(Arena Bobotoh) Benci tuk Mencinta, Bati tuk Dirinya
Thursday, 12 October 2017 | 17:34
Akhir-akhir ini Bobotoh dibuat tak mengerti dengan keadaan yang menimpa Persib, sehingga keadaan tersebut membuat bobotoh seakan terpecah belah karena perbedaan pendapat, terlebih dengan adanya sebutan bobotoh santun & yang kritis dicap bukan bobotoh. Ada bobotoh yang santai dan menyemangati pemain, ada pula bobotoh yang emosi hingga memaki/mengejek pemain & manajemen (saya sendiri termasuk yg emosi).
Dibilang benci? iya benci dengan keadaan Persib saat ini, dibilang cinta? Iya cinta, karena saking cintanya ga rela Persib terus-terusan menjadi tim medioker dengan materi pemain berlabel bintang iklan seperti ini, bukan perkara menang, kalah atau seri saja, tp secara permainan, karakter, hingga cara manajemen membangun tim ini yang membuat logika ini berpikir keras, contoh nyatanya selepas coach Djanur mengundurkan diri, kenapa? kunaon? why? Tidak secepat mungkin mencari penggantinya? Sedangkan peran pelatih itu sangatlah penting, kecuali kalo cuma dipinjam lisensinya, hingga akhirnya caretaker di caretakeran deui! Sungguh ku tak mengerti dengan keadaan ini hingga ku benci tuk mencinta.
Bati atau keuntungan diera sepakbola modern ini jelas tak terpisahkan, tapi melepas prestasi atau gelar juara demi bati semata adalah suatu kegagalan, hal tersebut terlihat dalam pembentukan tim Persib musim ini, jelas pemain yang direkrut musim ini tidak tanggung-tanggung hingga mendatangkan Michael Essien yang membuat heboh persepakbolaan dalam negri (meski diposisi gelandang bertahan sudah menumpuk), seketika itu pula nama Persib dibahas oleh media-media asing (misi bisnis sukses) tapi yang menjadi pertanyaan siapakah yang memilih pemain? Manajemen atau pelatih? lalu Siapakah yang meracik strategi? Manajemen atau pelatih?
Selepas Persib Juara, manajemen seakan telah memberi segalanya kepada bobotoh, hingga akhirnya bisnis lebih utama daripada prestasi, lalu suara bobotoh pun tidak terlalu dianggap lagi, jika dulu sebelum juara suara bobotoh itu selalu didengar tetapi untuk sekarang bobotoh yang tidak sejalan dengan manajemen maka dicap bukan bobotoh, bukannya merangkul bobotoh tapi malah mengkotak-kotakan bobotoh. Bobotoh ingin Persib Juara dan Juara lagi! Bukankah dengan begitu sponsor juga semakin tertarik?
Teruntuk manajemen, silahkan mencari bati tapi jangan lupakan prestasi, karena bati yang diinginkan bobotoh adalah gelar Juara!, berikan pelatih kewenangan penuh untuk membentuk tim, karena kemenangan didapatkan dengan persiapan yang matang bukan perkara tuah stadion!. Teruntuk pemain, tolong bungkam kami dilapangan dengan permainan terbaikmu sebagai tim bukan individu! Dan teruntuk bobotoh, setiap orang memiliki caranya masing-masing dalam mendukung tim ini, jika apa yang kau yakini bisa membuat Persib lebih baik lagi maka lakukanlah, saya yakin meski berbeda cara dalam mendukung tapi tetap satu tujuan yaitu demi kebangkitan Persib Bandung!. Semoga Maung Bandung kembali mengaum!
Pengetik berakun twitter @AlbertWDNamara yang hanyalah seorang bobotoh biasa yang sedang sakit hatinya melihat yang dicintai sedang terpuruk, oleh karena itu mohon maaf bila ada salah-salah kata, akhir kata…Kubenciiii….untuk….Mencintaimuuu……

Akhir-akhir ini Bobotoh dibuat tak mengerti dengan keadaan yang menimpa Persib, sehingga keadaan tersebut membuat bobotoh seakan terpecah belah karena perbedaan pendapat, terlebih dengan adanya sebutan bobotoh santun & yang kritis dicap bukan bobotoh. Ada bobotoh yang santai dan menyemangati pemain, ada pula bobotoh yang emosi hingga memaki/mengejek pemain & manajemen (saya sendiri termasuk yg emosi).
