adanya peraturan penggunaan marque player yang mungkin bagi banyak orang ini merupakan peraturan yang sangat didukung, karena dengan adanya peraturan ini menjadi pembuka jalan untuk adanya pemain kelas dunia bermain di kompetisi indonesia. Namun sebenarnya ini dapat memberi dampak yang buruk bagi klub itu sendiri jika klub tersebut memaksakan membeli pemain yang berstatus marque player karena melihat itm lain mengontrak marque player terlebih dahulu. Parahnya lagi jika klub tersebut memaksakan mendatangkan marque player sedangkan gaji untuk para pemain lainnya masih sering belum dibayarkan. Karena berkaca dari beberapa kompetisi sebelumnya masih banyak tim papan atas di Indonesia masih bermasalah dengan hal pemenuhan hak para pemain yaitu gaji.
Masih berkaitan dengan peraturan marque player, sebelumnya pssi menetapkan merubah komposisi pemain asing yang boleh dikontrak oleh klub adalah 2+1 yang pada kompetisi sebelumya 3+1. Namun dengan mengacu pada peraturan marque player akhirnya pssi menetapkan komposisi 2+1+1 dengan artian klub boleh mengontrak 2 pemain asing non asia+1 pemain asia+1 pemain berstatus marque player. Namun pada konferensi pers terakhirnya PSSI kembali merevisi peraturan dengan mengatakan setiap klub boleh mengontrak 5 pemain yang bertatus marque player dengan catatan klub tersebut mampu untuk mengontraknya. Kembali inkonsistensi pssi terlihat bagaimana keputusan sangat sering berubah-ubah.
Belum lagi peraturan pembatasan umur pemain. Setiap klub wajib mengontrak pemain U-23 sebanyak lima pemain dan wajib menjadikan tiga orang pemain sebagai starter dan bermain minimal 45 menit. Sebuah keputusan yang kreatif namun tidak solutif. Harapan pssi dengan menerapkan peraturan tersebut indonesia dapat menghasilkan bibit-bibit muda terbaik yang mampu meningkatkan prestasi timnas indonesia di level junior. Padahal cara terbaik untuk menghasilkan pemain muda yang berkualitas dan tentunya regenerasi di tubuh timnas adalah dengan dibuatnya kompetisi yang berjenjang, dimulai dari kelompok umur 15 tahun, U-18, U-21 dan seterusnya. Dengan adanya kompetisi yang tertata dengan baik dan profesional bakat-bakat muda indonesia akan muncul dengan sendirinya, namun dengan catatan bahwa PSSI mampu menaruh perhatian terhadap kompetisi junior dan tidak fokus pada kompetisi teratas yang memiliki nilai jual yang tinggi. Jika kita memaksakan aturan tersebut, para pelatih akan memaksakan memainkan pemain muda bukan karena kemampuan mereka yang dinilai cukup untuk berkompetisi di level senior, melainkan karena unsur keterpaksaan akibat adanya regulasi. Dan ditakutkan para pemain muda pun tidak akan berjuang mengeluarkan seluruh kemampuan terbaiknya demi mendapatkan menit bermain di tim utama karena terbantu dengan adanya regulasi tersebut. Salah satu contoh pemain muda yang naik kelas ke tim utama karena kemampuan mereka bukan karena regulasi adalah febri haryadi, evan dimas, sadil ramdani, dll. Mereka dengan sendirinya mampu bermain dengan level tertinggi bersama para seniornya karena kemampuan yang mereka miliki.
Selain pembatasan umur u-23 PSSI pun menerapkan regulasi yang cukun aneh dengan membatasi pemain dengan usia maksimal 35 tahun di setiap klub sebanyak 2 pemain. Saya kira ini mencederai profesionalitas sepakbola itu sendiri. Jika alasan mengontrak pemain U-23 sebanyak 5 pemain disetiap klub untuk pembinaan usia muda saya bisa sedikit terima, namun untuk pembatasan pemain senior diatas 35 tahun demi alasan apa wahai PSSI ? ini sama saja seperti meminta pemain tersebut untuk segera pensiun. Dengan adanya peraturan tersebut klub akan berhati-hati untuk mengontrak pemain diatas 35 tahun, dan pemain yang tersisih akan bingung mencari klub baru karena setiap klub hanya dibolehkan untuk mengontrak 2 pemian saja karena masih cukup banyak pemain diatas 35 tahun yang masih mampu bermain dengan baik dan menjadi andalan klub. Maka lazimnya para pemain yang berusia diatas 35 tahun yang tidak mendapatkan tempat di klub liga teratas akan berpindah ke kompetisi dibawahnya, dalam hal ini liga 2. Namun jika saya tidak salah, di liga 2 pun ada pembatasan umur yaitu maksimal 27 tahun untuk pemain yang boleh dikontrak oleh klub di liga 2. Maka harus kemana kah pemain tersebut mencari nafkah ? ini liga profesional bukan liga amatir lagi, banyak pemain bahkan hampir seluruh pemain sepakbola di indonesia menjadikan sepak bola sebgai mata pencahariannya. Semoga PSSi nanti tidak di demo oleh para istri pemain yang berusia diatas 35 tahun yang menuntut keadilan demi dapur tetap ngebul dan anak-anak pemain meminta biaya untuk sekolah.
