(Arena Bobotoh) Akankah dejavu #DejanOut – #DjanurOut
Monday, 05 June 2017 | 14:29
Hari ini, 4 Juni 2017 setelah mengalami kekalahan pertama melawan Bali United rabu kemarin, akhirnya Persib mengalami kekalahan kembali melawan Bhayangkara FC. Jujur, ini mengingatkan kembali saya akan memori kurang lebih satu tahun yang lalu dengan lawan yang sama. Pada tahun yang lalu, setelah kekalahan tersebut pelatih kepala Persib Dejan Antonic mundur dari jabatannya.
Hal tersebut bukanlah sesuatu yang mengagetkan, karena beberapa minggu sebelumnya gelombang suara bobotoh sudah menyuarakan keinginan agar Dejan mundur dari jabatanya karena hasil yang kurang memuaskan baik dari segi permainan Persib, juga hasil akhir dari pertandingan.
Begitu pun dengan liga saat ini, selama gelaran liga 1 tak pernah sedikit pun saya mendengar suara positif dari bobotoh terkait permainan Persib. Walau sempat berada di papan atas, tapi rata-rata kemenangan atau hasil seri yang didapatkan Persib bukan karena permainan yang ciamik tapi lebih karena keberuntungan sehingga bobotoh sempat menjuluki tim ini si gede milik. Puncak rasa keheul itu pun terjadi malam ini, saat Persib tertinggal 2 gol dari Bhayangkara tetiba Bobotoh masuk ke lapangan dan hendak mencopot jersey pemain. Tentunya tindakan tersebut bertujuan agar pemain bisa lebih pride and fight ketika membela Persib. Pasca pertandingan, dimedia social banyak sekali bertebaran hashtag #persibutut, #djanurout, #revolusimanajemen dan lain-lain yang bernada negatif tuk Persib. Saya kira hal tersebut sangatlah wajar, karena untuk tim sebesar dan sekaya Persib yang memiliki basis supporter terbesar di Indonesia dengan kualitas pemain hampir semuanya bintang di setiap lini dan merata baik pemain utama maupun cadangan sebuah kekalahan bahkan hasil imbang merupakan kegagalan kolektif baik dari manajemen, tim pelatih dan pemain.
Lalu hal apakah yang harus dilakukan tim Persib ?
Mau tidak mau kualitas taktikal permainan tim ditentukan secara kolaboratif oleh tim pelatih. Walau isu jurig bench melanda, isu perekrutan pemain yang terlalu dicampuri manajemen tapi tim pelatih tetap harus bertanggungjawab atas miskinnya strategi, variasi serangan dan buruknya kualitas manajemen pertahanan yang terlihat dari tim Persib. Dengan hormat saya rasa pelatih kepala harus mau mengakui kegagalannya dan siap untuk mundur dari kursi tersebut. Toh seorang Louis Van Gaal yang mempersembahkan trophy Piala FA untuk MU saja bisa di pecat.
Manajemen Persib dari PT PBB harus mau mereformasi bahkan merevolusi dirinya. Pembentukan PT PBB sejatinya untuk menuju Persib yang lebih professional, bukan hanya professional dari segi manajemen administrasi keuangan tapi juga professional dalam menjalankan klub sepakbola. Job deskripsi dari setiap lini manajemen harus diperjelas. Siapa yang menjalankan roda administrasi keuangan, siapa yang bernegosiasi dengan calon rekrutan, siapa yang berhak menentukan rekrutan, dan siapa yang berhak mengatur strategi permainan. Agar tak ada lagi isu jurig bench, isu pemain emas, isu bukan pemaen kahayang pelatih. Kalau PT PBB tak mau melakukan hal tersebut, jangan salahkan kalau bobotoh semakin meradang dan antipati terhadap manajemen yang berakibat kritik semakin pedas dan mungkin saja aksi seperti di lapang tadi berlanjut.