Dibilang benci? iya benci dengan keadaan Persib saat ini, dibilang cinta? Iya cinta, karena saking cintanya ga rela Persib terus-terusan menjadi tim medioker dengan materi pemain berlabel bintang iklan seperti ini, bukan perkara menang, kalah atau seri saja, tp secara permainan, karakter, hingga cara manajemen membangun tim ini yang membuat logika ini berpikir keras, contoh nyatanya selepas coach Djanur mengundurkan diri, kenapa? kunaon? why? Tidak secepat mungkin mencari penggantinya? Sedangkan peran pelatih itu sangatlah penting, kecuali kalo cuma dipinjam lisensinya, hingga akhirnya caretaker di caretakeran deui! Sungguh ku tak mengerti dengan keadaan ini hingga ku benci tuk mencinta.
Bati atau keuntungan diera sepakbola modern ini jelas tak terpisahkan, tapi melepas prestasi atau gelar juara demi bati semata adalah suatu kegagalan, hal tersebut terlihat dalam pembentukan tim Persib musim ini, jelas pemain yang direkrut musim ini tidak tanggung-tanggung hingga mendatangkan Michael Essien yang membuat heboh persepakbolaan dalam negri (meski diposisi gelandang bertahan sudah menumpuk), seketika itu pula nama Persib dibahas oleh media-media asing (misi bisnis sukses) tapi yang menjadi pertanyaan siapakah yang memilih pemain? Manajemen atau pelatih? lalu Siapakah yang meracik strategi? Manajemen atau pelatih?
Selepas Persib Juara, manajemen seakan telah memberi segalanya kepada bobotoh, hingga akhirnya bisnis lebih utama daripada prestasi, lalu suara bobotoh pun tidak terlalu dianggap lagi, jika dulu sebelum juara suara bobotoh itu selalu didengar tetapi untuk sekarang bobotoh yang tidak sejalan dengan manajemen maka dicap bukan bobotoh, bukannya merangkul bobotoh tapi malah mengkotak-kotakan bobotoh. Bobotoh ingin Persib Juara dan Juara lagi! Bukankah dengan begitu sponsor juga semakin tertarik?
Teruntuk manajemen, silahkan mencari bati tapi jangan lupakan prestasi, karena bati yang diinginkan bobotoh adalah gelar Juara!, berikan pelatih kewenangan penuh untuk membentuk tim, karena kemenangan didapatkan dengan persiapan yang matang bukan perkara tuah stadion!. Teruntuk pemain, tolong bungkam kami dilapangan dengan permainan terbaikmu sebagai tim bukan individu! Dan teruntuk bobotoh, setiap orang memiliki caranya masing-masing dalam mendukung tim ini, jika apa yang kau yakini bisa membuat Persib lebih baik lagi maka lakukanlah, saya yakin meski berbeda cara dalam mendukung tapi tetap satu tujuan yaitu demi kebangkitan Persib Bandung!. Semoga Maung Bandung kembali mengaum!
Pengetik berakun twitter @AlbertWDNamara yang hanyalah seorang bobotoh biasa yang sedang sakit hatinya melihat yang dicintai sedang terpuruk, oleh karena itu mohon maaf bila ada salah-salah kata, akhir kata…Kubenciiii….untuk….Mencintaimuuu……

Setuju sekali kang dengan pendapatnya dlm artikel di atas. Manajemen persib terkesan hanya mementingkan sisi bisnisnya saja tanpa mau melihat dan mendengarkan aspirasi yg masuk..semoga Muslim depan bisa lebih baik lagi..
Setuju sekali kang dengan pendapatnya dlm artikel di atas. Manajemen persib terkesan hanya mementingkan sisi bisnisnya saja tanpa mau melihat dan mendengarkan aspirasi yg masuk..semoga musim depan bisa lebih baik lagi..