Peraturan lain yang cukup menggelikan adalah jumlah pergantian pemain disetiap pertandingan menjadi 5 kali. Peraturan ini nampaknya mengantisipasi untuk mengganti pemain U-23 yang dimainkan sejak awal. Namun pertanyaannya bolehkah kita menyelanggarakan kompetisi tertinggi yang berbeda dengan law of the game nya FIFA ? hanya PSSI dan tuhan yang tau. Belum lagi tidak adanya hadiah uang bagi sang juara, karena di liga yang baru ini klub dapat subsidi awal 7,5 miliar dan akan menjadi 17 miliar diakhir musim bia mampu menjadi juara. Kembali PSSI kreatif tapi tidak solutif, 17 miliar itu didapat dari rating, peringkat kesebelasan, dll namun tidak adanya pembagian yang transparan kepada klub-klub jika berkaca dari kompetisi sebelumnya. Hal ini dikhawatikan akan menjadi persoala baru yang akan dihadapi PSSI.
Masih banyak lagi peraturan-peraturan aneh yang dikeluarkan PSSI untuk liga 1 yang rencananya akan bergulir 15 April mendatang ini yang jika diraksakan bila banyak peraturan yang aneh seperti ini lebih mirip seperti turnamen bukan liga tertinggi di Indonesia . Tapi rasanya tidak cukup jika harus dituangkan dalam tulisan yang terbatas ini. akhir kata penulis berharap adanya kesadaran PSSI untuk merancang revolusi sepak bola indonesia dengan sungguh-sungguh, bukan hanya mementingkan keuntungan semata. Kemajuan sepak bola indonesia yang diharapkan oleh seluruh pencinta sepak bola indonesia.
MUN HAYANG UNTUNG HUNGKUL MAH DAGANG CILOK WE !!
SEMOGA JUGA PERSIB BISA JUARA KEMBALI DI GOJEK TRAVELOKA LIGA 1 TAHUN INI !
HIDUP PERSIB !
WILUJEUNG SUMPING CHARLTON COLE !
Penulis merupakan bobotoh yang berharap kemajuan sepakbola indonesia, dan berharap di tanggal 1 April nanti ketua PSSI berteriak april moop atas semua regulasi yang dikeluarkan sebelumnya :’) . Dapat ditemua juga di akun twitter dan IG @verioputra

teu rame ah berita teh, kurang berkelas
toroktok oleolean……
Kita positif thinking aja kang… PSSI baru bangkit dgn semangat baru dan berusaha menggerus pandangan2 buruk masyarakat terhadap tubuh PSSI. Kompetisi berjenjang dan pembinaan bibit2 muda itu tdk bisa instant, Febri Haryadi dan Evan Dimas dan yg lainnya tidak ujug2 borojol begitu aja, tentunya mereka lahir melalui penempaan yg cukup panjang….
Regulasi yg sekarang, selama tdk menyalahi aturan FIFA, kita lihat saja dlu hasilnya, kalo memang hasilnya lebih mundur dari sebelumnya, silahkan komentar sinis…
Mungkin ini program jangka pendek (Instant) PSSI untuk membentuk kompetisi dan Timnas yg bisa bicara lebih banyak, saya kira program jangka panjangnya terkait pembinaan bibit muda dan kompetisi berjenjang adalah suatu kewajiban bagi PSSI…
Punten yeuh abdi mah hanya seorang bobotoh yg awan tentang sepakbola, cuman menyayangkan saja materi dari kontributor yang lebih ke nada sinis dgn apa yang sedang dibangun oleh PSSI termasuk Persib di dalamnya…
Hehehe…
Ya, setuju sareng akang ieu.