Bagi bobotoh, label pemain bintang saja tidak cukup. Bobotoh berharap pemain tak hanya professional tapi juga benar-benar bermain dengan hati dan getihnya. Da atuh kurang naon maen di Persib mah, seumur-umur belum pernah dengan pemain Persib mengeluh gaji telat. Bahkan tak jarang selalu mendapatkan bonus di setiap kemenangan.
Pada akhirnya, sebagai seorang bobotoh saya berharap seluruh elemen tim Persib mau berbenah, mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan bahkan berani dengan ksatria mengundurkan diri dari jabatannya jika merasa gagal. Belum terlambat untuk menggapai tittle juara di Liga kali ini. Mohon maaf sib, sebagai bobotoh tak bisa berkontribusi banyak kepadamu. Saya hanya bisa beli tiket tanpa nyogok, beli jersey authentic hanya satu tiap tahun, beli kartu anggota Persib, bolos ngajar sataun hampir leuwih ti lima kali unggal poe sabtu/senen demi lalajo kamu, 3 poe 3 peuting bujur kapanasan di mobil travel pas awayday Bali.
Mengutip omongan kang Ajat Sudrajat sebagai pengingat untuk manajemen, pelatih, dan pemain: PERSIB BESAR KARENA CACIAN, PUJIAN HANYA RACUN
Penulis merupakan bobotoh yang berprofesi sebagai guru di SMK Lentera Bangsa Rengasdengklok Karawang dan SMKN 1 Pebayuran Kabupaten Bekasi, berakun twitter @gurungehek33 instagram ziefunk33

Hari ini, 4 Juni 2017 setelah mengalami kekalahan pertama melawan Bali United rabu kemarin, akhirnya Persib mengalami kekalahan kembali melawan Bhayangkara FC. Jujur, ini mengingatkan kembali saya akan memori kurang lebih satu tahun yang lalu dengan lawan yang sama. Pada tahun yang lalu, setelah kekalahan tersebut pelatih kepala Persib Dejan Antonic mundur dari jabatannya.
Hal tersebut bukanlah sesuatu yang mengagetkan, karena beberapa minggu sebelumnya gelombang suara bobotoh sudah menyuarakan keinginan agar Dejan mundur dari jabatanya karena hasil yang kurang memuaskan baik dari segi permainan Persib, juga hasil akhir dari pertandingan.
Begitu pun dengan liga saat ini, selama gelaran liga 1 tak pernah sedikit pun saya mendengar suara positif dari bobotoh terkait permainan Persib. Walau sempat berada di papan atas, tapi rata-rata kemenangan atau hasil seri yang didapatkan Persib bukan karena permainan yang ciamik tapi lebih karena keberuntungan sehingga bobotoh sempat menjuluki tim ini si gede milik. Puncak rasa keheul itu pun terjadi malam ini, saat Persib tertinggal 2 gol dari Bhayangkara tetiba Bobotoh masuk ke lapangan dan hendak mencopot jersey pemain. Tentunya tindakan tersebut bertujuan agar pemain bisa lebih pride and fight ketika membela Persib. Pasca pertandingan, dimedia social banyak sekali bertebaran hashtag #persibutut, #djanurout, #revolusimanajemen dan lain-lain yang bernada negatif tuk Persib. Saya kira hal tersebut sangatlah wajar, karena untuk tim sebesar dan sekaya Persib yang memiliki basis supporter terbesar di Indonesia dengan kualitas pemain hampir semuanya bintang di setiap lini dan merata baik pemain utama maupun cadangan sebuah kekalahan bahkan hasil imbang merupakan kegagalan kolektif baik dari manajemen, tim pelatih dan pemain.
Lalu hal apakah yang harus dilakukan tim Persib ?
Mau tidak mau kualitas taktikal permainan tim ditentukan secara kolaboratif oleh tim pelatih. Walau isu jurig bench melanda, isu perekrutan pemain yang terlalu dicampuri manajemen tapi tim pelatih tetap harus bertanggungjawab atas miskinnya strategi, variasi serangan dan buruknya kualitas manajemen pertahanan yang terlihat dari tim Persib. Dengan hormat saya rasa pelatih kepala harus mau mengakui kegagalannya dan siap untuk mundur dari kursi tersebut. Toh seorang Louis Van Gaal yang mempersembahkan trophy Piala FA untuk MU saja bisa di pecat.