logika mang,5 pergantian pemain, karasa ngke, di saat persib posisi tertinggal, musuh na pergantian di menit2 akhir sebanyak 5x. BEAK WAKTU. Wajar komen sinis, karena regulasi tersebut benar2 aneh dan sangat menyalahi aturan FIFA, di luar negri juga sama2 melakukan pembinaan dari usia dini. Tapi tidak pernah tuh mengeluarkan regulasi aneh bin ajaib seperti ini. saya tanya sekali lagi, wajar teu eta regulasi pergantian 5 pemain? jangan udah jalan baru mikir jeng protes, ngke pihak PSSI na ge bakal ngomong, ” euweuh nu protes ah ti saacan kompetisi mulai, jadi wayahna weh ” , SEDIA PAYUNG SEBELUM HUJAN, LAIN KAHUJANAN HELA KARAK NGAGOROWOK NEANGAN PAYUNG
doakeun we atuh kang, sugan weh dengan peraturan PSSI anu akang anggap aneh ieu jadi role mode bagi sepak bola dunia kapayuna 😀
5 pergantian dan pembatasan u-35 peraturan yg kurang bisa di terima,yg namanya kompetisi tertinggi harus bisa kompetitif,dengan adanya 5 pergantian tentu memudahkan pelatih,jadi kirang mikirna tah palatih,ngeunah teuing,,,byak contoh ko liga2 di asia,contoh jepang dan korsel,,,kalo mau yg terbaru yg china S league,gk usah2 jauh ka eropa heula,ato bisa lihat kompetisi tetangga kita thailand,,,
di indonesia rame teh ku ributna,kwalitas bisa di buktikan dilapangan alias 0 besar,ku thailand wae keok kumaha dek ka juara asia,,,
Jarago komennya euy
Saenamah ieu artikel teh lebetkeun atau tujukeun langsung ka pssi kang… Tiasa nganggo surat atanapi email mangga pilari nyalira alamatna da pami nyerat didieumah asa nguyup kopi dibarengan cireng panas… Amisna langaung ical hehehe piss ah btw salut ku prihatinna…
Tak gendong kemana mana kieu caranmah oy
Menurut opini saya pribados ieu mah nya, aturan untuk pemain U-23 sebetulnya bagus. Mun ningal secara positif mah setiap pelatih pasti moal sagawayah milih 3 pemain U-23, pelatih dituntut milari pemain U-23 nu memang gaduh potensi bukan terpaksa karena ada aturan, eta panginten maksad ti PSSI mah.
Tapi kangge nu maksimal 2 pemain diatas 35 tahun, saya kirang setuju kumargi tujuan PSSI menciptakan regenerasi pelatih. Kan tidak semua mantan pemain berminat janten pelatih. Sakitu we cekap hatur nuhun
kurang heureuy na ieu artikel,, asa maca berita popolitikan
#SAVESENIOR35
Ah, ai ngomentaran nu skupna geus menyeluruh mah, sok rada rumit.
Mening keneh ngomentaran ka klub sorangan, nu sipatna masih keneh bisa diombehan…
Naon tah?
Calo Toket!
Nu ngarana hirup mah, kabeh oge hayangna senang!
-hayang loba duit
-hayang sehat awak
-pamajikan geulis
-giliran maot oge hayang ka surga
Embung pan usahana mah. Kadang sok dipilihan nu sakirana enteng. Embung beurat.
Teu beda model calo tiket! Nu hayang boga kauntungan gede barijeung usahana babari, henteu cape.
Teu salah sih, ai saumpama nu meulina meunang sesuatu hal nu “leuwih”, kulantaran ngaluarkeun duit nu lewat ti batas harga normalna mah.
Sakuduna, pihak pembeli tiket ti calo, meunang sesuatu nu istimewa, conto:
-kapastian meunang tempat diuk nu nyaman
-ti mimiti neangan tempat diuk, salila lalajo pertandingan, tug nepika balik (kaluar) ti satadion, kudu dikawal ku calo nu bersangkutan.
-lamun si konsumen eta haus, kudu disadiakeun minuman
-lamun si konsumen lapar, kudu dibere dahar
-lamun si konsumen hayang kacai (modol, kiih) kudu dianteur ka toilet na
-lamun salila keur lalajo manehna kapanasan (hareudang), kudu dikipasan
-kudu dipastikeun barang bawaan manehna aman tinu arek nyopet
-lamun manehna paregel awak, wayahna kudu dipencetan
Tah, lamun hal eta bisa di cumponan ku sakadang calo (tiket), rada leuheung pan. Aya timbal balikna pikeun pihak pembeli.
Tapi lamun sakirana hal samodel kitu teu bisa dipigawe ku si sakadang calo, meureun kuduna mah si pihak calon pembeli teh ngomong ka si calo, kieu ngomongna:
“KENAPA SAYA HARUS BAYAR LEBIH?”
gus lalieur PSSI, asa aing pisan, liga u 21 di lengitkeun sagala…dek lalumpat kamana eta barudak u 21, da moal kabeh di rekrut klub, mikiir…U 35 di bates, cing karunya atuh, masingna maraneh ngenah dariuk na korsi asa jadi pangawasa sepakbola indonesia. Eweh ruang ker satuju keur aturan nu kieumah..posisikeun mararaneh jadi pemaen U 21 anu batal milu liga u21 atawa U 35 anu kudu dipaksa pensiun tanpa persiapan kaharepna..Boa Edan