Manajemen Persib dari PT PBB harus mau mereformasi bahkan merevolusi dirinya. Pembentukan PT PBB sejatinya untuk menuju Persib yang lebih professional, bukan hanya professional dari segi manajemen administrasi keuangan tapi juga professional dalam menjalankan klub sepakbola. Job deskripsi dari setiap lini manajemen harus diperjelas. Siapa yang menjalankan roda administrasi keuangan, siapa yang bernegosiasi dengan calon rekrutan, siapa yang berhak menentukan rekrutan, dan siapa yang berhak mengatur strategi permainan. Agar tak ada lagi isu jurig bench, isu pemain emas, isu bukan pemaen kahayang pelatih. Kalau PT PBB tak mau melakukan hal tersebut, jangan salahkan kalau bobotoh semakin meradang dan antipati terhadap manajemen yang berakibat kritik semakin pedas dan mungkin saja aksi seperti di lapang tadi berlanjut.
Bagi bobotoh, label pemain bintang saja tidak cukup. Bobotoh berharap pemain tak hanya professional tapi juga benar-benar bermain dengan hati dan getihnya. Da atuh kurang naon maen di Persib mah, seumur-umur belum pernah dengan pemain Persib mengeluh gaji telat. Bahkan tak jarang selalu mendapatkan bonus di setiap kemenangan.
Pada akhirnya, sebagai seorang bobotoh saya berharap seluruh elemen tim Persib mau berbenah, mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan bahkan berani dengan ksatria mengundurkan diri dari jabatannya jika merasa gagal. Belum terlambat untuk menggapai tittle juara di Liga kali ini. Mohon maaf sib, sebagai bobotoh tak bisa berkontribusi banyak kepadamu. Saya hanya bisa beli tiket tanpa nyogok, beli jersey authentic hanya satu tiap tahun, beli kartu anggota Persib, bolos ngajar sataun hampir leuwih ti lima kali unggal poe sabtu/senen demi lalajo kamu, 3 poe 3 peuting bujur kapanasan di mobil travel pas awayday Bali.
Mengutip omongan kang Ajat Sudrajat sebagai pengingat untuk manajemen, pelatih, dan pemain: PERSIB BESAR KARENA CACIAN, PUJIAN HANYA RACUN
Penulis merupakan bobotoh yang berprofesi sebagai guru di SMK Lentera Bangsa Rengasdengklok Karawang dan SMKN 1 Pebayuran Kabupaten Bekasi, berakun twitter @gurungehek33 instagram ziefunk33

Ningali permainan persib vs BFC abdi nu awam…
1.Atep bermain jelek ttp dipaksakeun maen 90 menit…
2.pelatih lambat mengganti pemain..pergantian pemain selalu diatas menit 70…sampai 80..10 menit ga akan merubah keadaan..
3.percuma pemain asing mahal mahal tp tara di painkeun kumaha bade sae..main ngan 10 menit…..da bola utk striker na teu paruguh..
4.selalu berubah rubah total merombak pemain..
5.hapunten abdi mah teu tiasa sareng teu acan tiasa sumbangsih ka persib..mung tiasa ngucapkeun sareng ngadoakeun persib sing bangkit deui..
Curhatan ti urang lembur nu buru buru ti taraweh lulumpatan bisi katinggaleun maen..hehe
Paribasa :Nista Maja Utama” eta berlaku kna kondisi Persib ayeuna :
1.Blunder Rekrut pemain
2.STrategi pelatih teu jelas
3.Susah bangkit mlah terjermbab
4.Target juara ges susah ngejar point dgn hanya berharap tim lain kalah !
5.Kerjasama tim amburadul tidak ada kordinasi permainan.
6.tidak ada jendral lapangan+playmaker
7.tidak ad target man/gol getter kwas di tim lain min 2 striker stiap tanding.
8.jelas persib :seret gol, seret menang, jadi bulan bulanan tim lain.
9.
10
sok ah bsi aya nu nmbahan mah ……tahhhh
teu meunang komen soal whu didieumah sok dihapus aad m1n
Pantesan sababaraha kali nulis humu ratchum teu kaluar2 kommentna…
Ka wa DJANUR hapunten we di pecat
Pelatih sekelas CLAUDIO RANIERI anu nganterkeun LEICESTER juara untuk yang pertama kalinya oge di pecat
Pelatih MOURINHO oge di pecat anu boga gelar SPECIAL ONE ku club CHELSEA
Ieu PERSIB PEMAIN GEUS HARADE, MARQUE PLAYER AYA, GELANDANG NUMPUK, TEU BISA NYIEUN FORMASI NU ELIT SAEUTIK.
ABDI MAH ABDI
ABDI NGAN ABDI
ABDI LAIN ANJEUN
ITULAH ABDI
Tambahan na …
#DJANUROUT
#REVOLUSIMANAGMENT
teu bisa disebut dejavu da kondisina jauh beda, era pelatih saacanna walau hese meunang tp aya usaha ngalakukeun perubahan strategi di tiap pertandingan. era pelatih nu ayeuna, geus dikritik bebeakan masih keneh make strategi nu sarua ngan komposisi pamaen nu beda.
pelatih saacanna di kritik teu nepi sabulan langsung mengundurkan diri, pelatih nu ayeuna geus dikritik ti musim kamari soal strategi nu monoton tp masih keneh kandel bengeut.
jelas etamah lain dejavu.
Pelatih yang kurang mengenal karakter dan potensi setiap pemain akan kesulitan menerapkan pola, skema, formasi, dan strategi permainan terbaik di setiap pertandingannya…..
* Waktu c. Dejan melatih Persib dulu terlihat c. Dejan banyak mendatangkan pemain-pemain baru yang sudah c. Dejan kenal baik karakter dan potensinya masing-masing…tapi apa daya begitu digabungkan dengan pemain-pemain lama Persib ( yang mungkin belum terlalu c. Dejan kenal baik karakter dan potensinya ) terlihat berjalan kurang baik, kurang padu dalam bermain mengakibatkan strategi tidak berjalan dengan mulus.
* Waktu c. Djanur melatih Persib sekarang terlihat c. Djanur kurang berani dan percaya menurunkan pemain-pemain baru ( terutama yang baru pertama kali bermain di liga Indonesia ) mungkin c. Djanur belum mengetahui betul karakter dan potensi si pemain… Di beberapa pertandingan c. Djanur lebih memilih starting eleven pemain itu-itu saja ( pemain-pemain lama Persib atau pemain-pemain yang pernah bermain di liga Indonesia yang sudah c. Djanur kenal betul karakter dan potensinya )…tidak berani mengeksplor pemain-pemain lainnya menyebabkan pola yang dipakai itu-itu saja…akibatnya lawan dengan mudah membaca pola bermain yang diterapkan c. Djanur di setiap pertandingan.
Janur maksakeun teuing si henhen rela ngabuang toncip, dream tim ditukang nyaeta : JUVE-PLADO-TONCIP-SUPARDI///kembalikan posisi bek kanan pada supardi dan kiri Toncip, demi masuknya si henhen ngorbankeun toncip terus ngarobah naluri supardi jadi bek kiri eta blunder janur, ulah nyalahkeun teuing pemain depan sepakbola modern pemain tukang nentukeun kemenangan dan mencetak gol…tempo maen si henhen asa can pantes, mun eta titipan managemen langkung sae janur keluar margi dipaksakeun oge moal baleg da nu di hujat ku bobotoh mah pasti ka akang janur
can nempo si henhen boga visi bermain bola, murni tekbook ceuk pelatih eta nu disebut permainan persib monoton bisa kabaca lawan salah satuna paktor bek,..
contoh bek yg punya visi toncip,juve,supardi apalagi vlado bukti waktu gol febri murni umpan terobosan vlado disitu ada momentum disaat gelandang dipresing lawan sy berharap kembalikan formasi belakang insya allah ada perubahan
#duokumisout